Judul : Petualangan Don Quixote
Genre : Fiksi (Terjemahan)
Penulis : Miguel De Cervantes
Penerbit : Imortal Publishing
Tahun Terbit : Cetakan IV, Oktober 2023
Halaman : 124 halaman
***
“Petualangan Don Quixote, inilah novel yang menggebyarkan gagasan bahwa pena lebih kejam dari pedang”.
Sebuah kalimat terakhir pada halaman pengatar buku ini mungkin sekali membuat pembaca berpikir. Bagaimana mungkin pena lebih kejam dari pedang? Mungkin. Cervantes membuktikannya melalui tokoh bernama Don Quixote. Seorang kesatria yang menempatkan dirinya pada sebuah kegilaan dan keberanian sebab buku yang dibacanya.
Petualangan Don Quixote merupakan sebuah cerita fiksi bergenre fantasi. Novel ini berkisah tentang petualangan seorang pria tua yang mengaku dirinya sebagai seorang kesatria. Bukan tanpa alasan, pikiran-pikiran liarnya itu bersumber dari buku kepahlawanan yang dibacanya. Ia telah menjadi “gila” karena buku-buku kecintaannya itu.
Pikiran liar dalam mengimajinasikan diri tengah berada pada sebuah pertempuran atau petualangan-petualangan hebat terinfeksi dari kisah kepahlawanan yang dibacanya. Tidak sendirian, Don Quixote ditemani oleh pengawal setia Sancho dan bayangan kekasihnya Dulcinea. Setiap pengembaraan kesatria gila atau pemberani itu nyaris selalu mengantarkannya pada kenestapaan –bagi yang membaca-.
Petualangan Don Quixote yang penuh dengan imajinasi akan membawa pembaca terpengaruh terhadap apa yang dilihat tokoh ini. Layaknya Sancho yang merubah ketidakpercayaannya menjadi rasa kagum terhadap tuannya. Akan tetapi, sayangnya ini tetaplah kegilaan pikiran pria tua bernama Alonso Quixano. Hingga akhirnya ia ditinggalkan kegilaannya setelah proses pertemuan menuju Tuhan.
Batas Antara Kegilaan dan Keberanian
Don Quixote bersama kegilaannya telah menjadi dungu dan tidak terkendalikan. Cervantes menunjukkan bahwa kegilaan dan keberanian memiliki batas yang amat tipis. Kedua sifat inilah yang merasuki Don Quixote –Kesatria Berwaajah Sedih-. Tentu saja, jika tidak manakah mungkin seseorang bisa bertahan hidup setelah babak belur di hajar 20 orang kurir paket. Atau manakah mungkin seseorang memiliki keberanian membuka kandang singa tanpa rasa getir.
“Setelah pintu itu terbuka, tampaklah singa yang sangat besar. Ia tengah berbaring; tiba-tiba bangun dan meregangkan badannya; mulai mengusap-usap debu di matanya dan. Setelah itu, menjilati tubuhnya pelan-pelan. Kemudian, mengeluarkan kepalanya dari kandang dan memandang sekelilingnya dengan sinar matanya yang merah. Satu tatapan yang kuasa menciutkan nyali seseorang pemberani sekalipun. Namun, Don Quixote tidak beringsut sedikit pun. Dia menunggu singa itu melompat keluar kandang dan mendekat, sehingga dia bisa mencincangnya menjadi kecil-kecil” (halaman 111)
Kutipan di atas adalah bukti kegilaan sekaligus keberanian sang Kesatria Berwajah Sedih. Ia menantang seekor singa karena menganggap itu jelmaan penyihir –musuhnya-. Akan tetapi, dengan berani pula Don Quixote menghadapi singa yang bukan tandingan manusia dalam memangsa. Tentu saja ia merasa kurang puas karena tidak melawan singa itu. Meski demikian, ia cukup puas karena keberaniannya yang dianggap sudah cukup berbalik menciutkan sang raja hutan itu.
Batas antara kegilaan dan keberanian itu nyatanya bersimpangan. Hal inilah yang berusaha disampaikan oleh Cervantes melalui tokoh Don Quixote melalui petualangan-petualangannya. Sebagai seorang kesatria dengan kegilaannya itu justru membuatnya menjadi seorang yang penuh keberanian. Kesatria gila itu nyatanya juga kesatria pemberani.
Ia tidak mempedulikan perkataan Sancho terkait kebenaran raksasa yang dilawan tuannya tidak lain hanyalah kincir angin besar. Imajinasi yang dibawa oleh Don Quixote benar-benar membius pembaca. Meski sedikit “aneh” untuk mempercayainya tetapi bersiaplah untuk menuruti pikiran liar sang kesatria gila itu.
Masih banyak kisah petualangan-petualangan Don Quixote sepanjang pengembaraannya. Berbagai kisah nelangsa atau kehebatannya sebagai kesatria dapat mengasah imajinasi pembaca. Petualangan yang tentu saja didasari gagasan-gagasan gila dan liar. Imajinasinya berhasil memikat pembaca untuk betah mengejar bagian cerita selanjutnya.
Novel Petualangan Don Quixote ini membeberkan kisah petualangan yang ringan dibaca. Cervantes berhasil membawa pembaca larut dalam diksi yang sederhana. Pengimajinasian yang dihadirkan dalam cerita menjadi keunikan tersendiri. Buku ini sukses diterjemahkan oleh pihak terkait karena mengemasnya dalam bahasa Indonesia yang indah serta menyesuaikan bahasa sasaran. Contohnya terdapat penggunaan kata “edan” dalam novel ini. Hal seperti ini penting diperhatikan demi kenyamanan dan kesesuaian peralihan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran.
Novel Petualangan Don Quixote telah diterjemahkan dalam pelbagai bahasa di belahan dunia. Tidak heran buku karya pengarang besar Miguel De Cervantes ini menjadi perbincangan sepanjang masa. Buku yang berisi kisah petualangan penuh imajinasi ini cocok untuk diaca oleh semua kalangan khususnya remaja karena bahasa yang digunakan nyaman dan mudah dipahami. Semua orang bisa menikmati kisah petualangan Don Quixote dengan imajinasinya yang liar. [T]