10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Misteri Jalanan: Penghubung atau Pemutus?

Agus WiratamabyAgus Wiratama
March 26, 2023
inEsai
Sanggah Setengah Jadi dan Ritual yang Kembali Sederhana

Agus Wiratama || Ilustrasi tatkala.co || Nana Partha

SEORANG PECALANG tiba tiba menghentikan laju motor Grudug. Sementara itu, Grudug telat, dan mesti segera sampai di Denpasar pada waktu yang telah ia sepakati dengan teman-temannya. Grudug yakin, siapa pun akan ngedumel dalam situasi seperti itu, sebagaimana dirinya yang terperangkap dalam macet, dan telepon yang terus-menerus berdering. Hambatan ini tak terduga, tapi ada, dan selalu terasa tiba-tiba. Pecalang itu berkata pada Grudug bahwa warga banjar sedang menjalankan upacara.

Pikiran jernih mungkin hanya hadir ketika kita sedang tenang. Jalanan mulai lenggang, orang-orang mulai bubar, dan beberapa menit kemudian, macet pun terurai. Grudug suka cerita-cerita mistis—umumnya penakut seperti dirinya menyukai cerita mistis.

Ia sering mendengar cerita tentang kesakralan jalanan, lebih-lebih perempatan, pertigaan, dan semua itu adalah tempat strategis untuk ngeleak—paling tidak begitulah kisah yang ia dengar. “Jalanan, rupanya memang memberi kita waktu untuk melamun, membuat kita mudah terpancing untuk marah, dan kadang-kadang jalanan bisa mengantar kita pada maut,” Grudug mencoba memetik pesan moral dari peristiwa yang dia anggap petaka.

“Ya… jalanan memang sakral!” gumam Grudug seperti menemukan sesuatu paling baru di dunia ini. “Mungkin aku tak keliru: Kita tak pernah bisa menebak dengan akurat orang-orang yang menggunakan jalanan.

Bisa saja seorang perampok bank, atau sekelompok ormas radikal, pembunuh paling jitu, atau bahkan artis paling terkenal sedang lewat depan rumah kita. Mereka melintasi tempat—jika rumah kita di pinggir jalan—yang hanya dibatasi pagar rumah,” katanya dalam hati. “Selalu ada misteri di jalanan. Kita tak pernah tahu,” lanjutnya.

Suatu kali, Grudug melewati Ubud yang lenggang. Dari rumahnya ke Kedewatan, dalam situasi yang sepi, ia hanya membutuhkan waktu antara 15-20 menit. Tapi, dalam situasi normal, Grudug membutuhkan waktu hingga 1 jam. “40 menit sia-sia di jalan,” pikirnya.

Jalan memang memberi Grudug ruang untuk berpikir, dan merenung—karena kalau di rumah ia selalu sibuk dengan sosmed, game, atau youtube—tapi kenyataannya, jalan macet selalu membuatnya merasa sebal. “Situasi ini akan membuat kita menjadi terasing,” sanggah Grudug terhadap pikirannya sendiri.

“Mungkin, para pejabat butuh pengawal agar mereka tidak emosi di jalan. Ya, kalau mereka emosi, tentu saja mereka tak bisa memikirkan negara ini dengan jernih, bukan? Ya… ya… mereka berpikir jernih. Sementara kalau orang orang, ya boleh lah emosi, jontok-jontokan di jalan pun tak masalah.” Sesungguhnya, Grudug mulai merasa geli dengan pikirannya sendiri.

Ubud dalam kepala Grudug adalah botol—semacam botol bir. Ubud punya kapasitas tertentu namun orang-orang datang ke sana berdesak-desakan hingga air dalam botol itu meluap, tetapi tetap dipaksakan untuk menampung semua itu. Mungkin situasi ini juga mirip dengan minibus yang kelebihan penumpang: di dalam minimus terdapat banyak orang, tetapi kita tak bisa leluasa ngobrol sehingga kita tetap saja kesepian dalam keramaian itu.

Grudug merasa bahwa jalanan yang padat akan membuat orang menjadi asing, bahkan dengan tetangga di depan rumah. Ia mencoba membayangkan orang yang tinggal di sebelah selatan jalanan padat yang ingin ke sisi utara jalan.

Untuk menyeberang ke sisi utara jalan, tentu seseorang itu harus menunggu jalanan lebih lenggang, dan itu butuh kesabaran, padahal jarak seberang tak lebih dari 5 meter. “Barangkali, hubungan kita dengan tetangga juga dipengaruhi oleh kepadatan lalu lintas,” kata Grudug dalam hati.

Kisah ini Grudug dengar dari seorang kawannya. Cerita itu benar-benar melekat dalam kepala Grudug. Temannya itu adalah orang beruntung yang sempat mengalami perubahan kondisi jalanan di sana—situasi jalanan yang sepi, yang belum menjadi jalur alternatif pariwisata, hingga menjelma jalanan padat, pepat, dan menyebalkan.

Teman Grudug itu merasakan hal yang paling sederhana telah berubah. Dulu, temannya itu kerap membeli rujak, tipat cantok, atau barang-barang lain di seberang rumahnya, tapi kini tidak lagi.

Memang terlihat sepele, tapi hal ini selalu membuatnya menggerutu. Pasalnya, hal ini adalah masalah, tapi Grudug tak pernah menemukan jalan keluar. Ah.. dasar Grudug. Meskipun ia menemukan jalan keluar, toh ia tak akan melakukan apa-apa.

Sejak jalanan di desa itu menjadi semakin macet, ia mulai jarang membeli makanan di seberang. Bahkan, ketika ia benar-benar menginginkan sesuatu yang dijual di sana, teman Grudug itu merasa lebih baik menahan keinginannya, yang lama-lama membuatnya benar-benar tak menginginkan hal-hal itu. Grudug memiliki pertanyaan lain, “Bagaimana dengan hubungan mereka, yang dulunya kerap saling singgah-menyinggahi, lalu dihadang oleh kepadatan jalan raya?”

Cerita itu muncul begitu saja dalam kepala Grudug ketika ia dihentikan oleh Pecalang, dan ia melanjutkan lamunannya sambil menarik pelan gas motornya: “seandainya warga di wilayah-wilayah padat itu tidak memiliki alasan untuk berkegiatan di jalanan, mungkin mereka akan tersekat selamanya oleh jalanan yang tak ramah itu,” Grudug menelan ludah. Perasaan kesal itu ia singkirkan karena menurutnya, ada hal penting yang orang-orang desa sedang lakukan.

Tampaknya Grudug mulai bijaksana, ia memikirkan warga yang melakukan perjalanan sepanjang desa atau dari satu desa ke desa lainnya. Ia percaya bahwa upacara seperti “Melancaran” yang biasa dilakukan dari ujung desa ke ujung lainnya akan memberi kedekatan antara penghuni dan ruang itu sendiri.

“Jalan kaki akan membuat siapa pun menjadi sehat (sedangkal itulah cara Grudug memikirkan cara untuk sehat) dan jalan kaki akan membuat kita membayangkan tata letak perumahan, melihat situasi desa secara lebih khusyuk, dan semua itu mungkin bisa dibayangkan sebagai cara untuk menghilangkan keasingan yang diciptakan oleh jalanan, lebih-lebih jalanan yang padat.”

Bagi perantau seperti Grudug, desa adalah rumah, dan itu berarti rumah bukan hanya sekedar pekarangan yang telah dibatasi pagar. Sementara itu, Grudug tetap melamun, dan tetap tidak menemukan satu pun jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya. Mungkin, Gurudug tak butuh jawaban, ia hanya butuh melamun. [T]

Taman, Halaman Belakang, dan Tahi Ayam
Yang Tumbuh Pada Tanah Tubuh | Catatan Proses Latihan Metode Suzuki Untuk Pelatihan Aktor di Indonesia
Tiga Cerpen Gunawan Maryanto | Tiga Pertunjukan Imajiner
Previous Post

Desa Banjarpanepen: Media Kontemplasi bagi Sejumput Toleransi

Next Post

Babi Guling Vs Babi Genyol, Siapa Pemenangnya?

Agus Wiratama

Agus Wiratama

Agus Wiratama adalah penulis, aktor, produser teater dan pertunjukan kelahiran 1995 yang aktif di Mulawali Performance Forum. Ia menjadi manajer program di Mulawali Institute, sebuah lembaga kajian, manajemen, dan produksi seni pertunjukan berbasis di Bali.

Next Post
Babi Guling Vs Babi Genyol, Siapa Pemenangnya?

Babi Guling Vs Babi Genyol, Siapa Pemenangnya?

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co