10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Arja “Candradewi” Kokar Bali, Arja Remaja yang Sungguh Dewasa

tatkalabytatkala
June 23, 2024
inUlas Pentas
Arja “Candradewi” Kokar Bali, Arja Remaja yang Sungguh Dewasa

Arja Kokar Bali di PKB 2024

ENTAH energi apa yang dimiliki para remaja di atas panggung di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Bali, Denpasar, Jumat malam, 21 Juni 2024. Mereka, para remaja itu, memainkan drama tari arja dengan begitu percaya diri seakan-akan mereka penari-penari yang sudah dewasa dan matang.

Mereka adalah remaja yang tergabung dalam Sanggar Kokar Bali. Mereka mementaskan drama tari arja dengan kisah Candradewi.

Terutama aat matembang (menyanyi) para remaja itu begitu menguasai materi, olah vokal yang baik dan yang paling penting adalah menjiwi setiap tembang yang dibawakan.

Dramatari Arja itu mengangkat kisah “Candradewi” ini pentas dengan durasi waktu tiga jam lebih. Adapun kisahnya, Candradewi adalah seorang putri dari Kerajaan Mas Ambara Puri yang dipimpin oleh Ratu Ganda Siniwi. Seluruh isi kerajaan selalu meragukan kebenaran Ganda Siniwi sebagai ibu kandung dari Candradewi.

Itu karena, Ganda Siniwi selalu menyiksa Candradewi dan sangat memanjakan adik dari Candradewi, Arum Manis. Kesedihan Candradewi memuncak di saat cintanya kepada Raden Panji Langen dihalangi oleh Arum Manis yang membuat Ganda Siniwi mengusirnya dari kerajaan. Candradewi boleh kembali kalau bisa membawa emas-berlian dari Hutan Mastulian.

Melalui petualangan Candradewi diiringi oleh embannya yang setia kemudian bertemua dengan Prabhu Kerta Nuedan. Emas-berlian paling berharga, dan kebenaran akhirnya diberikan kepada Candradewi karena keteguhan hati dan memiliki prilaku yang sangat baik. Candradwi kemudian pula membawa berlian itu.

Sesampai di kerajaan, Ibu tirinya tetap saja menyalahkannya karena dianggap menjual diri untuk mendapatkan berlian itu. Ibu tiri lalu menyiksa dan membunuhnya, namun segera dihalangi Prabhu Kerta Nuedan yang ternyata adalah ayah kandungnya. Prabu marah kemudian membunuh ibu tiri Candrawati yang tiada lain adalah istri kedua sang prabu.

Candrawari menghentikan amarah Sang Prabu, karena manusia tidak luput dari kesalahaan, sehingga penting untuk memaafkan. Apalagi, Ibu Tiri mengakui kesalahannya dan tidak akan mengulanginya lagi. Pertunjukan usai, penonton pun bubar.

Setiap adegan juga pembabakan yang dimainkan di atas panggung, senantiasa mampu mengundang rasa haru penonton, karena tembang-tembang itu terlantun dengan penuh penjiwaan.

Pada adegan ketika Galuh Candradewi yang disiksa oleh ibu tirinya, suasana di kursi penonton begitu hening. Haru terasa menyeruak di mana-mana.  Tembang sedih yang dinyanyikan oleh penari secara pelan, lembut dan memelas itu, membuat beberapa penonton tak kuasa mengeluarkan air mata.  Nyoman Atheny Pramasastra Dewi yang menjadi pemeran tokoh Candradewi sungguh menjiwai peran yang dimainkannya. 

Apalagi, pada saat kesedihan Candradewi memuncak di saat cintanya kepada Mantri Manis, Raden Panji Langen dihalangi oleh Galuh Liku bernama Arum Manis (adik tirinya). Ibu tiri, Ganda Siniwi, mengusir dari kerajaan dan hanya boleh kembali kalau Candradewi bisa membawa emas-berlian dari Hutan Mastulian. Suasana semakin sedih, penonton pun diam ikut bersedih.

Berbeda dengan adegan sebelumnya, pada saat Candradewi sedang kasmaran dimanja-manjakan, disanjung dalam adegan percintaan bersama Mantri Manis yang diperankan Ni Made Pramitha Prabaswari. Candradewi melantunkan tembang-tembang manis memikat hati. Demikian pula, Mantri Manis yang sangat piawai matembang.

Selain Galuh, Mantra Manis, Mantri Buduh, Desak Rai Limbur dan semua punakawan juga terdengar begiti piawai menyanyikan tembang-tembang dalam kisah Candradewi itu. Tembang-tembang sebagai dialog para penari dalam menyampaikan pesan.

Karena itu, selain dituntut harus bisa berakting, para penari dramatari arja itu juga harus bisa berdialog verbal, berdialog dengan tembang tradisional Bali sambil menari. Tembang dalam opera khas Bali ini secara macapat yang memiliki makna. Dalam pertunjukan dramatari, tembang itu kemudian diterjemahkan oleh punakawan, sehingga makna itu bisa sampai kepada penonton.

Pemeran punakawan Punta dan Wijil, baik itu yang manis (protagonis) maupun yang buduh (antagonis) tampak berusaha sekuat mungkin untuk menciptakan suasana pentas lebih menarik, agar penonton yang hadir tidak meninggalkannya.

Mereka mengemas gending-gending yang dipadu dengan banyolan-banyolan yang inovatif. Pada awalnya, mungkin terasa mentah, tetapi belakangan justru memikat.

Banyolan yang dilemparkan ke penonton, disambut hangat, sehingga mengundang gelak tawa penonton.

Apalagi, gegonjakan punakawan buduh saat mengiringi Mantri Buduh yang diperankan oleh Ni Made Pramitha Prabaswari itu, sungguh atraktif. Dalam adegan sekitar satu jam, mereka mampu menghipnotis penonton untuk larut dalam suasana tawa.

Punta yang diperankan I Ketut Fajar Naranata Sukanadi dan wijil yang diperankan I Kadek Bintang Danuarta begitu lihai di dalam memancing reaksi penonton. Mereka mampu menciptakan suasana pertunjukan lebih komunikatif. Lawakan yang dilemparkan sangat sederhana, dekat dengan kebiasaan sehari-hari, mampu memikat pengunjung semakin banyak.

Satu hal yang menarik lagi, Punta dan Wijil Buduh ini harus mampu menjaga stamina dan sponanitas di tengah keriuhan penonton di Panggung Ardha Candra. Di tengah gemuruh sorak para penonton, yang mirip suara hujan lebat itu, mereka tetap focus pada materi, sehingga penonton tak berpaling. Nafas mereka tampak ngos-ngosan yang berbicara sambil bergerak.

Tak terkecuali pada saat keangkuhan dan kekonyolan Galuh Liku, Arum Manis yang diperankan Ni Kadek Desi diirngi dayang Kenyar (Ni Kadek Ayu Ari Artini) dan Kenyur (Ni Komang Popy Tria Lestari). Ketiga tokoh ini selalu kreatif, dan selalu tanggap lawakan apa yang mesti di diolah kemudian dilemparkan kepada penonton. Mereka mampu menciptakan suasana dengki dan benci.

Penasar Manis (protagonis), I Gusti Putu Gede Sastrawan Wah mengaku, untuk menerjuni kesenian arja khususnya memerankan penasar itu tidak gampang. Walau memiliki modal sebagai dalang, namun memerankan penasar manis itu lebih sulit.

“Dalam tokoh Penasar Manis itu lebih tertata dalam berbahasa juga gerak,” katanya.

Namun, dengan latihan yang serius, ia bisa tampil. Ia lebih banyak belajar di rumah baik tentang vocal ataupu tari. Lalu, untuk mendapatkan bahan lawakan, itu dilakukan secara spontam. Ada yang menggalah dari data sebelumnya.

“Saat ini saya harus menyesuaikan dengan tema PKB Jana Kerthi, maka mengangkat tentang adab manusia, tingkah laku dan cara berpikir,” ujarnya.

Pemeran Limbur, Ni Putu Nessa Shivana Pradnyani, mengatakan sangat bangga bisa tampil di ajang PKB ini. Sebelumnya, biasa nyayah-ngayah untuk mengasah kemampuan.

“Saya sangat suka dengan kesenian klasik ini. Kendala pasti ada, tetapi selalu bersemangat memerankan Limbur,” ucapnya.

Ia mengaku, mesti menguasai dua karakter yang berbeda, yakni kerakrer halus yang menyayangi anak kandung Aru Manis, dan karakter keras kasar kepada anak tirinya Candradewi. Selain itu, ia yang masih muda mesti bisa tampil sebagai orang tua. “Maka itu, saya harus bekerja keras untuk mendapatkkan karakter tua, seperti tokoh limbur,” ujarnya bersemangat.

Vokal dan gerak disesuaikan, sehingga mampu mendapatkan karaker Limbur. Missal, suara dibuat lebih besar dan cara bicara marah-marah, seperti ibu-ibu berkasta. Maka, bergerak dan berbicara harus disesuaikan.

“Tokoh Limbur itu tokoh ratu yang agung berwibawa dan berkarakter manis untuk Arum Manis dan karakter jahat untuk Candradewi. Ada dua karakter,” sebutnya.

Kepala SMKN 3 Sukawati (Kokar dulu), I Gusti Ngurah Made Umbara, ST.,M.Pd mengatakan, dramatari arja ini merupakan kesenian langka. Sebagai sekolah pelestari seni budaya, sehingga SMKN 3 Sukawati diberikan kesempatan untuk tampil membawakan dramatari arja.

“Kami melibatakan dua kompetensi tari dan pedalangan, juga kompetensi karawitan,” ucapnya.

Jumlah penari dramatari arja sejumlah 12 orang dan 13 orang pengiring tabuh geguntuangan. Semua pelaku dalam sajian seni kali ini, adalah siswa. Arja yang identik dengan penari senior dewasa, tetapi Kokar justri menyajikan penari arja remaja. “Itu karena kami memiliki misi pelestari budaya,” tegasnya.

Ketua Sanggar Seni Kokar Bali, I Ketut Darya, SSP mengatakan, di dalam pembelajaran sidswa SMKN 3 Sukawati tidak ada materi arja, tetapi materi vocal itu diberikan kepada semua siswa.

“Kekuatan Kokar itu ada pada tari. Kalau mempelajari arja maka yang terpenting adalah vocal. Nah, ide membentuk arja Kokar ini dari kepala sekolah, dan baru berjalan setahun,” paparnya.

Dukungan untuk memunculkan Arja di Kokar datang dari Prof. Made Bandem, Prof. I Wayan Dibia dan Prof. Sedana. “Kita membangkitan arja, karena grafiknya itu menurun terus. Maka membangkitkan kesenian ini dimuali dari remaja. Cara menarik bakat anak-anak untuk belajar dramatari arja terus kami lakukan. Dramatari arja dilestarikan dan dikembangkan, sehingga grafiknya bisa naik,” katanya. [T][Pan]

Editor: Adnyana Ole

Tembakan Teatrikal dan Musik yang Beda dari “Raja Buduh” – Catatan Baleganjur Duta Jembrana di PKB 2024
Klasik Arja Citta Usadhi Badung vs Dingin Gedung Ksirarnawa
Diasuh Ninik Tjandri, Arja Remaja Komunitas Napak Tuju, Ubud, Tampil Klasik dan Segar
Tags: arjadramatari arjaPesta Kesenian BaliPesta Kesenian Bali 2024seni pertunjukan
Previous Post

“Bali Sing Ngelah Mémé Bapa” [3]: Memilih Pemimpin Bali

Next Post

Angklung Kendang Mebarung dari Bali Barat, Ada Kendang Terbesar di Dunia

tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

Next Post
Angklung Kendang Mebarung dari Bali Barat, Ada Kendang Terbesar di Dunia

Angklung Kendang Mebarung dari Bali Barat, Ada Kendang Terbesar di Dunia

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co