INOVASI dan kreatifitas selalu lahir dalam kegiatan pariwisata. Ada saja hal baru yang menjadi tujuan orang berwisata. Meski sudah berlangsung cukup lama, wisata mistis kini kembali digandrungi banyak orang.
Wisata mistis adalah perjalanan wisata yang dilakukan orang ke suatu tempat yang dianggap keramat, sakral, dan angker. Pengalaman yang menyeramkan menjadi sensasi dalam wisata mistis. Selain itu, informasi yang diperoleh terkait beragam cerita tentang objek wisata mistis juga menjadi pengalaman menarik bagi wisatawan.
Destinasi wisata mistis memiliki karakteristik yang berbeda dengan objek wisata konvensional, baik dari sisi wisatawan maupun objeknya. Karakteristik wisatawan pada objek wisata mistis telah memiliki preferensi tentang tempat yang akan dikunjungi. Keberanian dan rasa penasaran adalah modal wisatawan mistis. Pada umumnya wisatawan datang secara berkelompok.
Objek wisata mistis juga berbeda dengan objek wisata populer. Objek wisata seperti ini biasanya tidak banyak dikunjungi wisatawan; meski ada pula yang ramai pengunjung. Letak objek wisata mistis sebagian besar ada di tempat terpencil. Namun ada pula yang berada di tengah kota.
Ketertarikan orang pada wisata mistis merupakan fenomena biasa dalam satu masyarakat. Kejenuhan pada objek wisata yang sudah populer dan banyak pengunjung menjadi salah satu alasan. Selain itu, publikasi yang masif tentang objek wisata mistis membuat orang tertarik untuk berkunjung. Tayangan wisata mistis banyak ditemui di kanal Youtube.
Bagi Indonesia, ketertarikan orang pada objek wisata mistis tak terlepas pada orientasi masyarakat yang masih kuat terhadap nilai-nilai tradisi dan budaya. Kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang masih diwarnai dengan mitos membuat objek wisata mistis ramai dikunjungi.
Banyak orang mengunjungi tempat-tempat keramat di Indonesia yang memiliki mitos tertentu. Motif kunjungan wisatawan pun bermacam-macam. Ada pengunjung yang datang untuk mengharap berkah kedudukan, jabatan, kekayaan, kesaktian, maupun sekadar memenuhi rasa penasaran.
Karakteristik wisatawan mistis juga berbeda dengan wisatawan konvensional. Jika wisatawan biasa mengunjungi destinasi pada hari libur atau week end, maka wisatawan akan mengunjungi objek wisata mistis pada hari-hari yang dianggap keramat; seperti menjelang malam Jumat Kliwon atau Selasa Kliwon.
Wisata mistis di Indonesia terbentang dari Aceh hingga ke Papua. Semua memiliki objek wisata yang dipercaya oleh masyarakatnya memiliki mitos maupun cerita mistis. Kepercayaan yang disampaikan secara turun temurun itu membuat pengunjung meyakini kebenaran nilai mistis objek wisata itu.
Karenanya wisata mistis selalu mengungkap antara yang ada dan tiada. Wisatawan datang ke suatu bangunan maupun tempat keramat. Mungkin wisatawan tak melihat apa pun selain bangunan itu. Namun wisatawan meyakini bahwa bangunan itu dihuni oleh makhluk yang tak dilihatnya. Itulah kekuatan mitos; dan itulah karakteristik objek wisata mistis.
Sebagian besar objek wisata mistis di Indonesia tak jauh dari mitologi masyarakat setempat. Bentuknya bisa berupa pantai, gua, gunung, sungai, pohon, dan bangunan tua. Bahkan tempat ibadah seperti masjid, gereja, pura, dan candi di beberapa daerah diwarnai dengan beragam mitos tentangnya.
Kekuatan Narasi
Hampir semua objek wisata mistis dikenal karena narasi yang dibangun terhadap objek wisata itu. Narasi itu bisa berkaitan dengan keangkerannya, usianya yang ratusan tahun, makhluk astral yang menghuninya, aura yang akan didapatkan pengunjung, dan sebagainya. Daya tarik wisata mistis terletak pada kekuatan narasinya.
Narasi berbeda dengan deskrispsi. Narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindakan yang dijalin dan dirangkaikan menjadi satu peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Jika deskripsi menggambarkan suatu objek secara statis, maka narasi mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam rangkaian waktu (Gorys Keraf, 1997).
Objek wisata mistis dapat dinarasikan secara ekspositoris maupun sugestif. Narasi ekspositoris menyasar rasio atau pengetahuan wisatawan. Misalnya narasi tentang tahun berdirinya bangunan tua, dinasti yang membangun candi, lebar maupun kedalaman danau, panjang gua, dan sebagainya yang bersifat informatif.
Sedangkan narasi sugestif melibatkan daya khayal atau imajinasi. Pengunjung objek wisata mistis diajak untuk membayangkan tentang aura magis yang dimiliki objek wisata itu. Seorang tokoh yang terlibat dalam pembangunan candi dapat diceritakan secara naratif, meskipun ia telah tiada.
Wisatawan juga diajak untuk membayangkan sosok makhluk halus di dalam gua, sehingga secara sugestif ia ada di hadapan wisatawan. Benteng kuno peninggalan penjajah dapat mengundang daya khayal tentang proses pembangunannya jika disampaikan dengan narasi sugestif. Seolah wisatawan sedang menyaksikan sesuatu yang tiada menjadi ada di sekelilingnya.
Bali menjadi contoh destinasi yang sarat dengan nuansa mistis. Mitologi yang banyak mewarnai kehidupan masyarakat Bali menjadi kekuatan untuk menarasikan Bali sebagai destinasi wisata dunia. Hampir semua tempat di Bali bernuansa mistis bagi wisatawan. Itu semua karena kekuatan narasi tentang Bali sebagai Pulau Dewata, Pulau Seribu Pura, dan predikat yang mengarah kepada kekuatan mistis.
Keamanan dan Promosi
Objek wisata mistis acapkali berada di suatu tempat yang memiliki aksesibilitas kurang baik. Meskipun banyak pula objek yang berada di tengah kota, seperti bangunan tua, makam tokoh yang dikeramatkan, dan peninggalan sejarah lain.
Faktor keamanan menjadi hal penting yang harus diperhatikan ketika wisatawan mengunjungi objek wisata mistis. Mengunjungi gua yang gelap dan dianggap angker tentu mengundang resiko kecelakaan. Begitu pula saat berkunjung ke lokasi air terjun yang dikeramatkan, makam tokoh legenda yang ada di atas bukit. Lokasi seperti itu membutuhkan jaminan keamanan.
Selain keamanan secara fisik, faktor mental atau psikis wisatawan juga perlu mendapat perhatian. Kadangkala wisatawan mengalami peristiwa-peristiwa yang menyeramkan pada objek wisata mistis. Pengaruh sugesti akan dapat membuat wisatawan berhalusinasi tentang sesuatu di objek wisata.
Oleh sebab itu, setiap objek wisata mistis harus memiliki pemandu wisata khusus. Biasanya setiap objek wisata mistis memiliki juru kunci yang paham secara transendental tentang lokasi itu. Para juru kunci juga dapat menarasikan objek wisata mistis kepada wisatawan.
Dibandingkan dengan wisata konvensional yang banyak dikunjungi, objek wisata mistis perlu lebih banyak sentuhan promosi. Kini banyak bermunculan konten kreator yang mengunggah objek wisata mistis di berbagai media sosial.
Promosi wisata mistis akan lebih memiliki kekuatan daya tarik wisatawan jika dibarengi dengan testimoni, baik yang disampaikan juru kunci, pemandu wisata, maupun wisatawan. Testimoni bisa berkaitan dengan pengalaman merasakan hal gaib, melihat atau bertemu makhluk halus, maupun sugesti yang menyeramkan ketika berada di lokasi.
Wisata mistis bukan hanya fenomena yang khas Indonesia. Hampir setiap negara memiliki mitos dan cerita mistis. Baik itu berupa alam pegunungan, danau, sungai, pantai, bangunan tua, gedung bersejarah, dan sebagainya.
Wisata mistis juga bukan hanya hendak menyapa yang ada dan tiada. Di dalamnya juga terdapat upaya menyibak misteri. Dan itulah awal dari rasa keingintahuan manusia. [T]
BACA artikel lain dari penulisCHUSMERU