10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Gerip Maurip dan Ruang Belajar Menulis Puisi

Wayan Esa BhaskarabyWayan Esa Bhaskara
November 7, 2023
inEsai
Gerip Maurip dan Ruang Belajar Menulis Puisi

Wayan Esa Bhaskara

GERIP MAURIP menjadi ajang lomba menulis paling prestisius yang pernah saya ikuti. Gerip Maurip pun, bagi saya, menjadi penghargaan sastra paling penting yang pernah ada di Bali. Sebab, melalui ajang ini para penulis di Bali menjadi terpacu menulis dalam bahasa daerah mereka. Tentu ini bukan hal yang gampang.

Sebagai orang Bali, menulis dengan bahasa daerah ternyata tidak semudah menulis dengan bahasa Indonesia. Saya mengalaminya sendiri. Bagi saya, menulis dengan bahasa Bali sama susahnya dengan menulis dengan bahasa asing. Maka, kita semua hendaknya berterima kasih kepada Pustaka Ekspresi sebagai penggagas ajang ini sejak 2017.

Selain persoalan susahnya menulis dengan bahasa Bali, persoalan lain lagi adalah sastra Bali modern masih menjadi anak tiri dibandingkan seni tradisi semacam geguritan dan sejenisnya. Hal ini terlihat pada pembelajaran sastra di ruang-ruang kelas. Begitu pula di masyarakat, bahwa sastra Bali modern masih kalah pamor.

Fakta-fakta itu ternyata secara tidak langsung membuat saya tertantang mencoba menulis dengan bahasa Bali. Saya mencoba belajar menulis teks puisi, sebab sebelumnya memang sudah akrab dengan puisi berbahasa Indonesia.

Referensi pertama saya tentu saja jurnal online Suara Saking Bali yang digagas Putu Supartika. Berikutnya sisipan Orti Bali di Bali Post Minggu dan puisi-puisi berbahasa Bali di Pos Bali. Berikutnya barulah saya membaca buku-buku puisi yang kebetulan hampir seluruhnya adalah terbitan Pustaka Ekspresi.

Saya lupa kapan pastinya mulai serius menulis puisi berbahasa Bali. Beberapa kali sempat menulis dan mencoba mengirimnya untuk media cetak seperti Pos Bali dan Suara Saking Bali. Belakangan saya memberanikan mengirim puisi di Media Bali yang dijaga IK Eriadi Ariana yang saya kenal dengan nama Jero Penyarikan Duuran Batur dan Nusa Bali atas “undangan” sastrawan I Made Sugianto. Mengirim tulisan dan dimuat di media-media ini pun membuat saya memiliki percaya diri yang cukup.

Akhirnya, saya memberanikan diri untuk ikut mengirimkan manuskrip puisi di Gerip Maurip. Saya memulainya pada 2021, manuskrip yang saya kirimkan berjudul Dini Ditu. Naskah tersebut memuat 39 puisi berbahasa Bali dengan bermacam-macam tema. Sebuah kumpulan puisi yang menurut saya tidak jelas benang merahnya sehingga saya berikan judul Dini Ditu.

Pada Gerip Maurip 2021, manuskrip itu bersaing dengan 10 manuskrip lain, milik para penulis-penulis kelas berat semacam Made Edy Arudi, NW Adnyani, I Nyoman Agus Sudipta, dan senior Wayan Warsa. Tentu manuskrip Dini Ditu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan karya-karya para penulis tersebut, pikir saya.

Hasilnya sangat mengejutkan saya saat itu. Dini Ditu didapuk menjadi Jayanti 2 di bawah karya I Putu Suweka Oka S. Entah apa yang ada di pikiran para juri, Ibw Keniten, Idk Raka Kusuma (alm), dan Komang Berata saat itu.

Setelah pengumuman pemenang tahun itu, dua hal yang saya pikirkan dan saya ingat betul. Pertama, apakah puisi saya sudah bagus? Kedua, mengapa menulis puisi berbahasa Bali sesulit ini padahal bahasa Bali sering saya gunakan setiap hari. Sampai sekarang pun, saya belum menemukan pasti jawaban dari kedua pertanyaan itu. Hanya saja, saya selalu mencoba terus menulis dan mengirimkannya ke media. Syukur-syukur dimuat. Untuk hal ini saya kembali harus berterima kasih kepada para penjaga gawang kolom sastra seperti IK Eriadi Ariana (Media Bali), Putu Supartika (Suara Saking Bali) dan I Made Sugianto (Nusa Bali).

Menulis dengan bahasa Bali, saya seperti menulis dengan bahasa asing. Kadang saya menulis dengan bahasa Indonesia dulu, selanjutnya draf tersebut saya terjemahkan ke bahasa Bali dengan bantuan kamus. Yang membuat saya masih tidak percaya diri dengan puisi-puisi saya adalah terkait dengan sor singgih basa.

Contoh-contoh puisi yang saya baca sebagian besar menggunakan bahasa alus. Begitu pula tema-tema yang digunakan saya pikir sangat berat, seperti filsafat dan semacam pembacaan atas karya-karya sastra klasik. Untuk hal ini, saya merasa masih sangat kurang. Maka dari itu saya memutuskan menulis menggunakan bahasa kepara, alus madia, bahkan kosa kata campuran dan memasukkan istilah-istilah modern.

Setelah pencapaian di Gerip Maurip 2021, saya mencoba peruntungan lagi di tahun berikutnya. Saya mengirim Manuskrip Gong dan bersaing dengan 8 karya puisi lain, karya para senior seperti Ngakan Made Kasub Sidan, DN Sarjana, dan I Made Suarsa. Tentu membuat nyali saya semakin ciut.

Benar saja, tahun 2022 puisi-puisi saya tidak bisa menembus tiga besar. Pada titik itu, saya melakukan semacam evaluasi diri, di mana sebenarnya kekuatan puisi saya. Sebab kelemahan puisi saya tentu sudah banyak dan gampang ditemukan.

Tahun ini saya memberanikan diri untuk ikut kembali mengirimkan karya. Saya mengumpulkan puisi-puisi baru sepanjang 2023, dengan tema-tema sederhana dan tentu saja kosa kata yang sederhana. Sebab di sanalah kekuatan saya, begitu pikir saya.

Saya kirimkanlah manuskrip berjudul Pasisi, Lawar, lan Saké. Satu hal baru yang saya coba pada manuskrip ini adalah lebih banyak puisi yang saya buat tersusun atas tiga bait puisi. Ini disebabkan saya mulai senang membaca puisi-puisi dari penyair Tengsoet Tjahjono yang memang dikenal sebagai penggagas putiba (puisi tiga bait).

Pengumuman Gerip Maurip tahun ini membuat saya benar-benar terkejut. Sebab, Pasisi, Lawar, lan Saké dipilih menjadi Jayanti 2. Ya, berada di posisi yang sama seperti kali pertama keikutsertaan saya. Yang paling mengembirakan tentu, tahun ini manuskrip tersebut akan diterbitkan oleh Pustaka Ekspresi. Tentu saja ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Di tengah proses belajar menulis puisi berbahasa Bali, ada apresiasi demikian.

Terlepas dari hasil tersebut, saya selalu menikmati proses belajar ini. Sejak beberapa tahun belakangan memang sedang mempelajari puisi Bali modern. Proses yang masih sangat pendek dan belum apa-apa dibandingkan dengan penulis lain, tentu saja. Belum banyak yang saya tahu, masih menulis dengan bantuan kamus, bahkan belasan kali melakukan revisi untuk satu puisi. Tetapi, Gerip Murip saya pikir telah menjadi lab bagi saya.[T]

Komang Sujana, Menulis Puisi, Meraih Gerip Maurip
Tags: puisi bali anyarsastrasastra bali modern
Previous Post

Nopek Novian dan Orang-Orang Kenongorejo

Next Post

Workshop Musik dan Tari Tradisional Manggarai | Catatan dari Bali Nata Bhuwana II di Labuan Bajo, 8 November 2023

Wayan Esa Bhaskara

Wayan Esa Bhaskara

Menulis esai, puisi, dan cerpen disela-sela pekerjaannya sebagai guru

Next Post
Workshop Musik dan Tari Tradisional Manggarai | Catatan dari Bali Nata Bhuwana II di Labuan Bajo, 8 November 2023

Workshop Musik dan Tari Tradisional Manggarai | Catatan dari Bali Nata Bhuwana II di Labuan Bajo, 8 November 2023

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co