POHON JAKA dalam ritual keagamaan Hindu Bali lebih dari sekadar pohon biasa; ia adalah simbol yang kaya akan makna spiritual dan budaya. Pohon ini melambangkan kehidupan, kekuatan spiritual, keseimbangan kosmis, penyucian, hubungan dengan leluhur, serta pelestarian tradisi. Penggunaan berbagai bagian dari pohon Jaka dalam upacara dan ritual mencerminkan keterkaitan yang mendalam antara manusia, alam, dan Tuhan, yang menjadi inti dari kehidupan spiritual masyarakat Bali.
Tradisi adat Ngunya Desa di Desa Adat Kwanji mempergunakan papah Jaka sebagai salah satu sarana upakara penting. Ngunya Desa adalah prosesi ritual dimana masyarakat Desa Kwanji mengusung Keris sebagai perlambang “Wit” asal mula Desa Kwanji yang bergelar Ratu Gede Kawitan “Dalem Kwanji”, berkeliling desa dengan menghaturkan sesaji oleh umatnya yang dilakukan pada beberapa pelinggih yang ada di perempatan atau pertigaan jalan wewidangan (area) Desa Adat Kwanji. Tradisi ini digelar guna memohon kekuatan dan keberlindungan dari segala mala petaka serta terbebas dari sifat-sifat negative yang ada, sehingga tercipta keharmonisan bagi semua umatnya.
Gambar 1. Ratu Gede Kawitan Desa Kwanji Diusung oleh Salah satu Pemangku | Sumber: Dokumentasi I Nyoman Mariyana, Tahun 2024
Sebagai sebuah bentuk persembahan dan sujud rasa penghormatan terhadap kekuatan Ratu Gede Kawitan, maka penting kirannya, Papah Jaka yang digunakan pada ritual tersebut ditarikan sebagai bentuk simbol bala pasukan “Satus Kwanji”, menelisik pada aspek kesejarahan dari Desa Adat Kwanji seperti yang dijelaskan sebelumnya. Terlahirlah karya seni “Baris Jaka” sebagai perlambang pasukan “Satus Kwanji” yang siap “Ngabih” Ratu Gede Kawitan manakala “Ngunya Desa” dan menari setiap upacara piodalan di Pura Dalem Kwanji. Dengan ini, ada pesan naratif yang ingin disampaikan kepada setiap lahirnya generasi Kwanji. Melalui tarian ini, diharapkan ada pesan informasi dari kesejarahan Desa Kwanji yang disampaikan melalui karya seni (Tari).
Tari Baris merupakan sebuah tarian yang melambangkan keperkasaan dan kepahlawanan para prajurit yang siap berperang. Tari Baris Jaka secara khusus menggunakan Papah Jaka sebagai salah satu elemen penting dalam penampilannya.
Gambar 2. Penari Baris Jaka Desa Kwanji | Sumber: Dokumentasi I Nyoman Mariyana, Tahun 2024
1. Fungsi dan Makna Tari Baris Jaka:
a. Simbol Keperkasaan Prajurit.
Seperti tari Baris lainnya, Tari Baris Jaka melambangkan keperkasaan dan keberanian bala pasukan “Satus Kwanji”. Kata “baris” sendiri berarti barisan atau formasi prajurit, yang dalam tarian ini, para penari menggambarkan kesiapan dan semangat juang.
b. Penghormatan kepada Alam
Penggunaan Papah Jaka dalam Tari Baris Jaka, melambangkan penghormatan terhadap alam, khususnya pohon Jaka, yang memiliki nilai sakral dalam kehidupan masyarakat Bali. Daun Jaka yang digunakan juga mencerminkan hubungan manusia dengan alam dan spiritualitas yang mendalam.
c. Spiritualitas dan Tradisi
Tari Baris Jaka tidak hanya menggambarkan prajurit, tetapi juga mengandung unsur spiritualitas yang kuat, di mana tarian ini sering kali dipersembahkan dalam upacara keagamaan atau acara adat sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan Ratu Gede Kawitan-Dalem Kwanji.
2. Unsur Intrinsik Dalam Tarian
a. Kostum dan Properti Tarian
Tari Baris Jaka terdiri dari empat bagian: Pepeson, Pengawak, Pengecet, dan Pekaad. Para penari berjumlah 11 penari sebagai perlambang kekuatan semesta. Menggunakan vokal sebagai penguat kesan dan pesan yang ingin disampaikan. Para penari mengenakan kostum tari Baris yang didisain dengan gaya “bebarisan” yang khas, dengan balutan warna poleng (hitam-putih) sebagai identitas warna “Ratu Gede Kawitan”.
Gerakan tari dalam Tari Baris Jaka mencerminkan gerakan prajurit yang gagah dan penuh semangat. Gerakan-gerakan ini terdiri dari langkah-langkah yang tegas, gerakan tangan yang dinamis, serta ekspresi wajah yang serius dan penuh konsentrasi. Setiap gerakan memiliki makna simbolis yang mendalam, mencerminkan kesiapan dan keberanian prajurit.
Properti tarian menggunakan Papah Jaka sebagai simbol “senjata”. Papah Jaka yang digunakan dalam Tari Baris Jaka, tidak hanya sebagai elemen dekoratif tetapi juga mengandung makna spiritual dan simbolis, mengingat pentingnya daun lontar dalam tradisi dan budaya Bali. Salah satu penari membawa senjata kober berlukiskan Hanoman sebagai bentuk kekuatan Ratu Gede Kawitan yang diusung oleh krama Desa Adat Kwanji.
b. Musik Pengiring:
Iringan Tari Baris Jaka diiringi oleh gamelan Gong Kebyar sesuai dengan kesan yang diinginkan. Muikalnya diciptakan guna memberikan suasana yang heroik dan mendukung dinamika gerakan tari dengan irama yang enerjik dan ritmis, menggambarkan semangat prajurit yang penuh daya juang. Proses penciptaan iringan ini hanya berlangsung 8 kali pertemuan bersama sekaa Gong Anak-Anak Semara Winangun Desa Adat Kwanji Sempidi.
c. Fungsi dan Konteks Ritual:
Tari Baris Jaka hanya dipentaskan dalam konteks upacara keagamaan, seperti odalan (perayaan hari jadi pura) atau upacara besar lainnya. Dalam konteks ini, tarian ini berfungsi sebagai bentuk persembahan kepada dewa-dewi dan leluhur, serta untuk memohon perlindungan, keselamatan, dan kesejahteraan.
Gambar 3. Tari Baris Jaka ditarikan Pada Upacara Mendak Agung, Serangkaian Upacara Ngusaba Desa-Ngusaba Nini Desa Adat Kwanji | Sumber: Dokumentasi I Nyoman Mariyana, Tahun 2024
Kesimpulan
Tari Baris Jaka adalah tarian yang menggambarkan keperkasaan prajurit “Satus Kwanji” sebagai perlambang ketulusan leluhur Kwanji dalam pengabdiannya kepada yang di Puja. Tarian ini tidak hanya menjadi bagian dari kekayaan budaya lokal, akan tetapi juga mengandung makna spiritual yang mendalam, mencerminkan hubungan yang erat antara manusia, alam, dan kekuatan Hyang Widhi. Tari Baris Jaka berfungsi sebagai bentuk penghormatan, perlindungan, dan perayaan dalam berbagai konteks ritual dan adat di Desa Adat Kwanji. Tari Baris Jaka menjadi Icon, Simbol, Desa Kwanji dengan berbagai Makna di dalamnya.
Kwanji, 30 September 2024
- Penanggung Jawab : Bendesa Adat Kwanji
- Pengarah : Jro Mangku Dalem Kwanji
- Ide, Konsep, dan Penata Iringan : I Nyoman Mariyana
- Penata Tari : I Putu Pradipta Utama
- Penata Kostum : I Putu Widia Antara