16 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Arja Sewagati dari Jembrana: Arja Negak, “Dramatic Reading” ala Bali

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
July 3, 2024
inUlas Pentas
Arja Sewagati dari Jembrana: Arja Negak, “Dramatic Reading” ala Bali

Arja Sewagati dari Jembrana | Foto: Ist

DALAM dunia teater modern, di Yogyakarta, sejak beberapa tahun terakhir ini, para dramawan gandrung melakukan kegiatan seni yang diberi nama dramatic reading.

Dramatic reading secara sederhana adalah pembacaan dramatik. Aktor membaca naskah drama secara dramatik, kadang diiringi musik, dan ditonton, sehingga pembacaan dramatik bisa disebut sebagai varian baru seni pertunjukan.

Di Bali, dalam dunia teater modern, dramatic reading tampaknya belum begitu populer. Istilah itu masih asing. Namun pada praktiknya, sesungguhnya, dramatic reading dilakukan  sejak lama, dan justru biasa dilakukan dalam dunia sastra klasik dan dunia pertunjukan teater tradisional semacam arja.

Jika sempat menonton Arja Sewagati di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Selasa, 2 Juli 2024, maka akan ditemukan sejumlah kemiripan antara dramatic reading yang dikenal belakangan ini dengan permainan Arja Sewagati itu.

Arja Sewagati dimainkan Sanggar Seni Arja Kerthi Winangun, Kecamatan Negara, Duta Kabupaten Jembrana, Bali bagian barat, dalam program Rekasadana (pergelaran) serangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) tahun 2024.

Para pemain dalam arja itu tidak bermain sebagaimana arja atau sebagaiaman teater klasik Bali pada umumnya. Para pemain Arja Siwagati duduk di atas panggung. Mereka duduk bersama dengan pemain gamelan atau musik. Duduk dalam bahasa Bali disebut negak. Maka arja itu biasa juga disebut arja negak atau arja duduk.

Arja sewagati, arja negak dari Jembrana | Foto: Ist

Dalam posisi duduk, para pemain itu melantunkan tembang Sewagati khas Kabupaten Jembrana. Mereka hanya menggerakan badan sesekali dan menggerakkan tangan. Ekspresi wajah tetap dimainkan sesusi peran yang dimainkan. Pemain arja itu tetap mengenakan busana tari seperti kostum dramatari arja biasanya.

Arja ini bisa dikatakan sedang mempertunjukkan dramatic reading sebagaimana dilakukan para aktor dalam teater modern.  Dalam dunia teater modern, secara sederhana dramatic reading bertujuan untuk melisankan naskah-naskah teater, dengan harapan aktor bisa belajar memahami naskah, dan penulis naskah bisa belajar dari proses pelisanan oleh para aktor.

Penulis menjadi tahu, di mana kelemahan naskahnya jika sudah dilisankan. Dan hingga kini, di Yogyakarta, proses pembelajaran seperti itu terus berlangsung bahkan pembacaan dramatik sudah bisa dianggap sebagai pementasan yang bisa ditonton, dikritik, dan disukai.

Dalam arja negak, barangkali ada hal-hal yang berbeda, namun prosesnya bisa disebut mirip. Pemain pada arja negak tidak membaca naskah dalam bentuk lembaran kertas atau lontar, melainkan menghapalkannya. Hal ini dilakukan barangkali karena kesadaran mereka berada di atas panggung untuk ditinton. Namun, praktik yang mirip, arja negak dalam kelompok pesantian (kelompok apresiasi sastra klasik)—ketika mereka hadir dalam hajatan upacara agama misalnya—mereka biasanya membaca naskah dalam bentuk buku atau ada yang sekalian membawa lontar.

Dramatic reading pada teater modern biasanya membaca naskah teater yang baru ditulis, atau kadang belum pernah dipentaskan di atas panggung. Namun pada arja negak, mereka memainkan naskah sastra klasik yang ditulis dalam lontar atau sudah disalin dalam buku dari kertas.

Dramatic reading di kalangan teater modern dilakukan dengan membaca naskah secara dramatik sesuai dengan sifat-sifat drama pada teater modern, maka arja negak juga memainkan naskah secara dramatik sesuai sifat-sifat drama pada arja. Mereka berdialog dan bernyanyi.  

Arja Sewagati bersumber dari lontar Sewagati yang berisi sastra geguritan dengan tembang sinom siwagati khas Jembrana. Lakon dari lontar Sewagati itu adalah “Satya Semaya”. Dalam percakapannya, baik dalam keadaan sedih dan gembira, para pemain menggunakan tembang Sinom Sewagati. Agar bisa sampai kepada penonton, Punta dan Kartala kemudian menerjemahkan tembang sinom yang lebih banyak berbahasa Jawa Kuno atau Bali Kuno itu ke dalam bahasa Bali. Proses ini mirip dengan kegiatan mesanti atau pembacaan karya-karya sastra klasik saat upacara keagamaan di Bali.

Cerita Klasik

Cerita yang dimainkan Arja Sewagati ini memang cerita klasik. Menampilkan lima tokoh Ni Ketut Sewagati, I Nyoman Ratna Samara, I Gede Muda Lara serta dua punakawan bernama Punta dan Kartala.

Kartala dalam Arja Sewagati, Jembrana | Foto: Ist

Diceritakan, suami-istri petani memiliki seorang putri nernama Ni Ketut Sewagati. Kecantikan dan kebaikan hati Sewagati begitu terkenal. Ia memiliki kekasih tampan dengan budi pekerti yang juga luhur. Namanya I Nyoman Ratna Samara. Mereka mesatya wacana (berjanji) untuk tidak mengkhianati satu sama lain.

Di sisi lain, banyak lelaki yang tertarik pada Sewagati. Salah satunya lelaki kaya raya dan arogan dari desa tetangga bernama I Gede Muda Lara. Walau usia terpaut jauh, namun I Gede Muda Lara tetap berusaha mendekati Sewagati. Terjadilah cinta segitiga lengkap dengan konfiknya.

Meski dimainkan dengan hanya duduk, arja negak dari Jembrana ini tetap tampil apik dan menarik. Mungkin, karena didukung beberapa penari asli, penari saat kesenian ini dibentuk pada 1995 silam.

I Gusti Komang Arsudi yang berperan sebagai Kartala dalam arja negak itu mengatakan, meski dilakukan secara duduk, bermain dalam arja negak ini sesungguh lebih sulit ketimbang bermain dalam pementasan yang dilakukan secara berdiri dengan komposisi dan blocking yang lebih atraktif.

Menari dalam posisi duduk tidak akan besa dilakukan secara maksimal. Walau demikian, gerak tari itu tetap ada, sehinga sajian ini menjadi lebih menarik. “Kalau jalan adegan berjalan, kami hanya membayangkan berjalan, namun untuk tanjek da aksen-aksen tari itu tetap ada, sehingga penabuh bisa mengiringinya dengan baik dan tepat,” kata Arsudi.

Arja sewagati, arja negak dari Jembrana | Foto: Ist

Ketua Sanggar Seni Arja Kerthi Winangun I Gusti Ketut Sugiardana mengatakan, kesenian Arja Sewagati ini merupakan kesenian khas Kabuapaten Jembaran yang berdiri sekitar tahun 1985. Arja ini sempat mengalami masa kejayaan di tahun 1990-an.

“Sejak berdiri kesenian Arja Sewagati ini dilakukan dengan negak (duduk) lalu melantunkan tembang sewagati khas Kabupaten Jembaran,” katanya.

Seiring perjalan waktu, kesenian ini sejak 2000 tidak pernah dipentaskan. “Ajang PKB ke-46 ini kembali mendapat kesempatan pentas. Ini inisiasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan bidang Kesenian merekonstruksi kembali dengan harapoan kesenian ini dapat dilestarikan dan dipelajari anak-anak muda,” ujarnya. [T]

Arja “Candradewi” Kokar Bali, Arja Remaja yang Sungguh Dewasa
In Memoriam Ni Wayan Murdi | Arja dan Pengabdian Tiada Henti
Ni Wayan Latri, Legenda Mantri Manis Arja Keramas
Klasik Arja Citta Usadhi Badung vs Dingin Gedung Ksirarnawa
Diasuh Ninik Tjandri, Arja Remaja Komunitas Napak Tuju, Ubud, Tampil Klasik dan Segar
Pentas Arja Cupak Kerobokan Badung – Peliknya Seni Klasik
Tags: arjaarja dudukarja negakdramatari arjadramatic readingjembranaTeater
Previous Post

Mistaji Menyelam di Tengah Air Keruh, Menjadi Pahlawan Air Bocor di Kota Singaraja

Next Post

Tari Barong Ket Kunti Sraya di Denpasar: Yang Sakral, Profan, dan Seragam

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post
Tari Barong Ket Kunti Sraya di Denpasar: Yang Sakral, Profan, dan Seragam

Tari Barong Ket Kunti Sraya di Denpasar: Yang Sakral, Profan, dan Seragam

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

by Hartanto
May 16, 2025
0
‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

KARYA instalasi Ni Komang Atmi Kristia Dewi yang bertajuk ; ‘Neomesolitikum’.  menggunakan beberapa bahan, seperti  gerabah, cermin, batu pantai, dan...

Read more

Suatu Kajian Sumber-Sumber PAD Menurut UU No. 1 Tahun 2022

by Suradi Al Karim
May 16, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

TULISAN ini akan menarasikan tentang pentingnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), khususnya di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Karena  PAD adalah...

Read more

Sikut Awak : Mengukur Masa Depan Bali

by Mang Tri
May 16, 2025
0
Sikut Awak : Mengukur Masa Depan Bali

SORE itu beruntung hujan tidak turun seperti hari-hari sebelumnya. Krisna Satya atau yang kerap saya panggil Krisna sedang berada di...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co