PERNAHKAN KALIAN memikirkan tentang apa saja yang menjadi pertimbangan untuk putus bagi mereka yang memiliki pasangan?
Banyak hal sebenarnya yang bisa menjadi pertimbangan untuk putus, atau mengakhiri hubungan yang notabennya masih belum sah secara hukum, seperti pacaran.
Dalam hubungan pacaran, kita masih bisa melakukan seleksi terhadap pasangan kita. Apakah hubungan tersebut masih bisa kita pertahankan atau sudah seharusnya untuk diakhiri (jika hubungan tersebut lebih cenderung ke toxic relationship).
Jangan pernah ragu untuk mengakhiri hubungan jika pasangan kalian memiliki sifat-sifat yang cenderung membuat kita merasa tidak nyaman. Dan tentu jangan pernah takut untuk mengambil keputusan tersebut, yang mungkin akan terasa susah di awalnya.
Namun yakinlah, jika kita berani tegas dalam hal ini, pastinya kita akan mendapat dampak yang lebih positif, ketimbang terus mempertahankan hubungan yang tidak memberikan rasa nyaman tersebut.
Nah, ada beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan untuk putus bagi teman-teman, jika doi memiliki tanda-tanda seperti ini:
Sering Bohong
Kita ketahui bersama bahwa dalam sebuah hubungan perlu adanya rasa saling percaya, baik itu hubungan persaudaraan, pertemanan, bahkan pacaran sendiri. Kepercayaan ini bersumber dari adanya jalinan komunikasi yang baik.
Rasa saling percaya bisa tumbuh karena seseorang selalu terbuka dan tidak ada hal yang disembunyikan dari pasangannya. Sederhananya begini, seseorang akan memiliki kepercayaan ketika pasangannya dapat mempertanggungjawabkan perkataannya dan tidak berbohong.
Berbohong memang hal yang seharusnya dihindari dalam menjalin hubungan, apalagi jika alasan berbohong tersebut untuk kepentingan pribadi dan dapat berdampak buruk bagi pasangan. Berbohong sering dimulai dari hal-hal yang sepele.
Misalnya saja, ketika doi berbohong saat pergi keluar rumah bersama orang lain tanpa sepengetahuan kita. Dan ketika ditanya, alasannya kebanyakan dibuat-buat. Kemudian sering merekayasa atau memanipulasi keadaan.
Kebohongan yang dilakukan tersebut bisa menjadi kebiasaan ketika dibiarkan terlalu sering. Mungkin jika sekali dua kali masih bisa dimaklumi.Tapi, sekali lagi, jika kebohongan sudah menjadi kebiasa… Ah, teman-teman tentu bisa menilainya sendiri.
Selain itu, berbohong dengan menutupi kebenaran-kebenaran yang seharusnya didiskusikan bersama dan dicari penyelesaiannya, sebenarnya malah akan menjadi bom waktu jika terus-menerus disembunyikan.
Namun, perlu digaris bawahi. Terkadang, orang-orang tidak mudah mengaku bahwa mereka berbohong, sehingga kita juga tidak dapat menuduh pasangan berbohong tanpa bukti yang kuat. Karena, jika seperti itu keadaannya, sama saja kita akan mengundang masalah baru dalam berhubungan.
Jadi, ketika doi sudah terbukti sering berbohong, maka pertimbangkanlah untuk membuat keputusan mengakhiri hubungan seperti ini.
Mengontrol Kehidupan Kita
Siapa sih yang mau kehidupannya di kontrol oleh orang lain? Selain menimbulkan ketidaknyamanan karena harus menuruti perkataan orang tersebut, kita juga pastinya akan merasa tertekan dengan segala macam aturan yang dibuatnya.
Pasangan yang terlalu mengontrol kehidupan kita pasti akan membuat aturan-aturan yang sangat ketat. Tak jarang, dengan adanya aturan tersebut, membuat kita tidak bisa mengekspresikan diri sendiri. Apalagi jika doi sangat posesif dan tidak memberikan kesempatan kepada kita, untuk dapat menghabiskan waktu bersama orang lain, selain dirinya. Sehingga kita tidak memiliki waktu untuk bermain bersama teman-teman atau sekadar berkumpul dengan kerabat dekat.
Biasanya, pasangan yang sudah mulai mengontrol kehidupan kita tidak akan segan-segan mengkritik penampilan atau hal yang kita senangi. Kemudian dengan perlahan mereka mulai ingin mengubahnya agar sesuai dengan apa yang mereka mau.
Dalam hal berpakaian misalnya, jika pasanganmu sudah mulai berani mengatur baju apa yang harus kamu pakai, kemudian kamu diharuskan untuk berdandan jika ingin keluar bersamanya, itu berarti, dia sudah mulai mengontrol hidupmu. Karena secara individu, kita memiliki gaya masing-masing dalam berpenampilan.
Kenyamanan menjadi hal yang utama dalam penampilan, jika kita tidak merasa nyaman dengan aturan yang diciptakan doi, untuk apa kita mengikutinya? Dan hidup kita tidak harus dikontrol oleh orang yang benar-benar menyayangi kita.
Sering Menyalahkan Kita
Saling memahami dalam hubungan sangat diperlukan. Bagaimana cara kita memahami satu sama lain akan memiliki pengaruh dalam menghadapi permasalahan yang ada. Tidak egois dengan perasaan sendiri, kemudian mulai belajar memahami pasangan adalah modal utama dalam mempertahankan sebuah hubungan.
Hal inilah yang seharusnya kita tanamkan sedari awal agar hubungan dapat terjalin dengan baik dan langgeng. Tidak malah sebaliknya, memiliki sikap egois dan sering menyalahkan pasangan adalah hal yang tidak pantas untuk dipertahankan.
Apakah teman-teman pernah ada di posisi merasa selalu disalahkan? Atau mungkin pernah ada di posisi menjadi orang yang harus selalu meminta maaf kepada doi?
Tentunya, jika kalian pernah ada di posisi tersebut, rasanya pasti sangat tidak nyaman. Berbeda jika kesalahannya benar-benar kita lakukan, mungkin tidak akan menjadi masalah jika kita meminta maaf terlebih dahulu.
Namun, kita tidak akan merasa nyaman, jika tindakan yang kita lakukan tidak ada yang salah. Tapi doi marah-marah tidak jelas, dan mulai menyalahkan kita. Sudah dapat dilihat bahwa, sifat egois terhadap pasangan masih ada di dalam dirinya.
Alih-alih bisa introspeksi diri sendiri, pasangan yang sering menyalahkan kita akan terus melimpahkan segala bentuk kesalahan, seolah-olah memang kita akar penyebab dari masalah yang terjadi.
Dalam hal ini, mereka akan merasa menjadi yang paling benar, dan terkesan tidak mau mengalah apalagi disalahkan. Seharusnya ketika terjadi permasalahan di dalam hubungan, ada baiknya masing-masing dari kita dapat melihat dari sudut pandang yang berbeda, agar kesalahan tidak ada di satu pihak saja.
Jadi, jika pasangan teman-teman sudah memperlihatkan ketiga hal di atas. Sudah saatnya kita mempertimbangkan kembali, untuk mengakhiri hubungan yang bisa dibilang kurang sehat ini. Sehingga kita bisa merasa nyaman, aman, dan tidak tertekan dalam menjalani kehidupan.[T]
*Penulis adalahmahasiswa prodi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Sedang menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL) ditatkala.co.