9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Staycation Sepasang Puisi (dan Penyairnya)

Sunaryo BrotobySunaryo Broto
September 23, 2024
inUlas Buku
Staycation Sepasang Puisi (dan Penyairnya)

Staycation Sepasang Puisi

BUKU Staycation Sepasang Puisi. Penulisnya, Chris Triwarseno. Cetakan: I, 2024. Ada 98 halaman terdiri dari dan 12 sketsa dan 60 puisi. Penerbit: Surya Pustaka Ilmu Grup dari Karanganyar, Solo, asal penulis. Buku ini lolos kurasi Festival Sastra Internasional Gunung Bintan 2024, seperti juga bukunya yang ke dua. Ini buku ke 3 yang semuanya sudah saya baca. Buku pertama : Bait-bait Pujangga Sepi. Buku kedua, Sebilah Lidah. Saya sudah membaca semuanya. Sekali baca hanya jeda 1-2 saat. Menarik untuk cepat menyelesaikan. 

Memang judulnya agak gimana untuk buku puisi. Covernya juga terkesan kekinian dengan gambar model AI (Artificial Intelligence) terkesan surealis. Sepasang kekasih berkepala buku, berpegangan tangan, di suatu kamar di atas kasur, memandang jendela besar pada sebuah kota dengan banyak gedung tinggi. Sedang banyak buku beterbangan di sekitarnya. Biasanya yang model begini penulisnya pun generasi milenial atau ke sini lagi. Beda dengan penulis generasi sebelumnya yang senang dengan gambar coretan tangan. Lihat cover buku sastra penerbit Balai Pustaka jadul, hampir semua gambar goresan tangan. Mungkin karena belum model menggambar dengan komputer.

Lihat judul-judul puisinya yang ada kata asing. Misal, Party Bendera Partai, Kopi Robusta dan Beaver Tail Pastry, Genosida dan Kuota Surga, Tuhan dan Google Map,Tahun Baru di Southway Inn Lama, Sepiring Kerinduan dalam Chicken Teriyaki, Notre-Dame Cathedral Basilica Berdiam. Kelihatan, latar penulisnya berpendidikan, berwawasan luas, mengikuti berita terkini dan sering bepergian.

Jangan kawatir, isi puisinya terkini. Tentang keseharian. Tentang anak, istri, seseorang, suatu kota dan kebanyakan tentang makanan. Kata-katanya banyak singkat, bergegas dan mengalir lancar. Kadang melompat. Saling kontrakdiksi. Tak apa. Profil puisinya sudah berkarakter.  

Prolognya menarik, Sajak-Sajak Gastronomi Molekuler oleh Royyan Julian. Royyan Julian adalah pengajar sastra, menulis prosa dan puisi. Salah satu penggalan alineanya, … koki dan penyair kreatif mampu mengombinasikan ragam molekul untuk melahirkan senyawa ‘baru’. Seniman profesional sanggup mengukur hasil dengan memprediksi transformasi macam apa yang bakal terjadi atas fusi dua atau lebih unsur yang telah disiapkan dengan saksama. Gaya pikir gastronomi molekuler inilah yang diterapkan Chris Triwarseno pada puisi-puisi kulinernya dalam Staycation Sepasang Puisi. Pada antologi tersebut, elemen-elemen boga tampil menjadi isu utama, sampingan, dan alat puitik. Sebagai konten isu, kuliner dalam buku ini beririsan dengan perkara cinta, politik, hingga spiritual.

Ya memang seperti itu yang saya rasakan. Lihat beberapa judulnya. Sepiring Kerinduan dalam Chicken Teriyaki, Seduh Sulang Secangkir Puisi, Khong guan dan Kepura-puraan, Kawan-Lawan Bersulang, Serapan Anggaran dan Sarapan Milyaran, Gudeg Itu Candu, Yogya Itu Rindu

Ada puisi dengan frase Jokpin, Selamat beribadah puisi, pada judul puisi, Puasa yang Berpuisi, Puisi yang Berpuasa. Meminjam istilah pada pengantar Royyan Julian, Puisi intertekstual dari sajak-sajak Joko Pinurbo. Masih ada yang lain. Intertekstual lagu dengan judul mirip. Pada Hari Minggu Kuturut Kau ke Kota. Intertekstual film Gadis Kretek pada puisi, Jeng Yah, Desahmu Abadi. Mirip frase Sapardi, Dukamu Abadi. Intertekstual Sapardi, Petisi Desember, … Sapardi mengkultus juni tak ada yang lebih tabah/ dirahasiakannya titik rindunya/ bagaimana denganku yang tak kausajakkan?

Juga pada Surat Kahlil untuk Tuan : Sayap-Sayap Patah. Melihat isinya sepertinya ingin menyentil Gibran yang calon wakil presiden terpilih. Tapi tak ada hubungannya antara Gibran dengan Kahlil Gibran, hanya sebatas nama. Mungkin bapaknya dulu waktu memberi nama anaknya ngefans pada penyair Lebanon itu. Juga tentang puisi Sayap-sayap Patah. Intertekstual kalau terlalu banyak kok rasanya mengganggu. Terlebih ini sudah buku ke tiga. Mestinya sudah “mandiri” dalam berpuisi. Tak banyak pakai frase media atau puisi lain.

Sebenarnya buku ini sudah diwakili isi puisinya dalam satu puisi ini. Baik sudut pandang maupun gaya bahasanya. Juga model puisinya. Kebetulan judul buku juga memakai judul puisi ini. Klop lah. Coba perhatikan. Staycation Sepasang Puisi /1/ sepasang puisi check in/ menuju kamar intuisi-imajinasi/ menyeret koper penuh ingatan/ setumpuk duka manis-tawa luka/ tersusun padat-ringkas di dalamnya /2/ sepasang puisi rebah setubuh/ memainkan bait-bait desah/ pada malam gemuruh gairah/ membisikkan banyak kisah/ yang kerap tak tersentuh /3/ aroma english breakfast tea/ menuntun mata sepasang puisi/ pada jendela-jendela kebebasan/ dengan sepasang sayapnya/ puisi bebas dari basa-basi /4/ sepasang puisi check out/ meninggalkan kunci pemaknaan/ pada resepsionis perempuan/ yang (tak) pernah staycation/ tersenyum palsu, tertawa luka.

Ada puisi deskriptif hanya dengan narasi. Sepertinya belum ada isinya, masih sampiran. Masih “buih-buih puisi.” Contohnya puisi ini. Sanur-Banjar Nyuh Melipat Jarak. pagi berlayar-sampan ombak riak-riak/ berpayung awan berarak/ Sanur-Banjar Nyuh melipat/ jarak pasir putih menghampar jejak/ malam berlabuh sajak-sajak/ pada dermaga batin yang sunyi/ tempat karma-karma lesap/ bersama desir dan sepi

Tentunya ada puisi yang menarik. Saya suka meski saya tahu, kami berbeda gaya berpuisi. Setelah Gerimis. lorong waktu adalah duka manis/ yang kutulis setelah gerimis/ serupa tatap matamu menangis/ /perjalanan ini adalah pemanis/ yang kukenang setelah gerimis/ serupa rayu cintamu romantis/ /pintu hatimu adalah magis/ yang kupuja setelah gerimis/ serupa lirik mantra ritmis// aku dan kamu adalah rumah estetis/ yang kita singgahi setelah gerimis/ serupa roman-roman dramatis

Senang ada puisi yang bisa dikenang. Meski lagi-lagi ujungnya meja makan, Ibu Menjahit Doa-Doa. /di malam tak berucap/ ibu menjahit doa-doa/ dari perca-perca takdir/ yang diyakini batinnya/ sedang menuju Tuhan/ / di terik-cekik/ ibu menuang peluh/ dalam secangkir senyum/ yang diyakini hatinya/ adalah anugerah Tuhan// segenggam beras,/ seikat bayam,/ dan sejumput garam/ dua piring sarapan/ ibu berbisik padaku,/ “Lihatlah senyum Tuhan di meja makan!”

Ada lagi yang enak dan menggambarkan penyairnya. Sajak Sajak Tak Beranjak. /kaulepas sajak/ sejak pagi pekak/ seiring kautanak/ nasib (yang) tak beranjak/ rapuh kakimu menjejak/ getir takdir menyesak/ doa tak henti kaulesak/ kemana perginya sajak?

Sebagai penutup buku ini, ada kata kunci : Staycation dari Kiki Sulistyo, seorang penyair. Saya kutip saja karena bisa mewakili gambaran puisinya. Dalam puisi-puisinya Chris gemar memasangkan kata-kata konkrit dengan kata-kata abstrak; dan kelihatannya ia agak terobsesi dengan itu. Misal: kamar intuisi-imajinasi, bait-bait desah, lorong takdir, kaki pertobatan, pembasuh keikhlasan, handuk pengakuan, jubah mandi keyakinan, dan seterusnya. Obsesi itu membuat gambar dan pikiran berselang seling; barang sehari-hari dan gagasan berimpitan, serupa pasangan-pasangan selingkuh.

Tanpa sadar apa yang tersaji dalam buku ini, penyair memang ingin menikmati staycation setelah capai bekerja pada jam dan hari kerja. Bukan hanya puisinya saja yang ingin relaks, penyairnya juga. Khas puisi dari seorang karyawan sebuah perusahaan produksi yang sibuk bekerja. Seperti juga saya lakoni dulu dan sekarang sudah punya kalender yang warna angkanya merah semua. Sudah leluasa untuk staycation sepanjang waktu. Bacalah! Sesekali staycation dengan puisi. [T]

(Bontang, 6 September 2024)

Tur Buku Puisi “Amerikano”, Memopulerkan Sastra ke 10 Titik Pulau Lombok
Buku Puisi “Blengbong” | Jejak Penting Kompetisi Puisi ala Umbu Landu Paranggi di Bali
Tumbuh Bersama Puisi – Ulasan (Lagi) Buku Puisi Andy Sri Wahyudi
Tags: buku puisikumpulan puisi
Previous Post

Mengenang 13 Tahun “Tragedi Sebelas” [2]: Seniman I Nyoman Pindah, Asa yang Tersisa dari Sebunibus

Next Post

Klaim Nomor Kemenangan dan Yel-yel Penuh Gairah – Cerita Pengundian Nomor Urut Paslon Pilkada Buleleng

Sunaryo Broto

Sunaryo Broto

Menulis cerpen, puisi, esai dimuat di berbagai media masa. Tinggal di Bontang. Lebih dari 20 bukunya telah terbit. Mendapat penghargaan nomine Tokoh Kebahasaan 2019 kategori Penggiat Literasi Kaltim-Kaltara. Mendapat penghargaan nomine sastrawan berdedikasi 2020 dan 2021 dari Kantor Bahasa Kalimantan Timur. Menjadi peserta Munsi (Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia) III 2020 mewakili Kaltim. Buku Cerpen Perjumpaan di Candi Prambanan mendapat award prosa unggulan dari Kantor Bahasa Kaltim 2021. Tahun 2024 menerima penghargaan bidang kebahasaan dan kesastraan 40 tahun berkarya dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra dari Kementrian Dikbudristek.

Next Post
Klaim Nomor Kemenangan dan Yel-yel Penuh Gairah – Cerita Pengundian Nomor Urut Paslon Pilkada Buleleng

Klaim Nomor Kemenangan dan Yel-yel Penuh Gairah – Cerita Pengundian Nomor Urut Paslon Pilkada Buleleng

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co