31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Gong Mebarung Wahana Santhi dan Santhi Budaya di Singaraja: Wiranjaya yang Masih Tetap Memberi Pertanyaan

JaswantobyJaswanto
July 23, 2024
inUlas Pentas
Gong Mebarung Wahana Santhi dan Santhi Budaya di Singaraja: Wiranjaya yang Masih Tetap Memberi Pertanyaan

Tari Wiranjaya Sanggar Wahana Santhi | Foto: Jaswanto

DI panggung bagian utara, di sisi kiri patung Singa Ambara Raja, para penabuh gong kebyar Sanggar Wahana Santhi dari Desa Umejero, Busungbiu, Buleleng, menempati posisi masing-masing. Mereka terdiri dari laki-laki dan perempuan yang masih muda. Campur. Menjunjung kesetaraan khas zaman baru yang keluar dari sekat-sekat norma lama yang membatasi perempuan.

Sedangkan, masih di panggung yang sama, di sisi kanan patung tersebut, penabuh-penabuh muda dari Sanggar Seni Santhi Budaya Singaraja juga sudah berada di posisi masing-masing. Kedua sanggar tersebut, Wahana Santhi dan Santhi Budaya, bersiap untuk mebarung dalam pagelaran Festival Kebyar Kasih Pertiwi Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XV Bali-NTB di Taman Bung Karno Singaraja, Minggu (21/7/2024) malam.

Penabuh perempuan Sanggar Wahana Santhi | Foto: Son

Lampu sorot mengarah ke sisi kiri, di mana penabuh Sanggar Wahana Santhi berada. Penonton bergeming. Menunggu gamelan kebyar dimainkan. Dan dengan sekali entakan, Tabuh Kreasi Palguna Warsa dimainkan. Tabuh ini menjadi pembuka gong mebarung malam itu.

Palguna Warsa, sebagaimana sinopsis yang dibacakan pembawa acara sebelum pertunjukan dimulai, diciptakan oleh I Wayan Beratha pada tahun 1968. Secara kompositorik, komposisi ini dirangkai oleh interupsi tekstur gineman yang terfragmentasi ke dalam kelompok melodi singkat kontra-siklis.

Seakan tak mau kalah, setelah Palguna Warsa—komposisi gubahan ketiga yang dibawakan dengan tekstur kebyar, setelah sebelumnya Wayan Lotring mengaransemen komposisi yang sama untuk ensambel palegongan itu—dituntaskan, penabuh Santhi Budaya menyambutnya dengan Tabuh Suara Bang.

Penabuh Sanggar Seni Santhi Budaya | Foto: Son

Tabuh tersebut diciptakan oleh Wayan Gede Arnawa pada tahun 2005. Suara Bang terinspirasi dari tabuh-tabuh pemungkah, seperti Jaya Semara untuk memberi kesan semangat, berani, singkat, padat, dan tegas dalam mengawali suatu acara. Dalam tabuh ini, ada gerakan-gerakan dan sorakan-sorakan dari penabuh. Sepertinya itu tak sekadar tempelan, tapi penggenap semangat suka-cita yang barangkali menjadi karakter tabuh ini.

Setelah sama-sama memainkan satu tabuh, kini saatnya kedua sanggar menampilkan tari-tarian. Masing-masing sanggar mementaskan dua tarian. Sanggar Wahana Santhi memilih Tari Mregapati (1942) karya Nyoman Kaler dan Tari Wiranjaya karya Ketut Merdana. Sedangkan Santhi Budaya mementaskan Tari Tenun (1957) karya I Nyoman Ridet dan I Wayan Likes dan Tari Trunajaya karya Gde Manik.

Tari Mregapati | Foto: Jaswanto

Di atas panggung, para penari dan penabuh saling unjuk kebolehan. Fokus dan tak ingin membuat kesalahan. Anak-anak muda itu bersuka-cita memainkan karya-karya yang mereka warisi dari seniman terhahulu.

Ya, tak ada karya baru yang dipentaskan malam itu. Hanya saja komposisi Wiranjaya yang ditampilkan adalah hasil rekonstruksi dari rekaman yang dilakukan oleh seorang etnomusikolog UCLA bernama Ruby Ornstein di Desa Kedis tahun 1964.

Tari Tenun | Foto: Jaswanto

Bebas yang Dibatasi

Karena mementaskan karya “warisan” seniman di masa lalu, para penabuh dan penari itu—pula pembinanya—tentu saja tak benar-benar “berkreasi” kecuali pada tampilan fisik—itu pun masih dalam batas-batas tertentu.

Mereka hanya menampilkan pengulangan-pengulangan dari materi yang sudah ada—atau boleh jadi sudah selesai? Yang tak lagi membutuhkan penggalian untuk mencipta diskursus baru? Bukankah salah satu ketakutan terbesar seniman adalah berhentinya kreativitas dalam menciptakan karya selanjutnya?

Tetapi hal tersebut barangkali tak sungguh benar. Pada sinopsis Tari Wiranjaya, misalnya, Wahana Santhi berusaha mencipta narasi yang mengagetkan dan berani, anggap saja begitu, setelah tegangan antarkelompok kesenian di Singaraja atas bentuk utuh Wiranjaya yang sebenar-benarnya baru saja agak mereda—walaupun tampaknya kata damai jauh panggang dari api karena antarkelompok sama-sama memiliki tafsir.

Tari Wiranjaya | Foto: Jaswanto

Coba simak tiga paragraf di bawah ini:

Perkenalkan, namaku “Wiranjaya”. 77 tahun lalu aku disegani dalam bentuk paripurnaku sebagai Kebyar Buleleng Dauh Enjung, dilahirkan dari rahim seorang ibu yang hanya bertuhan pada waktu, namun selalu diributkan oleh pewarisnya.

Apa daya, ibuku dizalimi waktu, sekadar untuk pulang ke Rumah Abadi. Hari ini, setelah sekian tahun lamanya dari kelahiran baru, ibuku mati lagi untuk kedua kalinya—mati tak kuasa menahan malu. Malu karena tersandra perlakuan saudaraku.

Jika kalian ingin tahu siapa aku, datanglah pada waktu—karena pada dasarnya sikap dan pendirian mereka yang menceritakanku tergantung sepenuhnya oleh waktu.

Dalam hal ini, secara tersurat narasi Wahana Santhi di atas dapat dimaknai sebagai penanda atas penerimaan akan hal baru (artinya penggalian atas Wiranjaya belum sepenuhnya final), tetapi secara tersirat kita dapat melihat bahwa mereka juga tak benar-benar berani mengatakannya, terlebih jika melihat konstum penari mereka malam itu.

Tari Trunajaya | Foto: Jaswanto

Tentu narasi tersebut dapat ditafsir-ganda (multi-interpretation), dengan dimaknai sebagai perjalanan, dan juga dapat dimaknai sebagai petanda akan Wiranjaya yang bergelimang pengaruh hingga berliput paradoks.

Jika kita mengikuti perkembangan wacana Tari Wiranjaya belakangan ini, mudah saja kita mengetahui ke mana arah narasi itu hendak ditujukan. Tetapi itu barangkali juga sebatas kemungkinan. Hanya si pembuat narasi-lah yang benar-benar tahu hendak dibawa ke mana wacana tersebut.

Saya kira, mohon maaf jika saya salah, seniman muda Buleleng hari ini sedang mencari kebenaran atau kebaruan—atau katakanlah menyingkap keutuhan Wiranjaya sebagai salah satu contoh—dalam kondisi yang kontras, antara kungkungan dan kebebasan. Bebas menafsir sekaligus dibatasi “klaim” atas nama gelar akademik, trah keluarga, atau ketokohan seseorang. Perbedaan kondisi tersebut dapat dibaca sebagai konstelasi zaman yang berubah.

Singkat kata, Wiranjaya terasa sangat membingungkan, bercampur baur tanpa kesadaran, hingga pada titik paradoks. Dan naasnya, dengan bangga beberapa orang memetik paradoksal tersebut tanpa daya kritis yang menyertainya.[T]

“Wiranjaya Thailand” dan Ketidakkonsistenan Kita: Catatan Terkait Ribut-ribut Tari Wiranjaya Duta Buleleng di PKB
Gong Mebarung Banjar Paketan dan Desa Umejero: Karya Rekonstruksi dan Reinterpretasi
Membicarakan Kembali Identitas Musikal Dangin Njung dan Dauh Njung di Bali Utara
Inilah Cerita Lengkap “Kisruh” Gong Kebyar Legendaris Mebarung di Panggung Hut Kota Singaraja
Wayan Gde Yudane, Burung Phoenix dan Gong Kebyar – Catatan Jelang “Mebarung” di Singaraja
Tags: Balai Pelestarian KebudayaanBPK Wilayah XV Bali-NTBFestival Kebyar Kasih Pertiwigong mebarungSanggar Seni Santhi BudayaSanggar Wahana Santhi
Previous Post

Menunggu Kiprah DPR Baru untuk Benahi Pariwisata

Next Post

Arja “Alas Langit Peteng”: Manis & Pangus — Catatan TA Mahasiswa Pendidikan Bahasa Bali Undiksha

Jaswanto

Jaswanto

Editor/Wartawan tatkala.co

Next Post
Arja “Alas Langit Peteng”: Manis & Pangus — Catatan TA Mahasiswa Pendidikan Bahasa Bali Undiksha

Arja “Alas Langit Peteng”: Manis & Pangus -- Catatan TA Mahasiswa Pendidikan Bahasa Bali Undiksha

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more

PENJARA: Penyempurnaan Jiwa dan Raga

by Dewa Rhadea
May 30, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

DALAM percakapan sehari-hari, kata “penjara” seringkali menghadirkan kesan kelam. Bagi sebagian besar masyarakat, penjara identik dengan hukuman, penderitaan, dan keterasingan....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co