8 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Serunya Lomba Ngibing PSB Buleleng: Dari Gaya Merayu Cewek, Odong-odong, hingga Macan Tutul

Sonhaji AbdullahbySonhaji Abdullah
November 4, 2024
inKhas
Serunya Lomba Ngibing PSB Buleleng: Dari Gaya Merayu Cewek, Odong-odong, hingga Macan Tutul

Komang Hendi Darmawan ngibing bersama penari Komang Erni Sri Wahyuni | Foto: tatkala.co/Son

DI atas panggung, penari memiliki hak dalam mengeksplorasi gerakan dengan tubuh yang ia punya juga pakemnya sebagai penari. Dan pada perlombaan ngibing di Sasana Budaya oleh Paguyuban Seniman Bali (PSB) Buleleng pada Minggu, 3 November 2024 malam itu, seakan mengembalikan tarian Joged Bumbung dari nilai sempit, Joged Jaruh—alias porno itu, kepada ranahnya yang sesuai: keindahan dan hiburan rakyat.

Erotisme pada tubuh penari, terutama dalam tarian Joged Bumbung, tidak bisa dielakkan. Tapi, bagaimana cara pengibing memandang, adalah bagian terpenting menjadikan tarian itu sebagai gerak estetika dan merdeka.

Penari perempuan dan pengibing—yang dilakukan oleh laki-laki atau perempuan—umumnya membangun cerita di atas panggung secara spontan, dan menarik.

Di panggung Sasana Budaya malam itu, misalnya. Para penonton yang di dalamnya terdiri dari anak-anak dan para orang tua itu, seakan mendapat satu hiburan yang hidup. Mereka menebak-nebak cerita si penari dan si pengibing di atas panggung menceritakan apa.

Ketika alat musik gamelan (rindik) dari bambu itu sudah ditabuh, Komang Erni Sri Wahyuni (28), penari Joged dari Seka Joged Karya Remaja, Desa Sari Mekar, Buleleng, sebagai penampil pertama datang dengan gerakan yang realtif pelan, lemah gemulai.

Komang Hendi Darmawan ngibing bersama penari Komang Erni Sri Wahyuni | Foto: tatkala.co/Son

Tangannya meliuk dengan jari-jari yang lentik. Kakinya pelan, dengan anggun membawakan tarian dan tubuh cantiknya. Puspa Winangun, itulah nama tabuh yang mengiringi Komang Erni menari.

Tabuh dan tarian itu mempresentasikan gadis desa yang sedang kasmaran. Perawan. Komang Erni membawakannya dengan penuh perasaan dan penghayatan. Di tengah tarian, setelah ia menggibaskan slendangnya—yang seperti menggibaskan rambutnya yang panjang itu—kipas dikibarkannya di tengah tarian. Ia menari dengan kipas. Ia menari dengan cantik dengan jiwanya yang berbunga-bunga.

Sementara Erni masih menari, dari arah barat, Komang Hendi Darmawan (48), penonton, di dorong teman-temannya untuk segera ngibing. Tampaknya, ia agak malu-malu. Itulah barangkali cerita yang hendak dibangun.

Komang Erni Sri Wahyuni mendapat ibingan macan tutul dari seorang pengibing | Foto: tatkala.co/Son

Di atas panggung, beberapa langkah ia berjauhan dengan Komang Erni, seperti memberi space percakapan batin barangkali.

Lelaki paruh baya itu kemudian ngibing dengan lihai. Tangannya meliuk dengan badannya yang lincah berpindah pijak. Matanya penuh rayuan. Sebuah awalan yang bagus untuk menyambung cerita: didorong-dorong teman.

Sederhananya Etika Ngibing

“Saya suka ngibing. Tadi itu gaya merayu..” kata Komang Hendi. “Bahwa lelaki, saat mendekati perempuan, itu tidak boleh terburu-buru, kita harus memberikan waktu dan membuat penasaran si perempuan,” lanjutnya.

Pandangan Komang Erni seketika tajam, seperti mempertanyakan siapa lelaki yang datang itu, sebagaimana ia mencitrakan sebagai gadis desa dalam buruan lelaki yang misterius. Ia lalu menarikan, sesuai apa yang diwacanakan—cerita yang dibangun Komang Hendi.

Mula-mula mereka berjauhan, musik seketika berubah menjadi cepat. Mereka berdekatan kemudian, seakan memberi isyarat, lelaki itu telah berhasil membujuknya—untuk didekati. penonton bersorak, anak-anak bersorak. Tarian itu selesai dengan salaman.

Tu Meli ngibing dengan Fitri Yudiastuti | Foto: tatkala.co/Son

“Dalam ngibing, yang penting tidak boleh melakukan tindakan yang tidak senonoh. Itu gak boleh. Harus sopan, harus berseni, menghibur!” tegas Komang Hendi.

Berbeda dengan Dida (20) dalam gaya ngibing-nya. Ia justru melakukan gaya tarian macan tutul—istilahnya sendiri—yang agresif. Dari arah yang sama, barat, ia menekuk lututnya dan sorot matanya sangat tajam seakan macan sedang melihat mangsanya.

Tetabuhan semakin keras—melihat agresifitas Dida. Ia menarikan gaya macan kemudian. Tangan seperti hendak mencakar. Ia seperti mempresentasikan sebagai lelaki penuh energik dan kesatria. Sesekali ia mengelilingi tubuh sang penari. Ketika musik pelan, ia mendekati penari itu.

Di sini, Komang Erni seperti ketakuan. Ia mencitrakan gadis desa yang difensif. Tetapi di tengah cerita bahwa lelaki itu ksatria, ia menari mendekati Didu. Mereka menari dengan harmonis.

Ibu-ibu, bapak-bapak, dan anak-anak saat menonton lomba ngibing PSB | Foto: tatkala.co/Son

Di sini, gaya tarian pada pengibing dan penari, memiliki kontak sosial dalam membangun cerita, barangkali melalui batin tadi. Bagaimana konflik diciptakan dengan plot yang spontan. Tentu, ini tidak mudah dan di situlah salah satu bagian menghiburnya. Bercerita.

Seperti pada penari yang ke dua, Fitri Yudiastuti (40), di sana ia menarikkan tarian Sekarjepun lebih dulu.

Pada tarian yang ia bawakan, lebih energik dari tarian Puspa Winangun. Tarian Sekarjepun adalah tarian yang mengisahkan tentang bentuk kegembiraan para petani pasca panen. “Sebab itulah tariannya energik. Berbeda dengan tarian sebelumnya yang lebih lembut,” kata Fitri.

Sebagai peserta ngibing, Tu Meli (25) yang juga memiliki latar belakang penari, seolah tahu apa yang harus dilakukan. Ia ngibing dengan energik pula. Bahkan, di tengah mengibing, seperti sudah paham, si penari meladeni Tu Meli dengan gerakan odong-odong (numpak jaran), pergi mengitari space di panggung dengan cara berantai, atau sebagaimana odong-odong itu pergi berjalan. Hepi. Geyal-geyol, Semeton.[T]

Reporter/Penulis: Sonhaji Abdullah
Editor: Jaswanto

Kesenian Joged Bumbung, Warisan Budaya yang Populer dan Problematik
Belajar dari Penertiban Joged Era Belanda
Tari Joged, Dulu Dipingit, Kini Diumbar
Ratih Ayu Apsari Kampanye Joged Bumbung di Jalanan Berkeley, California
Seribu Mahasiswi Undiksha Menari Joged Bumbung Serentak, Bayangkan Betapa Hebohnya…
Tags: joged bumbungjoged jaruhngibingPaguyuban Seniman BaliTari Joged Bumbung
Previous Post

Belajar Bahasa Bali dari Komik Beluluk

Next Post

Merajut Keberagaman, Belajar Buddhisme Hingga ke Negeri Gajah Putih Bersama Para Bikkhu

Sonhaji Abdullah

Sonhaji Abdullah

Kontributor tatkala.co

Next Post
Merajut Keberagaman, Belajar Buddhisme Hingga ke Negeri Gajah Putih Bersama Para Bikkhu

Merajut Keberagaman, Belajar Buddhisme Hingga ke Negeri Gajah Putih Bersama Para Bikkhu

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sastrawan Harus Miskin: Panduan Praktis Menyalahkan Negara (dan Sedikit Menyindir Masyarakat)

by Pry S.
June 8, 2025
0
Sastrawan Harus Miskin: Panduan Praktis Menyalahkan Negara (dan Sedikit Menyindir Masyarakat)

AKHIR Mei kemarin, Kompas menerbitkan sebuah feature bertajuk ‘Sastrawan Tak Bisa Menggantungkan Hidup pada Sastra.’ Liputan ini dibuka dengan narasi...

Read more

Wayang Kulit Style Bebadungan, Dari Gaya Hingga Gema

by I Gusti Made Darma Putra
June 7, 2025
0
Ketiadaan Wayang Legendaris di Pesta Kesenian Bali: Sebuah Kekosongan dalam Pelestarian Budaya

JIKA kita hendak menelusuri jejak wayang kulit style Bebadungan, maka langkah pertama yang perlu ditempuh bukanlah dengan menanyakan kapan pertama...

Read more

Efek Peran Ganda Pemimpin Adat di Baduy

by Asep Kurnia
June 7, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

PENJELASAN serta uraian yang penulis paparkan di beberapa tulisan terdahulu cukup untuk menarik beberapa kesimpulan bahwa sebenarnya di kesukuan Baduy...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi
Persona

I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi

ISU apakah sastrawan di Indonesia bisa hidup dari sastra belakangan ini hangat diperbincangkan. Bermula dari laporan sebuah media besar yang...

by Angga Wijaya
June 8, 2025
Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025

AWALNYA, niat saya datang ke Ubud Food Festival 2025 sederhana saja, yaitu bertemu teman-teman lama yangsaya tahu akan ada di...

by Julio Saputra
June 7, 2025
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co