11 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Meamuk-amukan” di Padangbulia: Percik Amarah yang Padam oleh Percik Api

Gede Dedy Arya SandybyGede Dedy Arya Sandy
March 12, 2024
inKhas
“Meamuk-amukan” di Padangbulia: Percik Amarah yang Padam oleh Percik Api

Meamuk-amukan, tradisi perang api di Desa Padangbulia, Buleleng, Bali | Foto: Dek Uka

SENJA menuju malam, jalanan di Desa Padangbulia, Kecamatan Sukasada, Buleleng, seperti lautan api. Api bergerak-gerak, kadang cepat kadang lambat, disertai percik dengan asap tipis membubung ke langit.

Senja itu tepat Hari Pengerupukan, sehari sebelum Hari Nyepi, Senin, 10 Maret 2024. Desa Padangbulia memang memiliki tradisi unik yang digelar setelah umat Hindu di desa itu menggelar tawur agung.

Senja terus bergerak hingga malam. Lautan api  makin terasa terangnya, makin terasa panasnya. Warga desa, saat itu, secara serentak tumpah ke jalan, membawa api, lalu diadu, lalu dipadukan, lalu dimainkan, bersama sesama warga, bersama sesama teman.

Tradisi itu mereka warisi dari para leluhur mereka, dan dengan setia dilakukan setiap tahun.  Tradisi itu disebut meamuk-amukan. Ada juga yang menyebut tradisi meputput.

Meamuk-amukan memiliki arti ngamuk atau pergerakan tak terkontrol, sementara meputput memiliki arti saling serang menggunakan alat tertentu.

Meamuk-amukan, tradisi perang api di Desa Padangbulia Buleleng | Foto: Dek Uka

Di Desa Padangbulia, sarana “saling serang” yang digunakan warga adalah sarana berupa daun, kelapa kering yang disebut danyuh. Daun kelapa kering itu diikat sedemikian rupa hingga menyerupai sapu lidi.

Daun kelapa kering atau danyuh yang dipakai meamuk-amukan itu sesungguhnya sudah tersedia di depan rumah masing-masing warga, atau di lebuh, di sepanjang jalanan desa. Daun kepala yang sudah diikat sedemikian rupa itu adalah bekas dari ritual mebuu-buu atau meobor obor.

Mebuu-buu atau meobor-obor adalah bagian dari rangkaian upacara tawur yang digelar pada setiap pengerupukan, sehari sebelum Nyepi. Ritual itu sebagai proses simbol pengusiran kekuatan jahat yang ada di setiap pekarangan dan rumah rumah warga. Pada ritual mebuu-buu biasaya orang daun kelapa kering yang diujungnya sudah dibakar, dan membawa obor. Mereka berkeliling pekarangan rumah sambil melantunkan nyanyian sederhana.

“Mekaon mekaon, mangkin tilem kesange sampun kekaryanin bakti pecaruan gede ring tanggun desa, mekaon mekaon, ane nengkleng gandong ane buta dandan, mekaon mekaon”

Meamuk-amukan, tradisi perang api di Desa Padangbulia Buleleng | Foto: Dek Uka

Danyuh atau daun kelapa kering bekas ritual mebuu-buu lantas ditaruh di depan rumah. Lalu, setelah senja menuju malam, tanpa arahan para warga, mulai dari yang muda-muda, anak anak, hingga orang tua, satu persatu mengabil danyuh dan saling serang satu sama lain di jalanan. Danyuh dengan nyala apai itu diadu di udara. Satu sama lain saling berusaha untuk memadamkan nyala api pada danyuh lawan.

Mereka memilih lawan yang sebanding. Tidak ada aturan khusus yang tertulis di dalam melaksanakn tradisi ini.  Semua bergerak berdasarkan kehendaknya masing-masing.

Meskipun begitu, setiap warga yang terlibat seperti sudah memahami bahwa yang boleh diserang atau diajak tanding adalah mereka yang danyuh-nya dalam keadaan memiliki nyala api, dan diacungkan ke atas.

Begitu juga, pada saat sudah beradu, bila salah satu dari mereka ternyata api danyuh-nya sudah padam, tak miliki nyala api lagi, maka pertarungan disudahi dan diganti oleh peserta yang lain.

Setiap atraksi meamuk-amukan selalu diiringi oleh tatabuhan ngoncang yang dilakukan oleh ibu-ibu maupun laki-laki.

Ngoncang sendiri adalah sebuah tradisi memukul ketungan atau alat menumbuk padi yang terbuat dari kayu yang berukuran cukup besar, juga biasanya memiliki panjang sekitar 3meter atau lebih.  Pemukul kentungan atau penabuh ngoncang itu terdiri dari beberapa orang menggunakan luu atau tongkat kayu yang memiliki cekingan di bagian tengah tengahnya, sehingga dari pukulan-pukulan itu dapat menghasilkan suara yang saling bersahutan. Iramanya sangat sederhana dan terdengar sakral.

Selain ngoncang, tetabuhan yang mengiringi tradisi meamuk-amukan juga berasal dari suara-suara pukulan benda lain yang sekiranya bisa menghasilkan suara yang keras, seperti memukul gelinding.

Apa itu gelinding? Nanti saya akan ceritakan lebih rinci tentang gelinding itu.

Jadi dapat dibayangkan betapa riuh dan ramainya suasana malam itu di sepanjang jalan desa.

Meamuk-amukan, tradisi perang api di Desa Padangbulia Buleleng | Foto: Dek Uka


Secara filosofis meamuk-amukan memiliki makna sebuah usaha untuk melepaskan dan membakar segala perasaan yang selama ini terkekang dalam diri manusia, seperti rasa marah, benci, sedih, gembira, dan senang. Sehingga hanya akan menyisakan ketenangan batin untuk besoknya, saat kita secara bersama-sama melaksanakan catur berata di Hari Suci Nyepi. [T]

Penulis: Gede Dedy Arya Sandy
Editor: Adnyana Ole

Ramainya Lomba Mancing Air Deras di Desa Padangbulia
Mengenal Unik dan Kerasnya Silat Depok dari Gede Regeg di Desa Padangbulia
Jero Dalang Wijana, Dalang Genjek dan Seniman Serba Bisa dari Padang Bulia
Tara Listiawan, Kesetiaan Membina Anak-anak Menari di Desa Padang Bulia
Orang-Orang Dusun Prabakula, Mengukir Kehidupan di Atas Pasir Hitam
Tags: balibulelengDesa PadangbuliaHari Raya NyepiHindu BaliTradisitradisi nyepi
Previous Post

Kembalinya Kesadaran yang Telah Hilang : Catatan Pelatihan Metode Suzuki, Bali Purnati 2024

Next Post

Kisah Mualafnya Tujuh KK di Desa Kutuh Bangli

Gede Dedy Arya Sandy

Gede Dedy Arya Sandy

Kerap dijuluki "Orang Gila dari Utara". Pelukis dan seniman tato. Tinggal di desanya di Padangbulia sembali membuka studio melukis sekaligus studio tato. Jika datang ke studionya, ia banyak punya cerita menarik bukan hanya soal tato, tapi juga soal kehidupan

Next Post
Kisah Mualafnya Tujuh KK di Desa Kutuh Bangli

Kisah Mualafnya Tujuh KK di Desa Kutuh Bangli

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Satire Visual Wayan Setem

by Hartanto
May 11, 2025
0
Satire Visual Wayan Setem

KARYA patung Wayan Setem bertajuk Kapitalosen. Istilah ini dicetuskan oleh sejarawan lingkungan Jason W. Moore yang mengkritik Antroposen dengan mengalihkan...

Read more

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co