9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Pariwisata Bali: Riwayatmu Dulu dan Kini

ChusmerubyChusmeru
July 29, 2024
inEsai
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

Chusmeru

“Tulisan ini didedikasikan untuk Prof. Ida Bagus Adnyana Manuaba, pendiri Program Studi Ilmu Kepariwisataan, Universitas Udayana, Bali”

MEMBANDINGKAN Bali serta pariwisatanya di masa lalu dan kini bagaikan memandang suasana tengah malam dan siang hari. Antara ketenangan dan kesejukan di waktu dulu dengan kesemerawutan dan kepengapan di saat sekarang. Bali yang dulu ramah, kini menjadi beringas.

Bali sedang tidak baik-baik saja. Bali sedang banyak masalah. Begitu kira-kira tanggapan banyak orang tentang Bali. Pariwisata dituding sebagai “rezim” yang kini menikam Bali. Pariwisata menjadi madu yang sekaligus racun. Pariwisata Bali kini menjadi amburadul.

Orang lantas rindu pada Bali di masa lalu. Rindu pada kedamaian. Rindu pada wisatawan yang akrab dengan masyarakat. Rindu pada alam yang sakral namun meneduhkan. Rindu pada segalanya yang kini hanya riwayat.

Akankah Bali mendapatkan kembali taksunya, sehingga wisatawan begitu kagum dan hormat kepada masyarakatnya? Akankah bentangan sawah menghijau masih dapat dipertahankan? Akankah masih bisa disaksikan kedigdayaan Subak dan ritual para petani saat menanam dan memanen padi?

Pertanyaan dan kenyataan tersebut mengingatkan pada sederet tokoh dan akademisi Bali, yang jauh hari bicara tentang masa depan Bali dan pariwisatanya. Dari sekian tokoh dan akademisi Bali, adalah Profesor Ida Bagus Adnyana Manuaba yang selalu kritis menyoroti pariwisata Bali.

Profesor Manuaba adalah tokoh Bali dan pendiri Fakultas Pariwisata Universitas Udaya; dulu bernama Program Studi Diploma IV (PSD IV), lantas menjadi Program Studi Ilmu Kepariwisataan (PSIK) Universitas Udayana. Begitu gigih Profesor Manuaba memperjuangkan agar pariwisata diakui sebagai ilmu. Upaya yang dimulai sejak tahun 1985 itu akhirnya membuahkan hasil. Sejak 27 September 2008, Universitas Udayana memiliki Fakultas Pariwisata (fpar.unud.ac.id).

Apa yang Kau Cari Palupi?

Selama sepuluh tahun menjadi asisten dosen Profesor Manuaba di Program Studi Ilmu Kepariwisataan, Universitas Udayana; banyak catatan tentang ucapan dan pemikiran kritisnya yang dilontarkan dalam berbagai kesempatan. Hal itu dilakukan sejak tahun 1985. Artinya, 39 tahun lalu Profesor Manuaba mencemaskan Bali.

Ungkapan yang sering disampaikan terkait pariwisata Bali adalah sebuah pertanyaan sindiran: “Apa yang Kau Cari Palupi?”. Pertanyaan yang mengutip judul film terkenal garapan sutradara kondang Asrul Sani tahun 1969 itu ditujukan kepada stakeholder pariwisata dan masyarakat Bali.

Apa yang sesungguhnya dicari pengusaha, pejabat, dan masyarakat Bali dari pariwisata? Apakah beramai-ramai berburu dollar atau menjaga alam dan budaya Bali agar tetap lestari? Dan kini pertanyaan itu terjawab. Pariwisata menjadi sektor andalan Bali dan Indonesia. Nyaris tak ada satu jengkal pun lahan yang tak tersentuh pariwisata.

Pertanyaan berikut yang kerap dilontarkan Profesor Manuaba dalam berbagai seminar nasional dan internasional adalah: ”Bali untuk Pariwisata atau Pariwisata untuk Bali?”. Pertanyaan yang sangat substantif dan filosofis. Pertanyaan itu pun kini telah terjawab. Bali telah  diobral untuk pariwisata. Bali saat ini semakin tergantung dari pariwisata.

Memang banyak yang diuntungkan dari pariwisata Bali. Namun ada pula yang beranggapan, hanya segelintir orang yang benar-benar menikmati pariwisata untuk kesejahteraan hidupnya. Selebihnya, Bali dinikmati oleh para investor dan pejabat pusat yang ikutan mendulang bisnis di Bali. Bahkan orang asing begitu mudah memiliki villa dan properti lain di Bali.

Masyarakat pun terpaksa dan dipaksa oleh keadaan untuk terjun bebas di sektor pariwisata. Alih profesi bukan hal baru di Bali. Petani dan nelayan banyak yang tak lagi mencangkul dan melaut. Pariwisata menjadi ladang garapan baru. Pariwisata menjadi majikan baru bagi masyarakat Bali.

Daya Dukung

Daya dukung wilayah (carrying capacity) sering pula dilontarkan Profesor Manuaba ketika bicara tentang pengembangan pariwisata. Bali perlu dikembangkan dengan memperhatikan daya dukung wilayahnya. Berapa luas wilayah Bali, Berapa kamar hotel yang diperlukan, dan berapa jumlah wisatawan yang diharapkan. Jangan sampai Bali menjadi destinasi wisata yang sarat beban.

Lontaran Profesor Manuaba menjadi kenyataan. Bali kini sedang diambang overtourism. Meski ada yang kurang sependapat dengan kondisi tersebut, kenyataannya secara kualitatif Bali banyak menyandang masalah dengan serbuan wisatawan. Perilaku wisatawan sulit dikendalikan, melecehkan norma, adat, dan tradisi Bali. Wisatawan mulai berperilaku brutal dan beringas.

Wisatawan terus berdatangan, dibarengi dengan pembangunan kamar hotel yang tiada henti. Sehingga seolah Bali masih mampu menampung wisatawan sebanyak mungkin. Akibatnya, persaingan harga kamar hotel menjadi tidak sehat. Banyak kamar hotel dan villa yang dijual murah, sehingga mematikan hotel lain yang mencoba mempertahankan harga kamar sesuai kualitasnya.

Kongesti atau kemacetan lalu lintas sudah 39 tahun yang lalu  diprediksi oleh Profesor Manuaba. Bali, khususnya Badung dan Denpasar akan mengalami kemacetan lalu lintas sebagai dampak perkembangan pariwisata. Hal itu disebabkan oleh panjang dan lebar jalan tidak sebanding dengan jumlah kendaraan di Bali yang terus bertambah. Selain itu, banyak pertokoan dan rumah makan di Bali yang tidak memiliki lahan parkir memadai. Sehingga makin menambah kemacetan lalu lintas.

Pariwisata juga dikatakan sangat rakus pada sumber daya alam dan lahan. Jika tidak dibarengi dengan political will yang baik, maka akan terjadi eksploitasi dan kerusakan alam di Bali. Kondisi ini mulai terjadi di Bali.

Kerusakan lingkungan sebagai imbas pariwisata dialami Bali. Banyak lahan produktif yang kini berubah menjadi resort wisata. Investasi besar-besaran melanda Bali. Sementara masyarakat Bali sendiri kesulitan untuk mendapatkan air bersih untuk kepentingan sehari-hari.

Dislokasi budaya menjadi kekhawatiran waktu dahulu. Bukan hanya pada perubahan perilaku, tetapi juga orientasi seni budaya yang cenderung memenuhi kehendak pasar wisata. Kini, orientasi itu menjadi nyata. Banyak pertunjukan kesenian untuk wisatawan  yang bukan hanya dipentaskan di sanggar kesenian atau pelataran pura, tetapi juga di halaman sebuah mall.

Terbaru, masyarakat Bali kini disuguhkan dengan isu tarian Joged Bumbung jaruh (porno) yang menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Perlu kajian mendalam dari perspektif sosiologis, antropologis, ekonomi, religi, maupun yuridis.  Apakah tarian itu memang produk budaya asli Bali yang sudah ada sejak dulu ataukah ekses dislokasi dan komodifikasi budaya atas nama pariwisata. Faktanya, sebagian dari masyarakat Bali sendiri pernah menolak diberlakukannya Undang-Undang Pornografi.

Perubahan perilaku bukan hanya melanda masyarakat Bali. Imitasi perilaku wisatawan oleh masyarakat dibarengi pula oleh perilaku wisatawan yang justru bertentangan dengan norma, adat, dan tradisi Bali. Beberapa kasus pelecehan terhadap tempat-tempat suci  di Bali dilakukan wisatawan. Perilaku negatif wisatawan ini tentu saja akan berdampak pada dislokasi budaya.

Salah satu dislokasi budaya yang kini mengancam Bali adalah keberadaan Subak. Sebagai warisan budaya dunia yang ditetapkan UNESCO pada tahun 2012, kini Subak di Bali tak lagi seperti dulu. Subak terancam tergusur oleh kepentingan pariwisata, sehingga suatu ketika sawah yang dikelola secara adat dan tradisi itu hanya akan menjadi riwayat tempo dulu.

Masih banyak pemikiran futuristik Profesor Manuaba tentang pariwisata Bali. Dan selayaknya Bali memang harus dikembangkan dengan konsep pariwisata yang futuristik. Dengan demikian, Bali dengan segala potensi alam dan budayanya masih bisa bertahan untuk hari ini dan masa depan. [T]

BACA artikel lain dari penulisCHUSMERU

Menunggu Kiprah DPR Baru untuk Benahi Pariwisata
Belajar Desa Wisata dari Bali
Wisata “Overland”Jelajah Negeri
Ruwetnya Birokrasi Perizinan Event Pariwisata
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pariwisata
Wisata Petualangan: Manfaat Ekonomi dan Konservasi
Tags: baliilmu pariwisataPariwisatapariwisata bali
Previous Post

Berjualan di Kolong Jalan Shortcut Tepi Danau Beratan Adalah Ketidakpastian Nasib

Next Post

Redientz dan Romantisasi Kesedihan Dalam Debut EP Moving

Chusmeru

Chusmeru

Purnatugas dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP, Anggota Formatur Pendirian Program Studi Pariwisata, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah. Penulis bidang komunikasi dan pariwisata. Sejak kecil menyukai hal-hal yang berbau mistis.

Next Post
Redientz dan Romantisasi Kesedihan Dalam Debut EP Moving 

Redientz dan Romantisasi Kesedihan Dalam Debut EP Moving

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co