1 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Lulus Tetapi Tidak Naik Kelas

I Nyoman TingkatbyI Nyoman Tingkat
October 26, 2023
inEsai
Lulus Tetapi Tidak Naik Kelas

Ilustrasi tatkala.co : Wiradinata

 “… Pengajaran harus bersifat kebangsaan…. Kalau pengajaran bagi anak-anak tidak berdasarkan kenasionalan, anak-anak tak mungkin mempunyai rasa cinta bangsa dan makin lama terpisah dari bangsanya, kemudian barangkali menjadi lawan kita …” (Ki Hadjar Dewantara).

DUNIA pendidikan kita kini sedang tidak baik-baik saja. Banyak kasus menimpa dunia pendidikan saat Program Merdeka Belajar gencar dilaksanakan. Di Bengkulu seorang guru bernama Zahraman (58) diketapel orangtua siswa karena  tidak terima anaknya ditegur merokok di sekolah. Akibatnya, sang guru buta permanen. Di Tangerang, siswa diculik gurunya.  Sebuah ironi di tengah kampanye Sekolah Aman dan ramah Anak. Mahasiswa senior membunuh yuniornya di Perguruan Tinggi ternama. Sungsangnya dunia pendidikan itu  masih bisa diperpanjang.

Kita menyayangkan tragedi demi tragedi menimpa dunia pendidikan, tempat yang ditasbihkan sebagai arena memanusiakan manusia. Setelah 78 Tahun Indonesia Merdeka,  pendidikan kita belum  naik kelas walaupun angka kelulusan terus naik 100%.

Secara statistik (2022) angka melek huruf  Indonesia Merdeka mencapai 96,35%, tetapi angka kesadaran aksara bermakna makin menurun. Indikatornya tiga dosa pendidikan (perundungan, intoleransi, radikalisme) masih terus mengintai. Makin banyaknya sampah komunikasi di media sosial yang ditebar oleh mereka yang melek huruf adalah indikator lain.  Sampah komunikasi   tidak tanggung-tanggung diproduksi  oleh publik figur yang  seharusnya diteladani.  Semua itu akan menjadi pelajaran bagi semua anak bangsa yang terkoneksi tanpa batas melalui media sosial.

Sri Edi Swasono (2016) menengerai hal itu sebagai gagalnya  pendidikan menjadi instrumen pembudayaan sejak Proklamasi Kemerdekaan. Baginya, Proklamasi adalah pernyataan kemerdekaan sekaligus pernyataan kebudayaan. Sebagai pernyataan kemerdekaan, Proklamasi  adalah permakluman kepada dunia Internasional bahwa Indonesia telah sampai pada titik kulminasi perjuangan bangsa yang diraih melalui pengorbanan pantang menyerah tak gentar lawannya seribu kali. Chairil Anwar mencatat  sebagai “luka dan bisa kubawa berlari. Berlari hingga hilang perih-peri”.

Pesan itu sebagai pernyataan sikap  betapa gigihnya semangat pendiri bangsa membebaskan diri dari belenggu penjajahan. Mendobrak penjajah sampai ke depan pintu kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Inilah revolusi Indonesia sesungguhnya. Tugas selanjutnya adalah masuk ke ruang rumah (batin) bangsa untuk merawat cinta kasih melalui pendidikan.

Sebagai pernyataan kebudayaan, Proklamasi Kemerdekaan adalah dokumen budaya yang dihasilkan melalui cipta, rasa, karsa para pendiri bangsa setelah suntuk berkontemplasi menggali mutiara di bumi pertiwi Nusantara yang akarnya ditemukan jauh sebelum kedatangan penjajah. Kerja cerdas para penggali mutiara yang literat berkeadaban berhasil merumuskan Proklamasi  dan UUD 1945 dengan bernas. Kebernasannya mengalami pendangkalan semakin jauh dari babonnya, seiring dengan makin tuanya usia kemerdekaan. Makin jauh jarak waktu kita merdeka, nilai patriotisme makin samar-samar. Di sini berlaku  teori medan makna  yang diandaikan dengan melemparkan batu ke pusaran air. Pusaran keras dan kuat terasa dipusat batu jatuh, makin menjauh makin lemah bahkan nyaris tak terasa.

Melemahnya semangat nasionalisme menurut Sri Edi Swasono (2016) disebabkan oleh kekhilafan kita  dalam pembudayaan Pancasila dan pembudayaan semangat kemerdekaan melalui arah pendidikan nasional. Kurikulum sudah 11 kali berubah sejak Indonesia Merdeka. Pancasila sebagai mata pelajaran timbul tenggelam dalam struktur Kurikulum. Saat Orde Baru, Pancasila muncul dalam mata Pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dari SD – SMA/SMK dan diperkuat dengan Penataran P-4 di bawah lembaga BP-7. Di Perguruan Tinggi,  mahasiswa OSPEK wajib mengikuti Penataran P-4 Pola 100 jam yang dikonversi menjadi 2 SKS mata kuliah Pancasila.   

Kini MPR mengembangkan pola sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan (Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945). Sosialisasi umumnya bersifat musiman, musim reses yang difasilitasi oleh MPR. Jangkauannya terbatas dengan menggandeng  Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

 Pembudayaan semangat Kemerdekaan melalui arah Pendidikan Nasional kini berhadapan dengan semakin menguatnya budaya materialistik, hedonis, instan, terburu-buru dengan mengorbankan proses. Hujan protes makin marak tanpa etika. Protes tanpa proses berpikir yang memanusiakan membuat kegaduhan. Saling caci dan saling hujat bertebaran di media sosial dilakukan oleh orang-orang dewasa berpendidikan tinggi. Tingginya pendidikan tidak berelasi dengan ahlak mulia bangsa yang berperadaban Pancasila. Taufiq Ismail (2000) dalam puisi berjudul Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia menuliskan, “… Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak/Hukum tak tegak, doyong berderak-derak….”

 Setelah 78 Tahun Merdeka, sejarah mencatat kemajuan fisik pembangunan bergerak cepat di seluruh negeri. Namun, kita gagal mengubah pola pikir (mindset) untuk melaksanakan amanat Proklamasi sebagai produk kebudayaan (Sri Edi Swasono, 2016). Sejak 2011, Kemediknas berupaya membangkitkan kesadaran budaya melalui penguatan karakter bangsa dengan 18 nilai  yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,  demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,  menghargai prestasi, komunikatif/bersahabat,  cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

 Di dalam Kurikulum Merdeka, ke-18 nilai itu diterjemahkan ke dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan 6 indikator. Tujuannya jelas untuk kembali pada ajaran Ki Hadjar Dewantara seperti dikutip pada awal tulisan ini.

Begitulah negeri ini sudah 78 Tahun Merdeka lulus dari ujian kekerasan kolonial, lulus dari kekerasan G30S/PKI (1965), lulus dari peristiwa kerusuhan Mei 1998 tetapi terasa belum mampu naik kelas. Indonesia Raya terus berhasil dikumandangkan tetapi pengamalannya masih perlu terus diperjuangkan.. “… Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, untuk Indonesia Raya….” Inilah renungan 95 Tahun Sumpah Pemuda yang mengusung tema, “Bersama Majukan Indonesia”. Pantang api semangat dipadamkan! [T]

  • BACA artikel lain dari penulisNYOMAN TINGKAT
“Kupu-Kupu di Dalam Buku”
Ki Hadjar Dewantara Melembutkan Kegarangan Chairil Anwar dan Bung Karno
Dari Chairil Anwar ke Bung Karno
Tags: PendidikanPolitiksekolah
Previous Post

Catatan Dari Meja Rene Descartes | Seri Pertama Soal Being

Next Post

“Batik Bisa Bicara Tentang Ekofeminisme” — Membidik Suara Alam Yogyakarta untuk Dunia Pendidikan

I Nyoman Tingkat

I Nyoman Tingkat

Kepala SMA Negeri 2 Kuta Selatan, Bali

Next Post
“Batik Bisa Bicara Tentang Ekofeminisme” — Membidik Suara Alam Yogyakarta untuk Dunia Pendidikan

“Batik Bisa Bicara Tentang Ekofeminisme” -- Membidik Suara Alam Yogyakarta untuk Dunia Pendidikan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co