3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Foot Note”, Merayakan Kertas, Membicarakan Wayan Teher, Maestro Lukis dari Tabanan

Vincent ChandrabyVincent Chandra
April 7, 2023
inUlas Rupa
“Foot Note”, Merayakan Kertas, Membicarakan Wayan Teher, Maestro Lukis dari Tabanan

Pameran Foot Note di Wayan Teher Art Space (WTAS), sebelah timur Pura Tanah Lot, Tabanan

BUKAN TANPA sebab panitia sekaligus inisiator pameran “Foot Note”, Bli Yusa, Pak Man Aptika dkk, secara partikular memilih karya-karya kertas sebagai materi utama pameran.

Pilihan ini berkaitan erat dengan aspek historis ruang pamer itu sendiri, Studio Nirwana (1975) milik pelukis Wayan Teher (b.1940) yang sejak bulan Oktober 2022 lalu telah diperkenalkan kembali oleh keluarganya dalam bentuk wajah baru sebagai Wayan Teher Art Space (WTAS) berlokasi di sebelah timur Pura Tanah Lot, Tabanan.

Ide pameran ini berangkat dari semangat dan memori atas perjalanan hidup maestro seni lukis kelahiran Berembeng-Tabanan, Wayan Teher (alm). Sejak awal tahun 70-an Wayan Teher dikenal telah bermukim dan berkesenian di pesisir Tanah Lot, jauh sebelum kawasan daya tarik wisata Tanah Lot resmi dibuka pemerintah ke dunia internasional.

Jauh sebelum Tanah Lot dibanjiri oleh hilir mudik para wisatawan asing yang seolah tak pernah habis rasa rindunya pada pesona panorama Tanah Lot. Katakanlah gulungan ombaknya yang silih berganti dikoyak oleh indahnya bongkahan batu karang, terlebih juga sunsetnya yang seringkali menyihir mata sampai kalap. Ahhh..

Wayan Teher memang dikenal sebagai sosok yang nyentrik dan visioner. Saya tahu itu dari mendengar sepotong demi sepotong kesaksian ketokohan Wayan Teher langsung lewat anak-cucunya yang secara tidak langsung juga memberi impresi yang sama seperti ketika pertama saya mendengar kisah almarhum maestro lukis Denpasar I Gusti Made Deblog beberapa tahun lalu lewat sebuah project riset bersama kawan-kawan Gurat Institute.

Keduanya inspiratif dan memberi gelombang positif yang luar biasa. Meskipun persoalan yang dihadapi keduanya boleh jadi lain-lain, namun mereka tampak seperti individu yang tidak jauh berbeda. Keduanya adalah pengembara, visioner dengan karakter yang sederhana, sama-sama mencintai dunia seni lukis, dan mengabdikan seluruh hidupnya pada seni lukis.

Apabila semasa hidup Deblog punya tandem karib Rai Regug atau Ida Bagus Tugur misalnya, maka Wayan Teher punya sahabat pelukis yang bernama I Gusti Nyoman Nodia. Rumahnya berada persis di sebelah timur rumah Wayan Teher, hanya dibatasi oleh tembok setinggi bahu orang dewasa.

Bersama I Gusti Nyoman Nodia, Wayan Teher melewati tahun-tahun sulit di Tanah Lot. Terlebih mereka terkenal dengan sikap idealisnya terutama dalam menghargai karya sendiri, lagi-lagi seperti sikap yang dimiliki oleh Deblog atau katakanlah Ida Bagus Made dari Tebesaya yang sering menyerukan “lukisan saya bukan barang artshop”.

Berkat sikap tersebut hingga kini kita masih bisa menikmati sebagian besar lukisan dan arsip-arsip Wayan Teher (1975-1992) yang masih tersimpan dan terawat dengan baik dalam bale gedong sebelah selatan ruang WTAS.

Pada satu waktu, cucu Wayan Teher atau yang saya dkk akrab panggil Bli Yusa tengah mengarsip karya-karya kakeknya Wayan Teher. Pada momen ini ia menemukan sekumpulan lukisan berukuran kecil yang cukup berbeda dari lukisan yang biasa kakeknya kerjakan.

Dalam lukisan kanvasnya, Wayan Teher lebih sering mengangkat tema religius-teologis Bali, kritik sosial, hingga narasi yang sifatnya lebih personal, lukisan-lukisan kecil ini jauh dari tema tersebut. Mereka digarap di atas kertas yang seluruh permukaannya terpasang tekstur pasir pantai dan penuh dengan warna-warna tajam.

Sebagian besar objek dari kumpulan lukisan diatas kertas ini menggambarkan pemandangan seputar pesisir Tanah Lot, pegunungan, laut, dan sejenisnya. Ini memantik Yusa untuk mendiskusikan temuannya bersama ayahnya, Nyoman Aptika.

Bli Yusa memang mengaku tidak punya banyak memori tentang kakek dan aktivitasnya karena Wayan Teher meninggal ketika Bli Yusa masih berumur sekitar 2 tahun. Ia kemudian baru sejak beberapa tahun lalu setelah memilih untuk menjadi pelukis memiliki kesadaran untuk menggali tentang sosok kakeknya itu, lalu menafsir pemikiran-pemikiran kakeknya lewat lukisan, memori, serta cerita tentang kakeknya yang bertebaran di masyarakat.

Maka usut demi usut diketahuilah bahwa lukisan-lukisan kecil ini adalah karya-karya yang dibuat khusus sebagai cara atau strategi Wayan Teher bertahan hidup dan menghidupi dapur keluarganya dengan tetap setia pada profesinya. Sembari tetap melukis di atas kanvas, mereka terus memproduksi lukisan serupa postcard tersebut sebagai souvenir yang bisa ditawarkan pada para wisatawan—saat itu mereka sering bolak-balik ke Nusa Dua untuk menjajakannya.

Secara tidak langsung karya-karya kertas Wayan Teher yang cukup eksploratif inilah yang juga turut melanggengkan nafas ruang atau studio tempat ia bekerja sejak awal menginjakkan kaki di Tanah Lot.

Pameran Foot Note ini sederhananya adalah perayaan atas semangat Wayan Teher, Gusti Nyoman Nodia, dan para sahabat perupa yang mencintai profesinya. Sekaligus program kedua setelah pada Oktober 2022 lalu sukses memamerkan 9 karya koleksi pribadi alm Wayan Teher dalam rangka meresmikan ruang presentasi baru untuk seni rupa Bali.

Program kedua yang terinspirasi dari jejak Wayan Teher melalui ruang Wayan Teher Art Space pada tanggal 2 April 2023  memamerkan 25 karya (lukis, drawing, dan cetak fotografi) yang dikerjakan oleh 18 perupa dari lintas generasi diatas medium kertas.

Diantaranya alm Wayan Teher, I Gst Nyoman Nodia, Putu Sutawijaya, Nyoman Aptika, Ketut Widana, Wayan Suja, Wayan Yusa Dirgantara, Nugi Ketut, Surya Subratha, Didin Jirot, Wayan Piki S, I Gede Sukarya, I Gede Haryonoto, SRFHTH, Gilang Gelantara, Gusti Kade, Ade Ahimsa, Caesar Dwi Mahesa dan saya sendiri.

Sebagian besar karya disepakati berukuran sama yakni 210×297 mm, semua dibingkai senada dengan kaca akrilik, dan ditata dengan sistim grouping demi mengoptimalkan flow ruang berukuran manis sekitar 5×5 m persegi tersebut.

Karya-karya kertas dipilih selain berdasarkan narasi historis ruang, juga berangkat dari pertimbangan karakteristik medium itu sendiri yang serap mesra, sederhana namun penuh personalitas.

Artinya meskipun digarap diatas medium yang serupa, masing-masing karya tetap menghadirkan kisahnya sendiri.

“Masing-masing melukis realitas yang mereka hadapi,” kata Mas Syarif dalam tulisan pengantarnya.

Demikian tulisan memoar ini saya tulis untuk mengapresiasi dan mengenang momen-momen penuh kehangatan di pesisir Tanah Lot, satu lagi tempat di Bali yang ingin saya kunjungi terus bila ada kesempatan. [T]

Exposition: Melihat Karya-Karya Terkini Mahasiswa Seni Rupa Undiksha
Pameran Flowers On Paper: Penyatuan Kertas Daur Ulang dan Bunga-Bunga Kecintaan
Nyanyian Pelangi Arahmaiani: Lukisan, Agama, Huruf, Lingkungan…
Tags: Pameran Seni RupaSeni RupatabananTanah Lot
Previous Post

Selonding: The Sound of Healing

Next Post

Perempuan Dalam Bejana | Cerpen Ni Wayan Wijayanti

Vincent Chandra

Vincent Chandra

lahir dan besar di Medan, menempuh pendidikan S1 di Undiksha, Singaraja. Senang menggambar, melukis, menulis, dan terus ingin belajar hal-hal baru.

Next Post
Perempuan Dalam Bejana | Cerpen Ni Wayan Wijayanti

Perempuan Dalam Bejana | Cerpen Ni Wayan Wijayanti

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co