2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Refleksi 2 November: Mencari Makna di Balik Perubahan Teknologi

Petrus Imam Prawoto JatibyPetrus Imam Prawoto Jati
November 2, 2024
inEsai
Refleksi 2 November: Mencari Makna di Balik Perubahan Teknologi

Ilustrasi diolah tatkala.co dari Canva

PADA 2 November 2022, Indonesia resmi meninggalkan siaran televisi analog dan beralih ke siaran digital. Bagi sebagian besar dari kita, ini mungkin sekadar perubahan teknis—tapi apakah kita sudah benar-benar siap?

Di tengah antusiasme dan juga kebingungan masyarakat, kita perlu menggali lebih dalam, apa makna perubahan ini bagi kita sebagai sebuah bangsa? Apakah kita hanya sekadar “beralih” atau sebenarnya sedang dihadapkan pada sebuah momen yang bisa membawa kita ke dalam sebuah perjalanan besar menuju masa depan digital?

Pengalihan ini bukan hanya persoalan teknis yang menyoal gambar dan suara yang lebih jernih, tapi juga cerminan dari cara kita bergerak maju, beradaptasi, dan mengelola dampak dari perkembangan teknologi dalam kehidupan kita sehari-hari.

Sherry Turkle, seorang psikolog sosial sering mengingatkan bahwa teknologi seharusnya menghubungkan kita secara manusiawi, bukan malah membuat kita terjebak dalam alienasi (Turkle, 2011). Jadi, dalam konteks siaran digital, bagaimana kita bisa mengembangkan teknologi yang tidak hanya canggih tetapi juga mampu menyatukan, mendidik, dan memberdayakan masyarakat Indonesia?

Peluang Konten Lokal  di Era Digital

Dengan siaran digital, sebenarnya adalah membuka peluang yang semakin luas bagi konten lokal. Teknologi ini memungkinkan lebih banyak saluran penyiaran, sehingga produsen konten lokal, yang sebelumnya mungkin terabaikan, dapat memiliki ruang untuk berkembang. Namun, apa maknanya bagi masyarakat luas?

Dalam siaran digital, konten budaya lokal kini memiliki panggung baru untuk menampilkan kekayaan seni dan identitas yang menggambarkan Indonesia yang kaya. Namun, kita juga harus mengakui banyaknya tantangan yang dihadapi oleh para pengembang konten lokal ini. Ambil contoh misalnya, soal biaya produksi, penyiapan teknologi yang lebih canggih, dan persaingan dengan konten global yang telah mapan, di mana hal-hal tersebut bisa menjadi kendala tersendiri.

Nicholas Carr, seorang kritikus teknologi seringkali mengingatkan bahwa setiap teknologi baru membawa konsekuensinya sendiri, terutama bagi mereka yang kurang siap (Carr, 2010). Hal ini sepertinya juga berlaku di sini, bahwa konten lokal yang kurang didukung oleh kemajuan teknologi,  mungkin terpinggirkan oleh konten internasional yang lebih profesional.

Namun di sisi lain, potensi ekonomi dari siaran digital dapat berdampak pada perekonomian daerah. Misalnya, jika sebuah daerah mampu menyajikan konten yang unik, seperti budaya, kuliner, atau wisata lokal, dampaknya bisa sangat positif. Konten semacam ini bukan hanya memberikan hiburan, tapi juga berfungsi sebagai media promosi yang berdampak langsung pada roda perekonomian masyarakat lokal.

Peralihan ini juga merupakan upaya Indonesia untuk bersaing di tingkat global. Siaran digital membawa standar penyiaran kita ke level internasional, dan ini memungkinkan kita untuk berdiri sejajar dengan negara-negara lain dalam teknologi penyiaran.

Jaron Lanier, seorang pionir internet dalam karyanya sering membahas bahwa teknologi seharusnya memberi kita lebih banyak “pilihan”, bukan membatasi kita dalam satu cara berpikir atau berperilaku (Lanier, 2010). Siaran digital memberi kita kebebasan untuk mengekspresikan keunikan budaya lokal yang sangat kaya dan beragam ini, dengan membawa narasi kita sendiri ke panggung dunia.

Konsekuensinya, hal ini menuntut kita untuk berpikir lebih inovatif. Penyiar lokal perlu menyesuaikan diri dengan cara kerja digital, memanfaatkan platform yang lebih canggih, dan beradaptasi dengan cepat. Pemerintah dan pelaku industri harus memastikan bahwa siaran digital ini bukan sekadar “ikut-ikutan global”, tetapi menjadi langkah pasti untuk menuju industri penyiaran yang mandiri dan kompetitif.

Sementara itu, masyarakat diharapkan bisa melihat bahwa sesungguhnya digitalisasi ini adalah peluang bagi generasi muda untuk menciptakan dan menguasai teknologi, bukan hanya sebagai pengguna pasif, atau lebih prah lagi bahkan menjadi korban teknologi.

Kesadaran Digital dan Transformasi Masyarakat

Lebih dari sekadar teknologi, peralihan ini juga membawa suatu misi edukasi yang penting kepada masyarakat. Sherry Turkle pernah menekankan bahwa kita perlu mengembangkan hubungan yang lebih sehat dengan teknologi agar kita tetap bisa “menjaga kemanusiaan kita” di tengah derasnya arus digital (Turkle, 2015).

Peralihan ini seharusnya menjadi momen bagi masyarakat untuk semakin sadar akan peran teknologi dalam kehidupan mereka, bukan hanya dari sisi konsumsi konten melulu, tetapi juga dalam cara mereka memproduksi dan memproses informasi. Tidak pasif dalam penggunaan teknologi namun aktif dan proaktif.

Ada beberapa tantangan dalam hal ini. Banyak dari anggota masyarakat yang masih belum memiliki akses ke perangkat digital atau mungkin kurang mengerti dengan baik cara menggunakannya. Dalam era digital ini, tentu saja risiko kesenjangan akses teknologi menjadi semakin tinggi.

Seorang penulis teknologi, Douglas Rushkoff mengingatkan, bahwa teknologi tidak boleh hanya bermanfaat bagi segelintir orang, melainkan harus menciptakan kesempatan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat (Rushkoff, 2013). Pemerintah memiliki peran penting di sini, untuk mengatasi kesenjangan akses teknologi dan memastikan bahwa transformasi digital ini bisa inklusif, artinya terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat.

Transformasi digital ini adalah suatu panggilan untuk semua pihak, bukan hanya untuk penyedia teknologi saja, tetapi juga bagi masyarakat luas yang menggunakan teknologi tersebut. Di sinilah kesadaran digital menjadi penting, terutama dalam memahami cara kerja media dan dampaknya pada pemikiran kita sehari-hari. Dengan demikian, literasi digital tidak hanya penting bagi kalangan terdidik saja, tetapi bagi semua orang, siapa pun juga, yang terlibat dalam ekosistem digital di mana semuanya saling terhubung.

Lompatan Besar atau Sekadar Euforia Kosong

Pada akhirnya, kita harus jujur bahwa peralihan siaran televisi dari analog ke digital ini lebih dari sekadar urusan teknologi atau kualitas gambar. Ini adalah sebuah lompatan besar menuju masa depan digital, yang menuntut kita untuk tidak hanya mengikuti arus, tetapi berperan aktif, kritis, dan penuh kesadaran.

Nicholas Carr pernah mengingatkan betapa pentingnya kita mengukur dampak teknologi terhadap kehidupan manusia, bukan sekadar mengagumi kecanggihannya (Carr, 2014). Jika tidak, kita hanya akan menjadi penonton pasif yang kehilangan inti kemanusiaan di balik gemerlapnya digitalisasi. Ini adalah panggilan bagi kita semua, khususnya generasi muda, untuk mengembangkan kesadaran baru bahwa transformasi digital ini membawa dampak besar dalam tatanan sosial.

Teknologi bukan sekadar tren, tapi katalis yang mempengaruhi cara kita berpikir, berkomunikasi, dan melihat dunia. Tanpa pemahaman yang mendalam, peralihan ini bisa menjadi senjata yang merugikan kita sendiri. Apakah kita benar-benar siap menghadapi tantangan ini atau sekadar mengangguk tanpa paham konsekuensinya?

Kita tidak bisa menyambut era digital ini hanya dengan euforia kosong. Transformasi ini akan memberikan manfaat nyata dan berkelanjutan hanya jika kita mau untuk belajar dan terus kritis. Mari kita berhenti menjadi penonton dan mulai menuntut hak serta tanggung jawab kita dalam dunia digital. Jika kita tidak memiliki kesiapan dan pemahaman yang matang, semua ini hanya akan menjadi tambahan beban dalam perjalanan kita sebagai masyarakat.

Sikap terbuka, tapi tetap kritis, adalah senjata kita untuk bergerak maju tidak hanya sebagai pengikut, tetapi sebagai masyarakat yang solid, siap, dan berdaya dalam menghadapi masa depan yang menantang. Selamat berjuang![T]

Transformasi Radio: Menolak Mati dalam Gelombang Digitalisasi
Media Sosial : Arena Perlawanan Rakyat Indonesia
Anak-anak dan Media: Antara Manfaat, Bahaya, dan Pembentukan Identitas
Tags: komunikasimediateknologi informasitelevisi analogtelevisi digital
Previous Post

Semangkuk Gule dan 20 Ekor Kambing Muda untuk Kenikmatan Menonton Voli Tajun Cup

Next Post

Masima Krama Toska: Membangun Kebersamaan

Petrus Imam Prawoto Jati

Petrus Imam Prawoto Jati

Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah

Next Post
Masima Krama Toska: Membangun Kebersamaan

Masima Krama Toska: Membangun Kebersamaan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co