30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Seni; Apresiasi & Kapital – Sambutan untuk Pameran Tunggal I Ketut Jaya di Galeri Maya Sanur

I Made Pria DharsanabyI Made Pria Dharsana
October 18, 2024
inUlas Rupa
Seni; Apresiasi & Kapital – Sambutan untuk Pameran Tunggal I Ketut Jaya di Galeri Maya Sanur

I Ketut Jaya dan penulis

  • Artikel ini dibacakan saat memberi sambutan untuk pembukaan pameran tunggal  I Ketut Jaya, dengan tajuk “Mengisi Hari Mengasah Rasa”, di The Gallery Maya, Sanur, Jumat, 18 Oktober 2024

DALAM wacana perkembangan seni rupa dunia, apapun alirannya, dan sekarang kontemporer, semua mendapatkan penghargaan yang setara di mata seni. Tidak seperti sebelumnya, di mana telah terjadi dikotomi seni tinggi dan seni rendah—sebuah kegagalan dari wacana seni yang bergulir di Eropa Barat untuk membaca perkembangan seni diluar kebudayaanya sebagai yang bukan “avant garde”.  Tentu hal itu terjadi akibat dari sistem koloni, di mana kebudayaan di luar negara-negara Eropa dipandang sebagai seni yang berbau antropologis.

Berkembangnya seni di luar mainstream seni rupa yang dikenal selama ini, adalah buah dari perkembangan seni kontemporer. Seni-seni yang berbasis seni daerah atau suku pedalaman, menjadi seksi untuk dikemas ke permukaan sebagai tawaran alternatif baru untuk memperkaya khasanah seni rupa dunia.

Seniman dengan Teknologi

Hari ini, seni yang berbasis dan terinspirasi dari lokalitas menyeruak ke permukaan sebagai kekayaan tersembunyi. Apalagi teman-teman yang berkelindahan dengan adat/tradisi yang begitu kental di Bali. Sebagai insan kreatif, dengan berbagai wahana yang disodorkan hari ini oleh teknologi, seharusnya seniman menggunakannya seefektif mungkin untuk ajang promosi, pengenalan diri, juga bertemunya seniman dan apresiator.

Karya-karya I Ketut Jaya

Bagaimana perkembangan seni di tengah industri atau kapitalis me dewasa ini?

Apakah menjadi tantangan dalam berkesenian atau tergerusnya endapan cerminan atau potret situasi politik, atau apapun namanya, bagi seniman dalam mengangkat bacaannya ke dalam kanvas?

Terakhir ini, euforia terjadi untuk mengangkat seni yang berakar dari seni tradisi yang diolah dan dipersembahkan sebagai  bagian dari perkembangan seni kekinian, menyeruak di tanah air, terutama di Bali

Tapi, kembali kepada tugas seorang seniman sebagai katalis, sebuah bunga bunga kebudayaan, seniman sebagai soft power kebudayaan, kerja seniman tidak semata hasil sebagai tujuan. Tapi proses. berkesenian adalah way of life dan karya seni mempunyai destiny dan pada saatnya akan ketemu dengan apresiatornya.

Seni dan perubahan sebuah keniscayaan. Godaan endonisme apakah dapat dihindari di tengah hiruk pikuk dunia tanpa batas? Namun apresiasi di zaman sekarang apakah mengalami perubahan dengan lahirna gen milineal dan gen Z?

Seniman mempunyai waktu dan perenungan, justru seniman mempunyai jarak untuk jeda, berhenti sejenak untuk merenungi perjalanan dan memulai perjalanan kembali dengan kesadaran.

Karya-karya I Ketut Jaya

Sejauh mana seniman dapat membuat jarak dengan pasar atau membuka diri terhadap apresisi penikmat di tengah ego seniman?

Satu seniman dan seniman lainnya mempunyai pengalaman empiris yang berbeda, dan dari perbedaan kesadaran ini, tercipta karya yang berbeda.

Market mengalami fluktuasi, seperti ombak, ada pasang juga surut seniman, seperti halnya pendeta. Berfikir seimbang menghadapi keduanya.

Karya seni adalah artefak, di mana kesadaran dan catatan perjalanan seseorang tercatat. Sesuatu dari karya itu tercipta, dan nilai kemnusiaanya justru disitu. Tugas seniman adalah berkarya biarlah market bekerja dengan caranya. Suatu ketika modal kebudayaan dan modal ekonomi akan bersatu dan bersinergi.

Makna Sebuah Karya

Sebuah gambar bisa bertutur,
lewat ragam warna yang melebur,
di bentang alam disekitar sang pentadabur,
yang tak takabur dan mau jujur,
tentang laut yang ajarkan syukur.

Laut selalu mampu meredam kalut,
bahkan tentang ekonomi negeri yg carut marut,
deburnya terus mengulang “jangan takut”,
selama iman kita tak tercerabut,
Penciptamu tahu kapan kita patut
memiliki kekayaan berlimpah seperti laut

Laut memancarkan kekuatan
Dan memanjakan dengan keindahan
Laut tak menyebut pengorbanan
Melainkan Kesediaan dan Kemurahan
atas tangkapan kandungannya terutama ikan.

Laut sudah amat tua,
perkasa dan tak pernah lupa
tentang sejarah negeri digjaya
Armada Sriwijaya melewati jalur sutra
dilalui perahu negeri- negeri tetangga
sebagai bentang luas menuju sejahtera.

Laut masih akan selalu menjanjikan sejahtera
bagi sesiapa yang tahu cara meminta
dengan sangat patut dan bijaksana
tanpa mengeruk paksa yang berbuah bencana,
hanya pinta bijak yang bersahaja dan beretika.

Laut itu gemerlap indah dalam harmoni
bagai sebongkah tepi syurga yang jatuh ke bumi
tepat di hamparan elok Ibu Pertiwi.
Untuk menikmatinya siapa saja harus berani
menggunakan fikir, dzikir dan kerendahan hati.

(disadur dari; Bening, Oktober 2024)

***

Ada banyak hal dalam kasat mata tak terbaca, apakah itu politik, arah ekonomi dan ketidak siapan rakyat akan pemerintahan. Alam selelu memberi arti bagi kehidupan kemarin, kini pun esok.

Tak banyak yang mampu membaca tanda alam. Atau mata batin sudah tertutup keduniawian.

Entahlah, mungkin seniman..
Gaung didengungkan dalam janji di atas buku
Agama
Apakah hanya sebatas ucapan
Tanpa makna.

Sumpah tanpa takut akibat nya
Di negara yang mengaku paling beragama
Kala laut dikeruk isinya
Sekarang dikeruk pasirnya untuk meninggikan
Pulau seberang yang semakin meluas
Kita. Semakin tenggelam

***

Bagaimana dengan karya-karya Ketut Jaya alias Kaprus berbicara banyak tentang bagaimana sebuah karya water color disajikan dari sebuah perenungan, kadang  langsung on the spot di lokasi memberi dan mewarnai dalam keindahannya.

Bagaimana dan ke mana arah pencapain Ketut Jaya  dalam berkarya? Kenapa mengambil media kertas dengan water coulor?

Dan Ketut Jaya menjawab:

“Dalam berkarya;  bagi saya karakter media cat air itu unik. Harus .belajar sabar dalam proses berkarya. Penuh pertimbangan (bisa diterapkan dalam hidup), kenapa demikian, karena media  putih kertas sangat membantu karakter karya di media cat air itu. Dalam proses tahapan berkarya ada spontanitas, bentuk-bentuk yang  terjadi. Ada kesan bermain dalam mencampur warna. Betul-betul refresh perasaan dalam proses karya cat air.

Karya I Ketut Jaya

Selain itu mudah di bawa kemana saja karena saya suka jalan-jalan. Bisa gampang untuk mendokumentasi tempat, suasana yang saya kunjungi. Sebagai catatan perjalanan, mengangkat kesan yang dituangkan ke dalam karya.

Sebenarnya, seperti repleksi diri yang agak emosional,  media cat air bagian proses ke diri sendiri. Proses mengendalikan emosi, dimana ada saat menahan diri agar tidak kebablasan, juga karena  ada moment atau obyek yang harus kita pindahkan ke media cat air.”

Apa tantangan cat air?

“Karakter cat air terbentuk dari spontanitas menimbulkan artistik luar biasa bagi saya. Sesuai moment atau obyek yang kita rekam di kertas.

Tantangan melukis di alam. Berpacu dengan waktu.cahaya. Moment. Tapi justru karena itu kadang bisa membuat suatu karya luar biasa artistik. Tanpa sadar juga saat itu mendapatkan sepirit (aura) tempat obyek yang kita lukis, yang juga bisa dibawa suatu saat dlukis abstrak di studio.

Cat air juga melatih kepekaan rasa, insting, kelenturan menggores (artistik) belajar komposisi. Belajar warna. Kenapa suka ke alam, karena alam guru utama berkesenian.”

Penulis (paling kanan) dan I Ketut Jaya (nomor 2 dari kiri) bersama pengunjung pameran | Foto: Dok. Pria Dharsana

Semoga karya Bli Kamprus dapat apresiasi positif bagi perjalanan berkeseniannya.

Bali Sasih Kapat 18 November 2024

Resonansi Keberadaan: Pameran Tunggal Aprililia di Sika Gallery Ubud
Gelar Pameran ke-18, Edi Bonetski Sebut Diri Bukan Pelukis
Upload ke Dunia Nyata, Sebab Dunia Tak Selebar Layar : Catatan Pameran TA Mahasiswa Seni Rupa Undiksha
Hardiman; Sekali Lagi, Jalak Bali
“Weaving The Colours of The Archipelago”, Pertiwi Negeriku Toba Exhibition

Tags: Pameran Seni RupaSeni Rupa
Previous Post

4 Klub Top di Semifinal Tajun Cup V: Pemenang vs Pemenang, “Apah” vs “Akasa”

Next Post

Semarak Sanur Village Festival 2024, Pesta Rakyat dan Kreativitas yang Gegap Gempita

I Made Pria Dharsana

I Made Pria Dharsana

Praktisi, akademisi dan penggiat Prabu Capung Mas

Next Post
Semarak Sanur Village Festival 2024, Pesta Rakyat dan Kreativitas yang Gegap Gempita

Semarak Sanur Village Festival 2024, Pesta Rakyat dan Kreativitas yang Gegap Gempita

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co