SEBAGAI kota yang berambisi melaju cepat sebagaimana wilayah selatan, Buleleng seperti tak mau diam. Program-program terkait pembangunan dipikir-konsepkan, dirancang, disetujui, lalu digalakan dengan pertimbangan-pertimbangan dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Salah satu program yang mendapat sorotan adalah Buleleng Development Festival (BDF) 2024 yang kembali hadir dengan tema lebih besar dan berdampak, berfokus pada pembangunan berkelanjutan, dan pemberdayaan masyarakat lokal. Visi-misi besar Pemerintah Buleleng seolah hendak ditampung dalam wadah berdurasi seminggu itu.
Festival yang diadakan di Kabupaten Buleleng ini telah menjadi ajang tahunan yang dinantikan oleh masyarakat Bali dan wisatawan, sebab menampilkan berbagai kegiatan yang menggambarkan kekayaan budaya serta potensi ekonomi daerah. Dan yang spesial adalah festival tersebut diselenggarakan dalam rangka memeriahkan rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79.
“Festival ini diadakan dengan semangat partisipasi dari seluruh perangkat daerah dan masyarakat, baik materil maupun non-materil, secara gotong-royong dan penuh rasa kebersamaan,” ucap Koordinator Pelaksanaan Pameran BDF 2024—yang dalam hal ini sekaligus dijabat oleh Kepala Dinas Kominfosanti Buleleng—Ketut Suwarmawan.
Pj. Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana menyapa warga yang sedang menikmati hasil-hasil pembangunan di bidang komunikasi
Festival yang telah lewat beberapa hari yang lalu itu mengambil tema “Membangun Bersama Alam: Kearifan Lokal Menuju Masa Depan Berkelanjutan”. Sebagaimana tema yang dipacak, program ini bertujuan untuk mempromosikan praktik-praktik pembangunan yang selaras dengan pelestarian lingkungan dan kearifan lokal. Berbagai seminar dan diskusi panel telah diadakan, dan melibatkan tokoh-tokoh pembangunan, akademisi, serta komunitas lokal untuk berbagi pengetahuan dan strategi dalam mengembangkan Buleleng secara berkelanjutan.
BDF 2024 juga menghadirkan pameran produk-produk lokal yang ramah lingkungan, mulai dari kerajinan tangan hingga produk pertanian organik. Selain itu, banyak pertunjukan seni tradisional, lomba-lomba kreatif, dan kuliner khas Buleleng yang memikat lidah pengunjung.
Seperti yang dikatakan Suwarmawan sebelumnya, partisipasi aktif masyarakat lokal menjadi kunci sukses BDF 2024. Penduduk Buleleng diajak untuk terlibat langsung dalam berbagai kegiatan festival, baik sebagai peserta maupun penyelenggara. Hal ini tidak hanya mendorong semangat gotong-royong, tetapi juga memberikan peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat.
Dari festival ini diharapkan Buleleng dapat semakin dikenal sebagai destinasi wisata yang tidak hanya indah secara alamiah, tetapi juga sebagai contoh daerah yang berhasil mengintegrasikan pembangunan dengan pelestarian budaya dan lingkungan. Festival ini juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui sektor pariwisata yang berkelanjutan.
Menurut PJ Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana, Buleleng Development Festival 2024 adalah langkah nyata Pemerintah Buleleng dalam mewujudkan visi-misi yang maju dan sejahtera, sekaligus melestarikan nilai-nilai luhur yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Bali sejak lama.
“Pelaksanaan BDF Tahun 2024 menjadi bukti kuatnya komitmen pemerintah untuk memajukan UMKM Buleleng. Dengan diikutsertakannya UMKM pada berbagai festival, termasuk BDF, maka UMKM akan semakin bergeliat. Saya juga menekankan bahwa UMKM yang berdagang di BDF sama sekali tidak dipungut biaya stan,” ujar Lihadnyana.
Melalui laporan ketua panitia pelaksanaan BDF, bahwa selama pelaksanaan terdapat 28 UMKM yang telah dikurasi dan menjadi bagian dari pelaksanaan BDF 2024. Transaksi Ekonomi atau penjualan produk dari segenap UMKM tercatat mencapai lebih dari 40 juta perhari. Demikian, estimasi perputaran ekonomi selama BDF berlangsung mencapai 280 juta rupiah.
Generasi belia Buleleng di tengah-tengah festival yang memamerkan hasil-hasil pembangunan di Taman Bung Karno Singaraja | Foto: tatkala.co
Namun, pembangunan yang ideal pada dasarnya mencakup pembangunan secara keseluruhan. Tidak hanya pembangunan ekonomi saja yang perlu ditingkatkan oleh suatu wilayah, tetapi pembangunan manusia juga menjadi suatu keharusan untuk dilaksanakan. Hal inilah yang mendorong para pimpinan daerah, termasuk Buleleng, untuk merubah paradigma bahwa fokus pandang dari pembangunan ekonomi tidak hanya berdasarkan pada perhitungan pendapatan nasional, tetapi berorientasi pada pembangunan manusia sebagai makhluk sosial.
Sebagai kabupaten dengan wilayah yang paling luas di Provinsi Bali, Buleleng mempunyai sumber daya alam yang melimpah sehingga memiliki peluang yang cukup besar untuk tumbuh dan mengembangkan berbagai sektor perekonomian. Permasalahan terbesar terletak pada kesiapan sumber daya manusia yang dimiliki.
Tetapi tidak perlu khawatir, dalam lima tahun terakhir (2019-2023), Buleleng mengalami peningkatan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) yang relatif tinggi. Jika pada tahun 2019 IPM Buleleng berada di angka 72,30, maka pada tahun 2023 sudah meningkat menjadi 73,97. Capaian ini menunjukkan Buleleng sudah memiliki angka IPM dengan kategori tinggi, yakni berada dalam rentang angka 70 hingga kurang dari 80.
Selain itu, laju pertumbuhan IPM tahun 2023 yang lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya juga menunjukkan bahwa tingkat pembangunan manusia di Kabupaten Buleleng mengalami peningkatan dibandingkan lima tahun ke belakang—dan ini cukup membanggakan.
Dari sembilan kabupaten/kota di Provinsi Bali, Kabupaten Buleleng memiliki laju pertumbuhan IPM terendah ketiga pada tahun 2023, yakni sebesar 0,71 persen. Nilai tersebut tepat di atas laju pertumbuhan IPM Kabupaten Jembrana dan Kota Denpasar dengan laju pertumbuhan IPM masing-masing bernilai 0,63 dan 0,43 persen.
Dengan capaian Kabupaten Buleleng yang berada pada posisi keenam, ini merupakan tantangan bagi pemerintah untuk lebih berorientasi pada pembangunan manusia ke depannya—karena manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya dalam proses pembangunan daerah.
Jelas itu bukan sebuah pekerjaan yang semalam jadi, tentu saja. Awal tahun, dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) tahun 2025-2045 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2025, Pemerintah Buleleng telah berkomitmen, sepakat, bahwa pemerataan dan peningkatan kualitas pembangunan serta peningkatan produktivitas untuk penguatan daya saing daerah harus menjadi fokus utama.
Warga Buleleng menikmati air mancur di Taman Bung Karno Singaraja | Foto: tatkala.co
Masih segar dalam ingatan, sebagai Penjabat Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana mengatakan bahwa Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) bertujuan untuk menyerap aspirasi dan membangkitkan rasa memiliki terhadap pembangunan di Buleleng.
Ia menyebut bahwa seluruh program dan kegiatan yang direncanakan akan difokuskan pada kelompok masyarakat miskin dan marjinal dengan pendekatan terpadu dan terintegrasi yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Buleleng.
“Musrenbang akan menjadi masukan penting dalam merumuskan kebijakan pembangunan serta pedoman dalam penyusunan anggaran tahun 2025. Rancangan RPJPD ini akan dijadikan bingkai sesuai dengan kubutuhan dan tututan masyarakat,” ujar Lihadnyana di Gedung Mr. I Gusti Ketut Pudja, Rabu (27/3/2024).
Sementara Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Buleleng, Putu Ayu Reika Nurhaeni, mengungkapkan rancangan RPJPD tahun 2025-2045 ini memuat visi dan misi arah kebijakan serta sasaran pokok yang ingin dicapai oleh Kabupaten Buleleng dalam jangka waktu 20 tahun.
“Meliputi empat tahapan pembangunan, yakni penguatan pondasi pembangunan, akselerasi pembangunan, perkuatan dan pemantapan pembangunan, serta perwujudan pembangunan,” ucapnya. Reika juga mengatakan, RKPD tahun 2025 difokuskan dalam peningkatan produktivitas untuk penguatan daya saing daerah dengan menekankan pemulihan ekonomi, integrasi sektor pertanian, pariwisata, dan UMKM, serta dukungan pada investasi dan infrastruktur. Dan sekarang, melalui Buleleng Development Festival rasanya Kabupaten Buleleng sedang mengarah ke sana. [T][Adv]
Reporter/Penulis: Jaswanto
Editor: Made Adnyana
Catatan:Artikel ini ditulis dan disiarkan atas kerjasama tatkala.co dan Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Kominfosanti) Kabupaten Buleleng.