30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Guru Penggerak Sebagai “Balian Ketakson”

I Nyoman TingkatbyI Nyoman Tingkat
April 26, 2024
inEsai
 Guru Penggerak Sebagai “Balian Ketakson”

Ilustrasi tatkala.co

SETAHUN yang lalu saya menulis sebuah artikel di media on line berjudul“Ke mana guru penggerak bergerak?”. Artikel itu terinspirasi dari obrolan saya dengan seorang birokrat di amben rumah sambil minum kopi. Sebagai Kepala Sekolah yang sedang melaksanakan Program Sekolah Penggerak (PSP), memang tidak banyak guru penggerak di sekolah yang saya pimpin. Hanya ada seorang guru penggerak.

Maklumlah, sekolah baru, gedung baru, dan guru baru yang belum memenuhi syarat untuk melamar menjadi guru penggerak. Guru yang bisa melamar menjadi guru penggerak minimal masa kerjanya 5 tahun dan usia maksimal 50 tahun. Aturan usia maksimal itu, kini sudah direvisi setelah diprotes oleh PGRI dan memberikan peluang guru di atas usia 50 tahun melamar menjadi guru penggerak.

Menyandang predikat guru penggerak mendapat privasi lebih dalam bergerak dan belajar. Ia belajar dan bergerak dari mana saja, kapan saja, dengan siapa saja. Dari hotel ke hotel, dari sekolah ke sekolah, dari bandara ke bandara dalam provinsi dan luar provinsi. Pergerakan mereka baik daring dan luring dibiayai oleh negara melalui APBN dan terkadang mengganggu proses belajar di satuan administrasi pangkal (satminkal)-nya sendiri bahkan menimbulkan kecemburuan sosial.

Selain itu, ia juga mendapat free pass untuk menjadi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah, berpeluang pula menjadi pengajar praktik, fasilitator, dan instruktur. Posisi strategis itu membuat kasta baru guru di sekolah. Sebelumnya, di sekolah ada guru PNS dan PPPK yang disebut guru ASN, guru kontrak Provinsi/Kabupaten dan guru kontrak sekolah disebut guru non-ASN. Asal muasal guru penggerak dapat berasal dari ASN dan non-ASN melalui proses seleksi dan diklat daring selama 6 – 9 bulan tanpa meninggalkan tugas.

Sesama guru penggerak memiliki perlakuan dalam pergerakan yang sama tanpa memandang asal-usul status. Namun demikian, kasta guru itu mencerminkan perbedaan hak yang melekat tetapi dengan kewajiban yang sama. Fenomena ini menjadi benih-benih disharmoni di satuan pendidikan sebagai bentuk ketidakadilan sesama guru (penggerak) yang sama-sama bertugas mencerdaskan kehidupan bangsa.

Terlepas dari hal itu, saya selalu mendorong guru-guru muda untuk mengikuti seleksi Program Guru Penggerak (PGP) karena itu juga menjadi indikator penilaian dalam akreditasi sekolah dan survey lingkungan belajar (surlingjar) dalam Asesmen Nasional dengan luaran Rapor Satuan Pendidikan. Harapan lain dari kehadiran guru penggerak di sekolah adalah mempercepat proses tansformasi pembelajaran (pendidikan) dengan kemampuan guru yang berdiferensiasi sebagai mana juga karakteristik peserta yang unik dan beragam.

Dengan kemampuan intelektual guru penggerak yang di atas rata-rata, ia potensial disetarakan dengan balian katakson ? Sesuai dengan namanya, guru penggerak idealnya bergerak dari dalam ke luar. Dari dalam satminkal ke luar satminkal. Ia boleh bersinar di mana-mana tetapi tidak lupa bersinar di dalam satminkalnya seperti halnya balian ketakson ’dukun bertaksu’ di Bali.

“Sebagai balian ketakson, ia bekerja berdasarkan ilham dan menguasai guna, gina, dana”, kata Kadek Satria sekretaris LP2M UNHI Denpasar. Seorang balian ketakson yang menguasai guna, ia menggunakan metode ilmiah dalam menjalankan profesi secara logik, bukan magic. Acap sudah disebut, ilmu itu seperti pisau bermata dua : mencelakakan dan memuliakan. Arie Wibowo mempopulerkan melalui lagu Madu dan Racun.

Balian juga begitu, ada balian pengiwa beraliran kiri dan balian penengen beraliran kanan. Keduanya juga punya guru yang berbeda. Namun, seorang balian ketakson adalah orang yang arif bijaksana memperlakukan guna ilmu sebesar-besarnya untuk memuliakan kemanusiaan. Ia mengedepankan dharma kawiwekan (kebijaksanaan), bukan dharma kawisesan (kesaktian). Begitu pula seyogyanya guru penggerak dengan semangat wiweka jaya sadhu (arif bijaksana dalam memenangkan persaingan berdasarkan kebudayaan bangsa).

Balian ketakson idealnya juga melaksanakan swadharma berdasarkan tuntutan gina secara profesional. Seorang profesional bertindak sesuai dengan etika profesi berdasarkan kode etik. Mendahulukan keselamatan pasien dengan mengerahkan segala daya upaya profesi bila perlu berkolaborasi dengan sesama balian saling menguatkan. Demikian juga hendaknya guru penggerak tetap berpijak pada etika profesi di satminkalnya masing-masing tanpa menolak bersinar ke luar.

Inilah yang disebut konvergensi oleh Ki Hadjar Dewantara. Dalam konteks ke-Bali-an, Prof. Ida Bagus Mantra menyebut sebagai manusia Bali mesti mengenali dirinya dengan sadar untuk membangun kreativitas. Kuat ke dalam tanpa tabu menerima pengaruh luar asalkan sesuai dengan kepribadian bangsa selaras dengan kearifan lokal Bali.

Balian ketakson yang bekerja berdasarkan guna dan gina pasti akan menghasilkan dana. Proses yang benar tidak akan mengkhianati hasil. Guna dan gina yang benar akan menghasilkan dana yang benar. Dana yang dihasilkan dengan benar pasti “masari” sebagai representasi dari hasil kekuatan logis keilmuan (pikir) dan integritas profesi yang dilakoni secara berkesadaran.

Kata Einstein, pusat gravitasi kesadaran manusia adalah hati. Di hati pula pusat cinta kasih. Kerja-kerja pendidikan yang dilakoni guru (penggerak) seyogyanya memberikan perhatian pada tumbuhnya kesadaran dari hati yang nekeng tuas. Jangan sampai guru penggerak bersemangat di luar dengan alasan untuk mendapatkan cuan lebih padahal mendapat gaji bulanan di satminkalnya.

Di tengah sengitnya persaingan dengan budaya materialistik hedonis instan, tantangan menjadi guru (penggerak) sebagai balian ketakson tak dapat dipungkiri. Bukan berarti tidak dapat tercapai. Tantangan inilah yang seyogyanya dijawab oleh guru penggerak dengan segala kelebihannya. Jika itu bisa dilakoni guru penggerak, ia telah berhasil menyinari dirinya (satminkalnya) yang vibrasinya juga dirasakan di luar satminkalnya. Inilah yang disebut guru penggerak ketakson. [T]

BACA artikel lain dari penulisNYOMAN TINGKAT

Habis Gelap Belum Juga Terang
Kurikulum Merdeka Berkiblat ke Taman Siswa
Nasib Guru di Persimpangan Jalan
Refleksi Hari Guru Nasional 2023: Karmayoga Seorang Guru
Refleksi Tiga Tahun Kurikulum Merdeka
Tags: guruguru penggerakPendidikansekolah
Previous Post

“Melajah Kalah”

Next Post

Bengkel Maksum

I Nyoman Tingkat

I Nyoman Tingkat

Kepala SMA Negeri 2 Kuta Selatan, Bali

Next Post
Bengkel Maksum

Bengkel Maksum

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co