SEBUTKAN MENU-MENU makanan, minuman dan camilan yang ada di desamu?
Jika pertanyaan itu diajukan kepada orang seusia di atas 50 tahun saat ini, mereka akan berebutan menjawabnya. Ingatan tentang menu dari desa memang membuat selera masa lalu menjadi bangkit kembali.
Di desa, dulu, menu-menu desa bisa didapat dengan mudah. Singgahlah ke rumah teman, saudara, atau sahabat, maka terhidanglah kopi bersama menu-menu desa, semisal kue basah dan kue kering, yang dibuat sendiri oleh tuan rumah.
Jadi, bukan menjadi trend yang baru jika kopi bisa menjadi suguhan penyambutan saat singgah ke rumah sahabat dan kerabat. Bertamu dan mampir di rumah kerabat dan sahabat, adalah ritual biasa di masa lalu. Kita akan ngobrol dan seruputan kopi akan menjadi pembuka sekaligus pamit pesan jika kita bertemu.
Beberapa menu di ruang temu Desa Les, Tejakula, Buleleng
Atas kenangan-kenangan semacam itulah, sebuah tempat dibangun di Desa Les. Sebauh tempat yang bisa membangkitkan kembali memori bertemu dan bertamu, seperti bertamu dan bertemu sahabat di sebuah desa.
Di Desa Les, Kecamatan Tejakula, Buleleng, ingatan tentang desa terasa masih sangat syahdu. Baru lewat saja di depan pekarangan tetangga atau rumah warga desa, sapaan “mai ngopi” sangat akrab di telinga. Mai ngopi artinya mari ngopi.
Jumat, 10 Februari 2023, sebuah ruang temu untuk merayakan kebersamaan di Desa Les dibangun dengan nama “Mai Nongki”. Ruang temu, ruang tamu dan ruang kebersamaan itu dikelola oleh sepasang suami-istri, Ketut Madiawan dan Made Asrini.
Nama Mai Nongki sendiri adalah gabungan dari kata Nongkrong, Ngopi dan Diskusi. Mai Nongki dibangun dengan kesadaran bahwa ruang temu di desa pun kini mulai sangat terbatas.
Mai Nongki di Desa Les, Tejakula, Buleleng
Mai Nongki hadir dan lahir untuk menciptakan ruang nongkrong, ruang ngopi dan ruang diskusi, antar orang desa, antara orang desa dan orang kota, antara orang yang saling kenal, atau orang baru kenal. Desa adalah tempat bertemu, dulu, kini dan nanti.
Mai Nongki bertempat Jalan Singaraja-Amlapura, Desa Les, Dusun Panjingan, di ruang terbuka nan sederhana sekitar Les Cantik Homestay.
Bagi siapa saja kawan yang kebetulan lewat mari singgah. Jika berkenan menginap sambil berbaur dengan masyarakat lokal memang itu yang ditawarkan. Menu-menu di Mai Nongki memang diramu untuk kembali mengingat desa. Kopi Juruh Les, Teh Jeruk Ubad Sereh, Teh Tarik sampai Es Kopi Jurkam menjadi menu tetap di Mai Nongki.
Cukup order minum maka teman kopi sekaligus ngobrol akan datang. Semisal jajan begina dan dodol les akan datang bersamaan dengan tuan rumah yang meberi sapa sekaligus ngobrol tentang desa. Mai Nongki juga menjadi tempat berhubung rasa melalui makanan khas Desa Les.
Mengguh, jukut blook, dan jajanan sekitar Tejakula, seperti cerorot, bisa dinikmati di Mai Nongki. Jika senggang mari melenggang ke timur, sejam dari Kota Singaraja. Jika mau berbicara desa wajib ngopi maupun ngeteh di desa. Kalau hanya di kota tapi ngomongin desa itu agak kurang kopi.
Mai Nongki di Desa Les, Tejakula, Buleleng
Siapa Ketut Madiawan dan Ni Made Asrini?
Ketut Madiawan, laki-laki 48 tahun itu, mempunyai pengalaman bekerja di sebuah restaurant di bagian dapur bersama pasangan Ni Made Asrini, 43 tahun.
Oleh suatu sebabm mereka kembali ke desa. Ketut Madiawan bekerja sehari-hari sebagai pedagang buah musiman dan Ni Made Asrini bekerja sebagai spa theraphist di salah satu villa di area Tejakula.
Dengan pengalaman yang dimiliki pasangan suami istri memiliki kemampuan untuk mengembangkan racikan kopi dan makanan lokal desa dengan potensi kuliner di desa. Jadi, Mai Nongki ke Desa Les. [T]