30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Acara KCKB Buleleng: Sebuah Usaha Menumbuhkan Kesadaran Perempuan

JaswantobyJaswanto
June 18, 2023
inKhas
Acara KCKB Buleleng: Sebuah Usaha Menumbuhkan Kesadaran Perempuan

Moderator dan narasumber dalam talkshow KCKB Buleleng | Foto: Dok. Jayen

BULAN JUNI, bukan saja istimewa kerena puisi Sapardi Djoko Damono yang terkenal itu, lebih dari itu, Juni menjadi istimewa juga sebab dua hal: Soekarno dan Pancasila. Pada bulan Juni Soekarno dilahirkan sekaligus kembali ke haribaan Tuhan—ia lahir 6 Juni 1901 dan wafat 21 Juni 1970.

Pada bulan ini pula, tepatnya 1 Juni 1945, Pancasila resmi ditetapkan sebagai dasar negara—kelahiran Pancasila sebagai dasar negara bermula dari sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Oleh sebab dua hal tersebut, bulan Juni juga disebut sebagai “Bulan Bung Karno”. Dan di Bali, peringatan bulan Juni sebagai Bulan Bung Karno sudah menjadi agenda tahunan. Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Gubernur Bali Nomor 19 Tahun 2019 tentang Bulan Bung Karno.

Maka tak heran, setiap tiba bulan Juni, banyak instansi pemerintah, kampus, sampai komunitas-komunitas, dari yang berbadan hukum sampai yang tak tahu hukum, sama-sama, dengan gembira, memperingatinya. Dan seperti umumnya komunitas atau instansi lain, Komunitas Cinta Kain Bali (KCKB) Kabupaten Buleleng juga tak mau ketinggalan.

Pada Sabtu (17/6/2023) sore, bertempat di Open Stage Hotel Bali Taman Beach Resort and Spa, KCKB Buleleng menggelar kegiatan talkshow, fashion show, dan pementasan teater (kisah cinta Nyoman Rai Srimben) dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno dan mengapresiasi sosok ibunda Bung Karno, Nyoman Rai Srimben—yang memang lahir dan besar di Buleleng.

Suasana hadirin saat menyanyikan lagu Indonesia Raya / Foto: Dok. Jayen

Menurut Agata, selaku ketua panitia, melalui kegiatan yang memacak tema “Perempuan dalam Balutan Patriotisme Bangsa” itu, Komunitas Cinta Kain Bali (KCKB) Kabupaten Buleleng ingin tetap menggelorakan jiwa patriotisme—seseorang yang rela mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah air atau cinta tanah air—di setiap anggota khususnya dan perempuan pada umumnya.

Benar, acara yang dihadiri oleh Ketua Dekranasda Kabupaten Buleleng, Kadis Perdagangan Kabupaten Buleleng, Komunitas Cinta Kain Bali pusat, Ketua HIPMI Buleleng, Ketua IWAPI Buleleng, Komunitas Mahima, beberapa media—termasuk Tatkala.co—yang diundang, dan sejumlah tokoh perempuan seperti Mas Aries Sujati dan Ida Ayu Wardhany itu, memang sarat akan nuansa patriotismenya—paling tidak, itu dibuktikan dengan penampilan ibu-ibu yang tergabung dalam KCKB maupun tamu undangan, yang mengenakan sandang, mulai dari pakaian sampai aksesoris, khas Bali.

Agata dan Paramita Lihadnyana / Foto: Dok. Jayen

Kecintaan terhadap tanah air, atau patriotisme, mereka tampakkan dalam bentuk kepedulian terhadap kelestarian kain Bali: tenun maupun songket.

“Kebijakan bangga menggunakan produk lokal merupakan upaya pemerintah guna mendorong pelaku IKM pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat. Hal ini menjadi penopang dan penggerak utama perekonomian di Kabupaten Buleleng,” terang Ketua Dekranasda Kabupaten Bueleleng, Paramita Lihadnyana, dalam sambutannya.

Seusai sambutan Ketua Dekranasda Kabupaten Buleleng yang sekaligus membuka acara secara resmi, tak lengkap rasanya jika komunitas pecinta kain tak “memamerkan” kain-kainnya. Maka, dengan kepercayaan diri penuh, tanpa ragu dan malu, bersama dengan riuh tepuk tangan hadirin, ibu-ibu cantik dan elegan yang tergabung dalam KCKB Buleleng dan Denpasar itu, tampil dalam peragaan busana.

Ibu-ibu itu mengenakan kain dan motif khas Bali—sebuah kesadaran perempuan untuk melestarikan warisan bangsa.

Usaha menumbuhkan kesadaran perempuan

Tak hanya fashion show saja, seperti yang sudah disinggung di awal, acara komunitas yang berdiri sejak tahun 2019 dan beraggotakan Ibu-ibu dari berbagai profesi—dengan satu tujuan menjaga warisan budaya khususnya kain Bali—itu, juga menghadirkan lima perempuan hebat di bidang entrepreneur dalam acara talkshow yang dimoderatori langsung oleh Kadek Sonia Piscayanti, tokoh perempuan di bidang sastra dan pendidikan.

Kelima perempuan hebat itu adalah: Yoseva Listyati, Direktur CV. Surya Tirta Buana sekaligus pendiri Komunitas Cinta Kain Bali; Ni Made Adnyani, guru dan pengelola usaha kain jumputan dengan brand Ratu Bali; Eva Elyanthi, pemilik usaha Bunga Pertiwi yang menjual kue-kue tradisional; Ketut Radinna Wikantari, Direktur Operasional dan Pemasaran Kopi Banyuatis sekaligus Owner Naz Beauty Lounge; dan  I Gusti Agung Ratih Krisnandari Putri, Dokter Umum, Direktur Krisna Agung Property, Direktur Kamitra Sejahtera Properti, dan Owner Bimbingan Belajar Dunia Prestasi.

Dari kiri ke kanan: Kadek Sonia Piscayanti, Eva Elyanthi, I Gusti Agung Ratih Krisnandari Putri, Ni Made Adnyani, Yoseva Listyati, dan Ketut Radinna Wikantari / Foto: Dok. Jayen

Kadek Sonia, selaku moderator, dalam mukadimahnya mengungkapkan, bahwa kita tahu dan percaya, salah satu penyangga bangsa adalah perempuan. Dari rahim perempuan lahir calon-calon pemimpin bangsa yang besar. “Hari ini kita berkumpul di sini untuk merayakan kebesaran salah satu perempuan bangsa yang melahirkan pendiri Republik Indonesia, Ir Sukarno. Perempuan itu bernama Nyoman Rai Srimben,” lanjutnya.

Benar, dari rahim Nyoman Rai Srimben memang lahir pemimpin bangsa yang besar. Darinya kita belajar bahwa perempuan juga harus memiliki ketangguhan dan kekuatan dalam menghadapi tantangan hidup di dunia. Perempuan juga harus tetap menyokong ekonomi keluarga dan menjadi penggerak dalam keluarga.

Dengan adanya talkshow ini, secara tidak langsung, KCKB Buleleng mencoba membangun dan menumbuhkan kesadaran perempun yang sebenarnya. Mengingat, di Indonesia, khususnya di Bali, beberapa orang masih menganggap bahwa perempuan hanya manusia “kelas dua”.

Tidak bisa dimungkiri, bahwa sejarah peradaban manusia didominasi oleh peradaban patriarki. Peradaban ini telah menggiring dan menjadikan perempuan tak ubahnya sebuah properti. Sebagai sebuah properti kebudayaan, perempuan “dituntut” agar tumbuh berkembang sesuai kehendak laki-laki.

Laki-laki dianggap memiliki otoritas mutlak dalam menentukan spesifikasi terhadap pembentukan fisik dan moral perempuan. Hal tersebut seolah-olah mengisyaratkan perempuan sebagai sosok yang tidak mampu membentuk kebudayaannya sendiri. Yang lebih mengerikan, peradaban menganggap bahwa kesadaran perempuan tidak lebih dari kesadaran laki-laki.

Padahal, seperti ungkapan pameo tua “di balik laki-laki sukses, ada perempuan hebat di belakangnya”, jelas mengisyaratkan bahwa peran perempuan dalam kehidupan laki-laki tak main-main.

Yoseva Listyati, Direktur CV. Surya Tirta Buana, dalam talkshow KCKB, mengaku, bahwa kesuksesan suaminya kini juga berkat dorongan darinya. “Istri adalah partner kerja suami. Maka dari itu saya memacu suami saya supaya bisa membuka usaha sendiri,” kata perempuan yang akrab dipanggil Eva itu.

Benr, apa yang disampaikan Eva sebenarnya banyak terjadi di luar sana. Nyatanya, banyak istri hebat yang mampu menjadi pemantik suaminya dalam hal apapun. “Jelas, saya tidak bisa melakukan apapun seperti yang saya lakukan sekarang tanpa Michelle,” ucap Obama, Presiden Amerika, kepada istrinya di hari pernikahan mereka ke-25.

Tak hanya mampu mendorong suami saja, menurut Ni Made Adnyani, pemilik brand Ratu Bali, tak ada salahnya perempuan juga terjun sendiri ke lapangan. Ia mengatakan, perempuan harus mampu melihat peluang usaha di sekitarnya. “Misalnya, Pergub tentang mamakai kain Bali itu menurut saya peluang. Dari situ saya memulai usaha,” ujarnya.

Sedangkan menurut I Gusti Agung Ratih Krisnandari Putri—atau yang lebih akrab disapa Gek Igar—, selain harus dapat membaca peluang, perempun juga harus mampu menerima dan membuat tantangan. Apalagi perempuan yang memilih terjun ke dunia bisnis, tak hanya kuat, tapi juga harus tangguh.

“Jadi pengusaha itu harus siap capek, nggak ada pengusaha yang enak. Tapi, di situlah tantangannya—dan saya memang suka tantangan,” ucap Gek Igar sambil tertawa.

Eva Elyanthi, pemilik usaha Bunga Pertiwi, untuk menjadi perempuan yang bisa membaca peluang atau mampu menerima tantangan, menurutnya perempuan harus terus belajar—kepada siapa pun, katanya.

Ia, misalnya, dalam rangka mengembangkan usahanya di bidang pembuatan kue-kue tradisional, ia rela belajar ke desa-desa untuk dapat menghasilkan kue dengan cita rasa luar biasa. “Saya belajar dari desa-desa. Menurut saya, dalam hal membuat kue, orang desa itu memang menggunakan rasa,” imbuhnya.

Dan terakhir, Ketut Radinna Wikantari, Direktur Operasional dan Pemasaran Kopi Banyuatis, mengatakan bahwa perempuan harus bekerja keras. Perempuan yang pernah menjadi pramugari itu merasa bahwa tak ada alasan apapun bagi perempuan untuk tidak berjuang.

“Kenapa perempuan harus takut untuk membuat usaha sendiri? Kenapa takut dengan kegagalan? Selama kita melakukan yang terbaik, dengan perhitungan-perhitungan yang tepat tentu saja, yakinlah, bahwa usaha kita akan berkembang,” kata Owner Naz Beauty Lounge itu.

Pada akhirnya, apa yang disampaikan kelima perempuan dalam talkshow KCKB Buleleng kemarin, sekali lagi, adalah sebuah usaha untuk menumbuhkan kesadaran kaum perempuan, khususnya dalam bidang kewirausahaan.

Perempuan memang harus menjadi pembebas bagi kaumnya sendiri, bukan justru melegitimasi dominasi laki-laki. Perjuangan kesetaraan gender tidak bisa dilakukan setengah-setengah—sebuah sikap yang tidak secara absolut memberikan kesempatan bagi perempuan untuk beraktualisasi dan bereksistensi sesuai dengan harapan dan keinginannya.

Dan sebagai langkah untuk menyuarakan keistimewaan perempuan, Komunitas Cinta Kain Bali (KCKB) Kabupaten Buleleng, sudah sangat tepat menyelenggarakan kegiatan seperti kemarin—yang isinya tentang perempuan yang saling menguatkan perempuan lain melalui berbagi cerita, pengalaman, pengetahuan, dan jaringan, untuk lebih baik.

Adegan pementasan teater Nyoman Rai Srimben / Foto: Dok. Jayen.

Acara dalam rangka memperingati Bulan Bung itu di tutup dengan pementasan naskah teater karya Kadek Sonia Piscayanti tentang kisah cinta Nyoman Rai Srimben dan Raden Soekemi, foto bersama, dan makan bersama—sebuah penutupan yang manis.[T]

Profil 11 Pahlawan dalam 11 Ibu 11 Panggung 11 Kisah
Perempuan-perempuan “Pencipta” Bibit Tanaman Buah dari Desa Sudaji
Sosok-sosok Kartini Buleleng, Dari Segala Lini Menebar Inspirasi Bagi Perempuan Buleleng
Tags: baliBung Karnokain tenunPerempuan BaliRai Srimben
Previous Post

Tarian Indah Bernama Sepakbola dan Nasibnya di Tanah Air

Next Post

Barung Gong Kebyar Buleleng: Mengalir dan Berputar | Catatan PKB 2023 Duta Kabupaten Buleleng

Jaswanto

Jaswanto

Editor/Wartawan tatkala.co

Next Post
Barung Gong Kebyar Buleleng: Mengalir dan Berputar | Catatan PKB 2023 Duta Kabupaten Buleleng

Barung Gong Kebyar Buleleng: Mengalir dan Berputar | Catatan PKB 2023 Duta Kabupaten Buleleng

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more

PENJARA: Penyempurnaan Jiwa dan Raga

by Dewa Rhadea
May 30, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

DALAM percakapan sehari-hari, kata “penjara” seringkali menghadirkan kesan kelam. Bagi sebagian besar masyarakat, penjara identik dengan hukuman, penderitaan, dan keterasingan....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co