30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kehilangan yang Memunculkan Kesedihan

Krisna AjibyKrisna Aji
August 14, 2024
inEsai
Kemajuan Manusia dan Kestabilan Mental

Krisna Aji | Foto diolah oleh tatkala.co

BEBERAPA pasien yang sempat membaca tulisan di tatkala yang berjudul “Hadiah Kematian pada Perayaan Kehidupan” sempat meminta saya untuk menulis hal yang lebih berhubungan dengan masalah yang mereka alami. Masalah yang dimaksud adalah ketakutan akan kematian orang yang dicintai. Sedangkan, tulisan sebelumnya lebih fokus membahas ketakutan terhadap kematian yang akan hadir pada diri sendiri.

Kematian diri akan menyebabkan hilangnya semua hal yang melekat. Orang lain, pencapaian, harta kebendaan, bahkan diri sendiri. Semua cerita akan berhenti di satu titik. Kondisi yang pasti tapi entah kapan datangnya itu akan menimbulkan ketakutan. Walaupun demikian, saat kematian benar – benar muncul, tidak ada yang bisa memastikan apakah yang mengalami kematian tetap mengalami perasaan sedih. Karena, kematian diri sendiri adalah hal yang belum terjadi. Kematian tetaplah pengalaman subjektif dan tidak bisa dirasakan oleh orang lain. Saat kematian datang bagi orang lain, pengalaman akan titik akhir itu hanya sebatas perkiraan abstrak bagi orang yang masih hidup.

Saat pengalaman kematian yang akan dialami diri merupakan perkiraan yang abstrak, tentu rasa sedih akibat kehilangan semua entitas yang melekat pada diri juga sebatas perkiraan semata. Tetapi, hal tersebut tidak berlaku bagi orang yang masih hidup dan ditinggalkan. Orang yang masih hidup mengalami pengalaman nyata.

Pengalaman nyata yang dirasakan dan masih bergulir bersama kehidupan membuat seseorang terperangkap dalam kesedihan. Kesedihan muncul akibat “hilangnya objek cinta” (lost of love object) di mana hal ini juga sering digaungkan oleh aliran psikoanalisis. Rasa kehilangan yang datang menggantikan perginya objek yang dilekati.

Sumber dari kehilangan adalah memiliki. Seseorang tidak akan merasa kehilangan jika tidak pernah merasa memiliki. Jika dilihat dari sudut pandang itu, tentu masalah utama dari kehilangan bukanlah realitas dari objek, tetapi persepsi kelekatan terhadap objek. Sekali lagi, persepsi kelekatan terhadap objek adalah masalahnya.

Memandang kelekatan sebagai sumber masalah sebenarnya sudah diajarkan oleh berbagai kebijaksanaan kuna, contohnya pada ajaran Hindu – Buddha. Seperti pada ajaran Buddha mengenai dukkha dan anicca. Dukkha berarti penderitaan. Penderitaan adalah konsekuensi dari kelekatan terhadap apapun karena semua hal didunia ini memiliki satu ciri mutlak, yaitu ketidakkekalan–annica.

Semua orang akan menghindar jauh – jauh dari segala hal yang menimbulkan perasaan tidak nyaman. Sebaliknya, secara alamiah semua orang akan menyukai dan mendekat ke segala hal yang menimbulkan kegembiraan. Jika dikaitkan dengan kelekatan, seseorang akan mengalami penderitaan saat ia melekat terhadap kondisi buruk yang menghampiri. Penderitaan muncul saat itu juga. Sebaliknya, seseorang akan merasa gembira saat melekat dengan sesuatu yang positif. Akan tetapi, kegembiraan yang muncul dari kelekatan tersebut adalah bom waktu. Karena, penderitaan besar akan muncul saat usia dari hal menyenangkan habis. Pada akhirnya kualitas dari penderitaan akan sebesar kebahagiaan yang dirasakan akibat kelekatan.

Sama halnya dengan kematian orang terdekat. Awalnya orang terdekat menimbulkan kebahagiaan dan suka cita. Suka cita dicengkeram agar tidak pergi. Lalu kesedihan muncul saat sifat asli dari keberadaan objek menunjukkan wajahnya: tidak kekal.

Kesedihan yang muncul akibat kehilangan akan disikapi sebagai ancaman oleh mental manusia. Jika memandang teori Kubler Ross, sikap mental tersebut memiliki tahapan yang bermula dari penyangkalan, kemarahan, penawaran, depresi, lalu berakhir dengan–jika berhasil–penerimaan.

Saat periode awal kehilangan, menyangkal adalah cara yang paling sering dilakukan. Penyangkalan muncul akibat sifat dasar dari keberadaan objek tidak bisa diterima. Mencoba bermain aman di area imajinasi karena realita tidak sesuai ekspektasi. Akan tetapi, tetap saja tidak ada gunanya karena realita tetap bergulir dengan hukumnya sendiri.

Saat penyangkalan tetap tidak berhasil mengubah realita, kemarahan akan muncul. Kemarahan bisa diarahkan kepada siapa saja. Pada situasi, orang lain, atau diri sendiri. Pada akhirnya, kemarahan tidak dapat mengubah apa – apa. Semua tetap sama. Realita tetap kokoh pada sifat dasarnya. Tidak ada yang bisa disalahkan. Marah hanya menghabiskan energi yang sia – sia.

Kemarahan yang tidak berbuah hasil akan membuat diri mengubah strategi. Jika tidak bisa dipaksa, bagaimana jika ditawar pelan – pelan? Melakukan penawaran seolah realita adalah pedagang pasar tumpah yang masih memiliki kelenturan dalam menentukan sikap. Tapi tetap saja, tawaran seperti apapun tetap tidak mampu mengubah kondisi.

Saat semua hal sudah dilakukan dan tidak ada yang berubah, putus asa muncul menggantikan semua cara. Putus asa beraroma kesedihan yang muncul akibat penolakan akan ketidakkekalan. Penderitaan muncul. Semua akibat kelekatan yang tidak disadari.

Penderitaan berakhir saat seseorang dapat menyadari sepenuh hati bahwa tidak ada yang kekal. Tahap akhir dari kehilangan pun tiba, yaitu menerima dan merelakan. Fase ini adalah fase paling tenang dalam periode kehilangan. Tidak ada lagi usaha sia – sia untuk melawan arus.

Seseorang yang sudah berada pada fase penerimaan kadang masih dapat mundur ke fase – fase sebelumnya. Kembali ke fase depresi, menawar, marah, dan bahkan penyangkalan. Itu terjadi karena mental seseorang tidak selalu dalam kondisi yang baik. Apa lagi jika penerimaan belum paripurna.

Mencapai tahap penerimaan bukanlah hal yang mudah bagi beberapa orang. Ada beberapa psikoterapi yang dapat digunakan untuk membantu agar sampai ke tahap tersebut. Akan tetapi, bukan berarti tahap akhir tidak bisa dicapai dengan usaha sendiri. Salah satu cara yang dapat dilakukan dengan mandiri adalah dengan meminjam konsep mindfulness akan pengalaman dan mengalami.

Hal positif atau negatif hanya sebatas pengalaman. Pengalaman yang datang dan pada akhirnya pergi dengan sendirinya. Seperti bentuk awan yang selalu berubah pada langit yang sama. Sadar bahwa saat ini, di sini, aku sedang mengalami sesuatu dan pengalaman ini akan berganti dengan pengalaman lainnya. Sadar akan pengalaman yang sedang bergulir tanpa membenci ataupun menyukai pengalaman tersebut. Karena, membenci dan menyukai adalah kelekatan yang sama. Biarkan saja mengalir apa adanya dengan pandangan yang benar bahwa semua hal tidak ada yang kekal.

Pada akhirnya, kesadaran akan gembira dan sedih adalah keping mata uang yang sama. Besaran suka cita terhadap sesuatu akan sebanding dengan penderitaan yang muncul. Suka cita muncul akibat rasa memiliki sesuatu yang bersifat positif dan akan berubah menjadi penderitaan saat hal positif itu hilang. Seperti kata pepatah Bali: “Amongken liangne, amonto sebete”. Artinya, sebesar apa kebahagiaanmu, sebesar itu pula kesedihanmu. [T]

BACA artikel lain dari penulis KRISNA AJI

Hadiah Kematian dalam Perayaan Hidup
Pikiran Salah terhadap Depresi
Masalah dan Solusi Pada Pendampingan Orang Dengan Gangguan Jiwa
Cara Manusia Menyimpulkan Sesuatu dan Bagaimana Memanfaatkannya
Tags: kesedihankesehatan jiwakesehatan mental
Previous Post

24 Perupa dalam Tema “Karma Wong Kawya” di Pameran Bali Megarupa 2024

Next Post

“Cane”, Karya Musik yang Mengeksplorasi “Patutan” atau “Modal System” pada Gamelan Saih Pitu

Krisna Aji

Krisna Aji

Psikiater dan penulis lepas

Next Post
“Cane”, Karya Musik yang Mengeksplorasi “Patutan” atau “Modal System” pada Gamelan Saih Pitu

“Cane”, Karya Musik yang Mengeksplorasi “Patutan” atau “Modal System” pada Gamelan Saih Pitu

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co