SAYA ADALAH SEORANG DOKTER HEWAN yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintahan Provinsi Bali. Dulu sebelum saya diangkat sebagai PNS, saya sempat bekerja di klinik hewan yang cukup terkenal di Kota Denpasar.
Waktu itu, sebagai seorang yang fresh graduated saya hanya mempunyai bayangan samar mengenai dunia kerja sebagai seorang dokter hewan.
Lain halnya dengan kawan-kawan saya yang memang sudah mantap hatinya akan menjadi apa saat lulus kuliah nanti. Ada yang bercita-cita praktek mandiri menangani hewan kesayangan, ada yang bersemangat untuk praktek pada hewan ternak besar saat kembali ke kampung halamannya. Yang lain ada yang memang mengincar karir di perusahaan-perusahaan besar pada bidang peternakan dan kesehatan hewan.
Ya, sebagai seorang dokter hewan yang ingin berkarier di bidang kesehatan hewan memang sangat luas lingkupnya. Dan, berita baiknya enggak semua bidang tersebut dipelajari secara khusus atau mendalam saat kuliah. Ketika ada kolega yang terjun di dunia perunggasan, ya mereka mulai belajar lagi secara spesifik terkait perunggasan. Atau saat kolega lainnya bekerja di kebun binatang atau wild life, mereka tentunya perlu upgrade ilmu lagi terkait wild life.
Itu berarti ketika kamu menanyakan tentang keluhan kesehatan sugar glider kesayanganmu pada teman dokter hewan yang kesehariannya bekerja menangani sapi perah, ya Jaka Sembung Bawa Golok. Enggak Nyambung G****k!
***
Saya masih ingat ketika menangani pasien di klinik saat masih koas, seolah-olah saya sedang berperan sebagai detektif. Menanyakan berbagai petunjuk yang dapat menunjang diagnosa kepada pemilik hewan.
Sungguh beruntung jika pemilik yang mengantar ke klinik adalah orang yang setiap hari merawat hewan kesayangannya. Dia akan mampu menyampaikan keluhan yang dialami oleh si anabul (anak bulu) dengan lengkap.
Coba bayangkan jika yang mengantar ke klinik adalah sopir atau ARTnya yang notabenenya adalah bukan yang merawat si anabul. Atau sebaliknya, yang merawat si anabul adalah ART-nya sedangkan yang mengantar ke klinik adalah pemilik yang bahkan menyentuh saja jarang-jarang. Bisa-bisa sang dokter hewan selain menjadi detektif, sekaligus akan merangkap sebagai dukun yang melakukan penerawangan terhadap keluhan pasien.
Hati-hati juga saat melakukan “introgasi” pada pemilik hewan, salah-salah bisa terjadi kejadian seperti berikut ini.
Terlihat seorang pria berusia sekitar 30 tahun, dengan wajah panik memasuki sebuah klinik hewan dengan sangat terburu-buru sambil menggendong seekor anak anjing. Anak anjing tersebut tampak sangat lemas dan nafasnya juga lemah dalam dekapan si pria. Ketika sudah sampai di ruang periksa, seorang dokter muda fresh graduated yang sedang berjaga bertanya, “Kenapa anjingnya, Pak?”
“Kalau saya tau anjing saya kenapa, ya saya enggak perlu datang ke sini!” jawab si pria dengan nada tinggi dan nafasnya yang memburu disertai matanya yang melotot.
***
Sebagai seorang dokter hewan praktek, akan banyak menjumpai kasus-kasus tak terduga seperti perlu melakukan tindakan operasi besar seperti Ovary Histerectomy (OH), patah tulang, reposisi mata anjing yang keluar pasca berkelahi atau kasus penyakit dengan gejala yang belum pernah ditangani sebelumnya.
Tidak seperti keluhan kasus kesehatan pada manusia yang ditangani oleh dokter spesialis, dokter hewan harus merangkap menjadi berbagai dokter spesialis tergantung kasus yang ditangani. Padahal, tidak ada pendidikan spesialis interna, obgyn, ortopedi atau yang lain untuk dokter hewan.
Namun, untuk dokter hewan yang ingin mendalami spesialis tertentu dapat mengikuti pelatihan atau kursus yang diadakan baik oleh Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) atau oleh perusahaan-perusahaan terkait.
Istilahnya Palugada, Apa Yang Lu Mau Gua Ada. Jika kamu memerlukan dokter umum atau dokter internal atau perlu penanganan dokter ortopedi oleh dokter hewan untuk hewan kesayanganmu, maka kamu cukup pergi ke 1 orang dokter hewan praktek saja.
Namun di beberapa daerah sudah ada dokter hewan spesialis, seperti info yang saya peroleh ketika berbincang dengan kolega yang praktek khusus hewan kesayangan beberapa waktu yang lalu.
Sekarang, sudah ada dokter hewan yang menangani kasus ortopedi secara khusus, dokter hewan lain ada yang khusus menangani keluhan kulit dan ada juga yang khusus menangani keluhan mata.
Jadi, siapa bilang jadi dokter hewan itu gampang? [T]