BELAKANGAN ini, isu pengelolaan sampah menjadi sorotan utama di Pulau Bali. Masalah ini membutuhkan perhatian dari berbagai pihak untuk mencari solusi konkret. Menanggapi hal tersebut, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Ganesha (FK Undiksha), Singaraja, Bali, mengambil peran aktif dengan mengubah limbah bunga dari canang menjadi bahan diagnostik untuk penyakit kecacingan. Terlebih, kecacingan adalah salah satu penyakit tropis yang sering terabaikan atau neglected disease, dan di Indonesia, prevalensinya mencapai 28% pada tahun 2017.
Tim Kato-Katz dari FK Undiksha berhasil mengolah limbah bunga pacar air merah, ungu, dan gumitir menjadi pewarna telur cacing dalam teknik diagnostik Kato-Katz. Inovasi ini lahir dari keprihatinan mereka terhadap masalah sampah dan tingginya kasus kecacingan di masyarakat. Tim melihat bahwa warna alami dari bunga gumitir dan pacar air, yang sering digunakan dalam canang, dapat dioptimalkan sebagai material diagnostik yang ramah lingkungan.
Tim Kato-Katz FK Undiksha yang mengolah limbah bunga canang menjadi bahan diagnostik penyakit kecacingan | Foto: Tim Kato-Katz FK Undiksha Singaraja
Metode diagnostic penyakit kecacingan dapat dilakukan dengan teknik Kato-Katz, yang bertujuan menentukan tingkat suatu infeksi helminthiasis atau kecacingan. Teknik Kato-Katz biasanya menggunakan pewarna sintetis Methylene Blue, namun pewarna tersebut justru menimbulkan efek samping pada kesehatan dan lingkungan seperti iritasi kulit dan sianosis serta sulit terurai di alam. Dengan memanfaatkan limbah bunga pada canang, tim berharap dapat menciptakan solusi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk teknik diagnostik ini.
Inovasi ini merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa. Tim terdiri dari Kadek Indira Maheswari, Putu Sathiya Adi Janendra, I Komang Tri Yasa Widnyana, Dewa Gede Putra Mahayana, dan Indra Dwisaputra, di bawah bimbingan dr. Made Bayu Permasutha, M.Biomed. Mereka bertujuan menggantikan pewarna sintetis Methylene Blue yang karsinogenik dengan ekstrak limbah bunga canang untuk mendeteksi telur Ascaris lumbricoides dan Fasciolopsis buski.
Proyek ini dilaksanakan selama empat bulan, dari April hingga Agustus 2024, yang meliputi perancangan dan pelaksanaan penelitian. Berdasarkan uji logam berat, uji organoleptik, dan uji morfologi, pemanfaatan limbah bunga pada canang dalam teknik diagnostik Kato-Katz terbukti efektif, setara dengan pewarna Methylene Blue, dan lebih ramah lingkungan.
Tim Kato-Katz berharap inovasi ini memberikan dampak positif dan kontribusi berarti dalam penelitian masa depan, terutama dalam metode diagnosis penyakit, sehingga dapat menghasilkan hasil yang akurat dan penanganan pasien yang tepat. [T]