31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Gema Ladang”: Nyanyian Ladang dan Ratapan dari Flores Timur

JaswantobyJaswanto
October 28, 2023
inUlas Pentas
“Gema Ladang”: Nyanyian Ladang dan Ratapan dari Flores Timur

Adegan dalam pertunjukan "Gema Ladang" / Foto: Jaswan

LIMA perempuan berbusana Flores sedang memilah dan membersihkan jagung di nyiru masing-masing. Sesekali mereka menampi, menggoyangnya, menghentakkannya ke atas ke bawah—dan itu membuat debu yang menempel di bulir jagung, beterbangan. Sementara mereka sibuk membersihkan jagung dari kerikil dan kotoran lainnya, datang seorang laki-laki berpakaian asing, bersepatu, dan berwajah angkuh.

Lelaki tambun dengan kepala plontos itu membawa secontong beras di tangan kirinya lalu menebarkannya ke seluruh lantai pertunjukkan. Tak hanya itu, lelaki itu juga memasukkan beras ke dalam nyiru para perempuan Flores yang berisi jagung.

Dua potongan adegan tersebut berasal dari pertunjukan bertajuk Gema Ladang karya Silvester Petara Hurit. Karya ini digelar di Black Box Studio Produksi Film Negara pada Rabu (25/10/2023) sore pada gelaran Pekan Kebudayaan Nasional 2023. Di dalam karya ini, Silvester bekerja dengan Ipung Bethan (penata musik); Mance Ratu Loli (penata artistik); dan para aktor, yakni Zaeni Boli, Hero Atamara, John da Silva, Rin Letizia, Ina Sabu, Enn Hurit, Elisa Kehi, dan Beatris Aran.     

Adegan dalam pertunjukan “Gema Ladang” / Foto: Jaswan

Pada karya Gema Ladang, Silvester berangkat dari keadaan di sekitarnya, yakni mengangkat khazanah lokal, nyanyian khas yang membangkitkan gairah berladang, syukuran panen, juga ratapan kepedihan tatkala beras “memaksa” masuk ke Flores dan menggantikan jagung sebagai makanan pokok.

Benar. Beras-isasi pada masa pemerintahan Orde Baru sedikit banyak memengaruhi sejarah keberagaman pangan masyarakat lokal di Indonesia. Beras menggusur sorgum dan jagung di Nusa Tenggara Timur (NTT), menggantikan sagu di Papua. Dan itu berlangsung sampai hari ini. Bahkan, kemudian lahir stigma bahwa hanya orang miskin dan tertinggal saja yang masih mengonsumsi jagung. Orang kaya, orang bermartabat, memakan nasi putih.

Inferioritas Pangan Lokal

Kami sebenarnya bertekad hanya mengonsumsi pangan lokal selama perjalanan mendokumentasikan keragaman pangan di Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagaimana bagian dari peliputan sistem pangan di pulau-pulau kecil. Namun, apa daya kami harus bertahan dengan beras yang mesti didatangkan dari luar pulau.

Warung dengan menu masakan Padang dan masakan Jawa mendominasi hingga pelosok perkampungan, yang tentu saja karbohidratnya beras putih, selain warung bakso dengan mie gandum. Selama dua pekan perjalanan di NTT, kami kesulitan menemukan warung makan yang menyajikan bahan pangan lokal yang diolah dengan cara tradisional.

Adegan dalam pertunjukan “Gema Ladang” / Foto: Jaswan

Dua paragraf di atas saya ambil dari laporan Ahmad Arif dan Frans Pati Herin di Kompas (11/10/2023). Narasi di atas sangat jelas menyampaikan bagaimana beras telah benar-benar menggantikan pangan lokal seperti jagung atau sorgum di NTT. Hal tersebut mengingatkan saya pada dekade 1970 hingga 1980-an, semasa Orde Baru.

Pada masa itu, pemerintah menerapkan “strategi kembar” yang meliputi jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek berupa stabilisasi harga beras pada tingkat yang terjangkau, sedangkan jangka panjang yakni mencanangkan target swasembada mutlak.

Padahal, masa itu, di NTT, misalnya, sorgum menjadi makanan pokok di musim paceklik era 70-an. Sejak orang NTT pintar bercocok tanam padi, secara perlahan sorgum mulai dilupakan. Nilai sorgum juga berubah, manusia makan beras, sementara jagung dan sorgum jadi pakan hewan ternak atau burung liar. Ini menjadikan pangan lokal menjadi sangat inferior.

Kejahatan Atas Nama Kemajuan

Mengenai kebijakan pemerintah yang “semena-mena”, saya teringat perkataan Butet Manurung dalam kata pengantarnya untuk buku Yang Menyublim di Sela Hujan (2017) karya Fawaz. Dalam buku tersebut Butet menulis, saat kita datang ke suatu tempat kemudian di detik pertama kita langsung menerjemahkan pengalaman kasat mata dengan bergumam “kasihan”, “liar”, “miskin”, “bodoh”, “kotor”, “telanjang”, dan sebagainya, sebenarnya kita sedang melakukan kejahatan karena seolah kita berkata paada mereka bahwa diri kita “lebih bahagia”, “beradab”, “kaya”, “pintar”, “bersih”, dan “sopan”.

Adegan dalam pertunjukan “Gema Ladang” / Foto: Jaswan

Hal tersebut, lanjut Butet, berlaku juga ketika kita datang dengan niat untuk membantu. Setulus apa pun bantuan kita, tetapi pikiran-pikiran seperti itu berbahaya jika kita belum tahu betul situasi sebenarnya di lapangan. Pikiran kita akan mewarnai bantuan atau program yang akan diberikan. Jika sebuah program atau bantuan didasarkan pada persepsi sepihak, maka yang terjadi adalah penaklukan—karena kita memaksakan kepada mereka untuk memakai ukuran-ukuran kita. Hati-hati, niat baik saja tidak cukup!

Situasi yang tidak menguntungkan di atas tersampaikan dengan cukup baik dalam pertunjukan Gema Ladang.  Di samping adegan-adegan yang penuh keceriaan melalui nyanyian-nyanyian ladang, Silvester juga menampilkan kemarahan, kesedihan, dan ketidakberdayaan atas kebijakan pemerintah yang seolah acuh terhadap kondisi geografis wilayah timur.

Orang timur “dipaksa” makan beras. Mereka harus meninggalkan ubi-ubian, sorgum, dan jagung sebagai makanan pokok atas nama kemajuan dan status sosial yang lebih tinggi. Bertahun-tahun, wilayah timur Indonesia disebut sebagai daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan ter ter lainnya.

Ketidakberdayaan orang timur atas datangnya beras tercermin dalam adegan saat seorang laki-laki timur dipaksa membuang biji jagung yang—dengan susah payah—ia kumpulkan dalam wadah anyaman terbuat dari daun lontar. Orang yang memaksa itu, lelaki plontos berwajah angkuh, berpakaian asing dan bersepatu, mengguyurkan jagung ke tubuh lelaki timur yang sudah tak berdaya.

Dari sini Silvester berhasil memperlihatkan “kejahatan” yang diperbuat atas nama kemajuan. Persoalannya hal tersebut terus diproduksi secara massal. Padahal di balik itu semua, pemerintah (kita) telah menyematkan pelbagai persepsi negatif kepada mereka.

Adegan dalam pertunjukan “Gema Ladang” / Foto: Jaswan

Lantas pemerintah (kita) merasa menjadi juru selamat ketika “menarik” mereka dari ketertinggalan dengan cara memaksa mereka dengan pola pikir kita. Seperti kata Butet Manurung, “Jika sebuah program atau bantuan didasarkan pada persepsi sepihak, maka yang terjadi adalah penaklukan—karena kita memaksakan kepada mereka untuk memakai ukuran-ukuran kita. Hati-hati, niat baik saja tidak cukup!”

Di daerah timur, musik dan tari berjalan bersamaan. Dalam Gema Ladang, melalui tari dan nyanyian, mereka berbicara, dan sudah seyogianya kita lihat, dengar, dan perhatikan lebih.[T]

Reporter: Jaswanto
Penulis: Jaswanto
Editor: Made Adnyana

BACA artikel lain terkaitPEKAN KEBUDAYAAN NASIONAL 2023atau artikel lain yang ditulisJASWANTO

“Dapur Bangsa”: Eksplorasi Kekayaan Kuliner Nusantara
“Membaca Sanghyang”: Tentang Ritual, Arsip, Posisi Perempuan, dan Pertanian
“Nge-GLITCH?”: Pertempuran antara Tubuh Digital dan Tubuh Manusia
Tags: FloresFlores Timurpekan kebudayaan nasionalseni pertunjukanTeater
Previous Post

Saklon | Cerpen Sonhaji Abdullah

Next Post

Erich Fromm, Psikoanalisis, dan Zen Buddhisme: Eksegesis tentang Degradasi Egotistical dan De-Represi

Jaswanto

Jaswanto

Editor/Wartawan tatkala.co

Next Post
Erich Fromm, Psikoanalisis, dan Zen Buddhisme: Eksegesis tentang Degradasi Egotistical dan De-Represi

Erich Fromm, Psikoanalisis, dan Zen Buddhisme: Eksegesis tentang Degradasi Egotistical dan De-Represi

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co