31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kurikulum Dengan Pendekatan “Desa, Kala, Patra”

I Nyoman TingkatbyI Nyoman Tingkat
November 9, 2023
inEsai
Kurikulum Dengan Pendekatan “Desa, Kala, Patra”

Ilustrasi tatkala.co | Wiradinata

SEJAK MERDEKA, Indonesia sudah 11 kali mengganti Kurikulum. Rerata Kurikulum di negeri ini berganti setiap 7 tahun. Ketika Kurikulum 2013 sedang suntuk diberlakukan,tiba-tiba Pandemi menghantam pada 2020 lalu muncul Kurikulum Prototife dan dikukuhkan menjadi Kurikum Merdeka pada 2021. Nyaris tiada kemantapan dinamis di kalangan guru dalam melaksanakan Kurikulum. Kegelisahan demi kegelisahan muncul sejak Pandemi Covid-19 di tengah wacana menghilangnya TPG dalam RUU Sisdiknas tahun lalu yang  kontroversial itu. Beritanya, kini nyaris tak terdengar. 

Kegelisahan lain adalah lambannya pemenuhan 1 juta guru P3K yang dijanjikan Mas Nadiem sejak menjabat sebagai Mendikbud Ristek. Kebijakan P3K diinisiasi untuk mengatasi kekurangan guru yang banyak pensiun. Kegelisahan berikutnya adalah berlikunya jalan guru menjelang pensiun untuk meraih tiket jabatan fungsional Guru Utama dengan golongan ruang IV/d melalui Penetapan Angka Kredit (PAK) walaupun semua persyaratan telah dipenuhi. Untuk sampai lulus PAK Guru Utama, guru wajib meneliti dan presentasi di hadapan dewan juri untuk mendapatkan predikat kelulusan (setara orasi ilmiah bagi jabatan guru besar di Perguruan Tinggi). Sebelum itu, guru wajib menulis buku dan mempublikasikan karya ilmiahnya di Jurnal terakreditasi dengan mengumpulkan angka kredit minimal 14 dari unsur publikasi ilmiah dan karya inovatif.

Setelah itu, guru wajib mengikuti Uji Kompetensi Jabatan Fungsional (UKJF) untuk mendapatkan sertifikat kelulusan. Sampai 2023, tidak banyak guru yang berhasil lulus UKJF (kurang dari 100 orang guru di seluruh Indonesia). Mereka adalah guru Jenderal yang berjuang dengan semangat literasi di atas rata-rata setara dengan pencapaian jabatan Guru Besar (Profesor). Namun, di antara yang sedikit itu pun, jalan berliku menghadangnya. Tidak dengan sendirinya bisa naik ke jafung Guru Utama dengan Golongan Ruang IV/d. Akar masalahnya bermula dari regulasi yang ‘’kurang ramah’’ guru. Inilah dilema guru di tengah semangat Merdeka Belajar dengan Kurikulum Merdeka.

Dalam suasana demikianlah Kurikulum Merdeka dijalankan dengan aneka tuntutan administrasi yang merepotkan guru. Namun, setiap kali Kurikulum baru diluncurkan, testimoni dari para guru yang beruntung mengikuti diklat selalu mengatakan Kurikulum terbaik pada zamannya. Oleh karena itu, Kurikulum di Indonesia cocok menggunakan pendekatan Desa, Kala, Patra, sebagaimana kearifan lokal Bali diinternalisasikan sejak dahulu hingga kini.

Kurikulum Merdeka adalah Kurikulum yang disesuaikan dengan desa (tempat), kala (waktu), patra (cara) zaman. Kurikulum apa pun namanya selalu mendapat tempat (desa) di hati pendidik sebagai pelaksana utama di akar rumput. Desa diartikulasikan sebagai semua tempat (rumah, sekolah, alam semesta dengan segala isinya) adalah sekolah kehidupan dengan menjadikan setiap orang adalah guru.

Dalam pembelajaran di sekolah, guru dapat berkolaborasi dengan para pakar dan praktisi untuk menguatkan alur pencapaian tujuan pembelajaran agar peserta didik tidak tersesat di belantara informasi tanpa filter. Selain meneladani guru di sekolah, peserta didik juga diinspirasi oleh pakar dan praktisi sehingga pembelajaran berlangsung secara kontekstual.

Semua tempat termasuk alam beserta isinya adalah sekolah kehidupan dengan jurusan beragam. Di situ peserta didik bersekolah sesungguhnya, tidak terpisah oleh ruang kelas sebagaimana diformalkan selama bertahun-tahun. Inilah semangat Merdeka Belajar dalam lokus desa (tempat) dengan kearifan Desa Mawacara.

Implikasinya dalam sekolah formal adalah penjabaran visi dan misi sekolah yang berbeda dengan keunikannya masing-masing. Semua warga sekolah mesti memahami visi misinya tanpa membanding-bandingkan dengan sekolah lain yang memang berbeda. Mereka mesti beradaptasi dan tunduk dengan Desa Mawacara pangkalan sekolahnya, yang visi-misinya disusun bersama.

Kala (waktu) dalam konteks Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran berbasis kesadaran historis dalam konsep Tri Semaya : atita (dulu), wartamana (kini), dan nagata (nanti). Titik-titik garis waktu kesejarahan tidak boleh putus dan harus linier dipahami, dihayati, dan diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara oleh seluruh warga negara sebagai peserta didik di sekolah kehidupan. Inilah yang disebut kontinuitas dalam Trikon Ki Hadjar Dewantara. Bung Karno menyebutnya Jas Merah,“Jangan sekali-kali melupakan sejarah”. Sebuah ajakan untuk menghargai waktu dengan menyadari dialektika sejarah.

Patra (cara, metode) dalam Kurikulum Merdeka mengacu pada pembelajaran menggunakan metode eklektik sebagai kombinasi antara cara tradisional, modern, dan digital untuk mewahanai kebutuhan siswa secara optimal. Tidak ada satu pun metode terbaik dalam pembelajaran, karena semua metode tidak berdiri sendiri. Ini sejalan dengan teori aktor jaringan dalam sastra. Semua komponen penting, begitu juga dengan aneka metode, semuanya penting dan berkeunggulan, di samping punya kelemahan.

Tugas guru adalah menggabungkan keunggulan masing-masing metode dari yang tradisional, modern, dan digital untuk mencapai puncak prestasi. Prestasi yang diraih secara bermartabat tidak dengan menjelek-jelekkan metode yang satu dengan yang lain. Begitu pula halnya dengan pembelajaran demokrasi hari ini, kemenangan diraih dengan memuliakan lawan (di-wongke). Kesadaran demikian adalah bagian dari proses transformasi budaya yang cerdas dengan pendekatan teknohumanistik untuk meningkatkan mutu lulusan berkarakter Profil Pelajar Pancasila.

Kurikulum Merdeka dengan pendekatan desa, kala, patra adalah Kurikulum ideal bagi Indonesia yang wilayahnya luas dengan beragam adat, agama, budaya, suku, flora fauna, struktur geogafis, dan keberagaman lainnya. Ketika penulis menjadi guru pamong mendampingi guru peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG) dari Papua misalnya, ditemukan sampai hari ini masih ada yang menggunakan KTSP (2006) padahal Kurikulum 2013 sudah diganti dengan Kurikulum Merdeka.

Guru ini mengatakan tidak pernah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). “Saya hanya fokus belajar membaca, menulis, dan berhitung. Pasalnya, siswa SMA di sekolah saya belum bisa membaca. Mereka mesti merdeka dari buta huruf untuk bisa membaca. Merdeka Belajar model apa yang harus dijalankan?’, katanya retoris melalui zoom metting.

Inilah potret disparitas pendidikan Indonesia kini di tengah pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka mudah diucapkan tetapi jalan berliku menghadang seperti pejuang memerdekakan negeri ini. Diperlukan semangat kerja keras, cerdas, ikhlas menuntaskan hingga merasuk ke rumah batin bangsanya, sebagaimana kerja nyata pahlawan bangsa. Selamat Hari Pahlawan 2023 : Semangat Pahlawan untuk Masa Depan Bangsa dalam Memerangi Kemiskinan dan Kebodohan. Merdeka ! [T]

  • BACA artikel lain dari penulisNYOMAN TINGKAT
Sumpah Pemuda, Momentum Memuliakan Perbedaan
Lulus Tetapi Tidak Naik Kelas
Membumikan Gerakan Sekolah Menyenangkan
Tags: kurikulumkurikulum merdekaPendidikan
Previous Post

Spoil System, Perusak Transformasi ASN

Next Post

Anak-Anak Pedawa dan Seni Melipat Kertas

I Nyoman Tingkat

I Nyoman Tingkat

Kepala SMA Negeri 2 Kuta Selatan, Bali

Next Post
Anak-Anak Pedawa dan Seni Melipat Kertas

Anak-Anak Pedawa dan Seni Melipat Kertas

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co