9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Asmaraloka: Antologi Cinta yang Tak Biasa

Nengah KertalangubyNengah Kertalangu
July 3, 2024
inEsai
Asmaraloka: Antologi Cinta yang Tak Biasa

Buku Asmaraloka karya Alit S Rini

SEBUAH genre seni lukis romantisme sempat menjadi bagian dari sejarah perkembangan seni lukis Indonesia. Mooi Indie atau Indonesia Molek, sebagai penanda memberi gairah pada kasat mata. Keindahan  atau kemolekan figur benda-benda, alam tropis dan juga tubuh ditunjukkan secara berlebihan, dramatis dan ekosotis.

Eksotis  di mata orang luar dianggap sebuah keunikan yang dramatis. Bila telanjur bayangan tentang eksotis mengarah erotis, apa boleh buat, begitulah, secara umum romantisme juga kerap dianggap sesuatu yang erotis.

Bila penjelasan itu  digunakan untuk menilai karya sastra, apa sajak-sajak dalam buku Asmaraloka, dengan tambahan sebagai sebuah antologi cinta di belakang judul buku, sebagai sajak-sajak romantisme? Ini bagian lain memerlukan penjelasan lain pula.

Sebagai penikmat, bukan pengamat, hal tersebut tak terlalu penting. Lebih utama ingin menemukan nilai. Atau makna kehidupan. Sebab karya susastra itu indah dan mengandung makna. Di balik pernyataan tersurat ada yang  tersirat. Dan pada buku ini ada janji menyuguhkan cinta yang tak biasa dengan cara yang tak biasa pula. Ini sudah nampak pada sejumlah judul sajak.  

Alih-alih menemukan suasana hati yang lembut, mendayu-dayu eksotis apalagi erotis, sebaliknya kita menemukan ungkapan lugas, menabrak pikiran. Misal, sajak “Pembual Kehilangan Cinta.” Ini sajak terasa skeptis  bahwa cinta menjadi sebatas alat. Ini persoalan tubuh. Dengan personifikasi burung merak sebagai tokoh ‘dikorbankan’  sebagai pembual.

Burung merak, simbol maskulin nan anggun, seolah-olah seorang hero yang ditumbangkan melalui penceritaan begitu linier. Memaparkan secara dramatis, teatrikal sang merak tak menemukan yang dicari. Terbayang pesona tubuh yang berharap pemujaan atas keanggunan dirinya. Namun sesungguhnya bagaimana

“Menerima ketaksempurnaan/ Bukan jadi bayang-bayang/ Tak saling memuja,/ menjadi setengah berhala” (sajak Ibadah Cinta,hal 40).   

Apa sesungguhnya cinta itu? Makhluk apakah dia gerangan? Dan menjadi buah bibir dimana-mana. Ada begitu banyak ungkapan pemujaan namun sebaliknya ada pernyataan sinis, bahkan skeptis. Mungkin ini sajak bisa membawa kita pada sebuah pernyataan yang umum dan klise, bahwa ”cinta dari mata turun ke hati” seharusnya sebaliknya, “dari hati lalu ke mata.”    

Pesan semacam ini mudah ditemui dalam novel remaja atau filem yang menempatkan perempuan pada posisi kalah atau korban. Ketika dibangun menjadi sebuah sajak, ini menjadi tantangan. Bisa jadi sebagai uji nyali menantang daya kreativitas  menunjukkan sejauh pencapaian estetika mampu mengeksplorasi yang umum dan yang  remeh-temeh.

Sebuah transformasi menjadikan narasi puitis. Dan ini  menjadi alasan penting,  sesudah penyairnya menerbikan dua  buku kumpulan sajak dengan konten berbeda dan dengan cara bercerita dari sudut pandang perempuan. Dapat dirasakan bahwa sajak-sajak di buku Asmaraloka erat kaitannya dengan peristiwa sosial yang umum.

Penyisipan imajinatif dengan realitas di lingkungan domestik  yang memberi batasan garis tegas dalam hal hubungan personal mengenai cinta. Pada batas ini, beberapa sajak di buku Asmaraloka mengarah ke kritik sosial.

Buku ketiga dari dua buku kumpulan sajak sebelumnya ”Karena Aku Perempuan Bali” (Arti Foundation 2003)  buku kedua “Arunika” (Pustaka Ekspresi 2024) sebagai buku sastra pilihan Majalah Tempo 2023, memang berbeda kontennya namun tetap saja unsur kritik sosial muncul pada ketiga buku.   

Buku kumpulan sajak Asmaraloka antologi cinta ini menjadi unik. Karena tak terjebak diksi yang umum. Beberapa sajak terasa provokatif (Pembual Kehilangan Cinta), dan pada sajak “Cinta Offside” seolah penyairnya melakukan suatu penjelasan bahwa mahkota mutiara, kemegahan yang tak rapuh, tak lapuk dikikis waktu.

Dan mahkota mutiara jelas asosiatif dengan martabat seseorang. Mudah dikaitkan dengan tokoh sentral burung merak nan anggun pada sajak “Pembual Kehilangan Cinta.”  Penyairnya mengatakan, padaku mahkota (kemegahan, keanggunan mudah memenjara, membelenggu, beban bagi kebebasan( hal 33).

Bagi penyairnya, cinta seharusnya memberi ruang bukan membelenggu atas nama kasih sayang. Lagi-lagi terasa umum kita dengar. Ketika dibuat dramatis, ini upaya,  menyuguhkan yang umum menjadi tak biasa.

Ada pula sajak mengandung  asosiatif dengan spirit penerimaan yang afirmatif (Cinta Hujan Puisi). Sikap hidup sebagai pilihan dan penerimaan dengan spirit berserah diri bukan menyerah pada nasib. Melainkan menyerahkan hasil dari memperjuangkan hidup.

Sebuah filosofi cinta yang sembunyi di balik bangunan narasi yang lugas dalam sajak Siklus Waktu seperti sebuah ceritera Panji yang “rindu rasa rindu rupa” (meminjam pernyataan penyair Amir Hamzah dalam sajak “Padamu Jua”) mengalami samsara tubuh di bumi. Cinta menjadi sesuatu yang gaib.

Dalam bahasa lokal ada istilah jatukarma, pertemuan karena karma. Alur narasi dibuat seperti garis lingkaran. Bermula dari titik awal dan ujung perjalanan menuju kembali ke titik semula. Penyairnya menjelaskan tentang ruang dan waktu menjadi jarak dari pertemuan di masa kanak-kanak, seiring waktu saling mencari yang tak diketahui siapa yang dicari, sesat oleh bayang-bayang identitas imajiner.

Sebuah eksplorasi dari ceritera panji dan dongeng pangeran dalam ceritera klasik. Jarak yang terbentang membuat tersesat karena yang dicari menjelma seekor angsa, belibis atau seekor kodok. Eksplorasi menarik jika kreativitas ini dapat memasuki wilayah sejarah sebagai sumber teks di kemudian hari.

Jika sajak dicarikan hubungan dengan kebangkitan kreativitas pada media sosial, apa mungkin di samping konten sejarah sajak juga bisa bicara soal horor? Dalam bentuk cerpen agaknya sudah ada yang memulai.   

 “Deru angin mengurung/ Mengguncang keberadaan/ Tangan-tangan menyulut api amarah// Tak juga hangus// Alam bersuara/ jiwa mendengar/ Menggema seantero sukma,/membuat demarkasi/Lingkaran gaib/Menghadang yang menerabas/lewat gelap……” (Demarkasi Hening, hal 52 ).

Ini cerita lain lagi. Kuasa supranatural memasuki wilayah cinta menjadi magis. Jika istilah penelitian dianggap terlalu berlebihan maka wilayah observasi dan yang bersifat empirik mungkin diperlukan bagi penulis sajak menuju konten lebih luas. Sajak ini bisa dianggap membuka tabir yang membatasi kreativitas.    

Saya bertanya tentang cinta dan Anda pasti punya jawaban panjang dan mungkin juga  mudah terjebak pada rasa romantis maupun erotis.

Bagaimana mengungkapkan cinta tanpa romantis dan erotis temukanlah pada sejumlah judul pada sajak: Percintaan Uji Nyali (hal 13), Anomali Cinta (hal. 17), Titik Nol Cinta (hal.20), Gelembung Cinta (hal 26), Cinta Offside (hal. 33), Cinta Nukturno (hal.50).

Penyairnya mengatakan ini sebuah tawaran dan bukan main-main menawarkan 28 sajak dalam sebuah buku. [T]

Arunika, Terminal Dua Keberangkatan Alit S Rini
“Arunika” Karya Alit S Rini, Buku Puisi Terbaik Pilihan Tempo 2023
Puisi-puisi Alit S Rini | Aku dan Pertiwi, Percakapan di Depan Api
Puisi-puisi Alit S.Rini | Mantra Disko dari Pub Dekat Kuburan
Sastra Indonesia di Bali | Sebelum dan Semasa Umbu Landu Paranggi
Membaca Puisi Penyair Kupu-Kupu : Ulasan Kumpulan Puisi I Made Suantha “Kukubur Hidup Hidup Puisiku Dalam Hidupku”
Tags: Alit S Rinibuku puisipenyair baliSastra Indonesiasastrawan bali
Previous Post

Gambuh Pedungan: Kesenian Klasik yang Dilematis dan Persoalan Lain di Baliknya

Next Post

Mistaji Menyelam di Tengah Air Keruh, Menjadi Pahlawan Air Bocor di Kota Singaraja

Nengah Kertalangu

Nengah Kertalangu

Penulis tinggal di Denpasar

Next Post
Mistaji Menyelam di Tengah Air Keruh, Menjadi Pahlawan Air Bocor di Kota Singaraja

Mistaji Menyelam di Tengah Air Keruh, Menjadi Pahlawan Air Bocor di Kota Singaraja

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co