“KIDUNG RASMI SANCAYA” karya Dang Hyang Nirartha bercerita tentang keindahan, terutama keindahan laut selatan. Larik-larik keindahan itulah digarap menjadi pementasan teater oleh Sanggar Mahasaba Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Udayana.
Teater itu dipentaskan dalam kegiatan Bulan Bahasa Bali Tahun 2023 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, Senin, 13 Februari 2023. Sutradara garapan, Dewa Jayendra, seorang dramawan yang sudah tak asing lagi di Bali.
“Rasmi Sancaya bermakna kumpulan keindahan. Ini ceritanya cukup sederhana,” kata Dewa Jayendra, usai pementasan.
Dalam garapan itu, Dewa Jayendra lebih banyak memainkan keindahan di atas panggung, terutama mengenai kehidupan bendega atau nelayan. Di dalamnya tentu saja berisi pesan-pesan menjaga laut sebagai sumber kehidupan sebagaimana tema Bulan Bahasa Bali ‘Segara Kerthi: Campuhan Urip Sarwa Prani’.
“Saya mencoba mengaitkan Sat Kerthi ini dengan salah satu karya sastra Dang Hyang Nirartha,” kata Dewa Jayendra.
Dewa Jayendra mengaku sempat sedikit kesulitan untuk menggabungkan filosofi Sat Kerthi dengan karya kidung Rasmi Sancaya ini. Tapi ia mencoba menyelami makna-makna yang terkandung dalam karya sastra yang dibuat oleh Dang Hyang Nirartha itu. Akhirnya ia menemukan makna-makna yang bisa didedahkan dalam karya teater.
“aya mengambil setting di satu wilayah di pesisir kelod Tanjung Benoa, sebagai awal langkah membuat naskah teater ini,” ujarnya.
Ide cerita dari selatan itu kemudian dikembangkan. Karena dalam sebuah cerita ada konflik, akhirnya dalam cerita disisipkan puisi Bali modern.
“Ada penawaran salah satu dosen agar Bahasa Bali modern itu lebih dipahami dan dikenal oleh anak-anak muda, coba diberikan satu puisi. Untuk memasukkan puisi ini, sedikit menguras waktu. Akhirnya kita temukan dengan beberapa adegan dan saya racik ulang. Sehingga disisipkan dalam adegan kasmaran,” jelasnya.
Potongan-potongan adegan menampilkan beberapa peristiwa saat ini, seperti banyaknya sampah musiman di pantai dan pesan-pesan menjaga lingkungan.
“Semua itu saya jadikan bagian dari isi pertunjukan untuk menyampaikan bagaimana kita mencoba menempatkan laut sebagai sesuatu yang memberikan efek berkehidupan bagi manusia,” beber Dewa Jayendra.
Dalam menggarap pertunjukan tersebut Dewa Jayendra mengakui, untuk membuat drama dengan naskah berbahasa Bali ternyata tidak mudah. Sebab ternyata ada semacam tata titi berbahasa atau sor singgih yang perlu memiliki strategi penempatan dalam adegan. Termasuk penempatan bahasa puitis harus tepat yang akhirnya menarik penonton untuk didengar.
“Saya awalnya buat naskah dengan bahasa Indonesia, karena memang terbiasa begitu. Baru saya terjemahkan ke Bahasa Bali, kemudian saya berusaha untuk berkomunikasi dengan salah satu dosen sastra. Ternyata sor singgih itu harus tepat penempatannya. Kapan, dimana, dan harus memakai bahasa yang mana,” katanya.
Ditambahkan, dengan waktu latihan yang terbatas yakni satu bulan, ditambah kondisi para pemain yang merupakan mahasiswa angkatan baru, menjadi tantangan tersendiri bagi Jayendra. Apalagi dengan teater berbahasa Bali.
“Mereka angkatan baru tahun 2022, sama sekali buta dengan teater. Ketika berhadapan dengan dialog-dialog seperti itu, mereka gagap. Memang butuh kesabaran, karena saya menggarap mereka, membentuk mereka agar memiliki ciri khas. Sehingga dalam garapan, beberapa kali terjadi perubahan-perubahan karena kita harus betul-betul mendapatkan kombinasi ini,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ni Putu Putri Suastini Koster mengapresiasi penampilan Sanggar Mahasaba Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana. Putri menilai, dirinya teringat memori berlatih di dunia seni peran dan teater. Saat menonton pertunjukan kemarin, dirinya melihat bagaimana anak-anak mengasah talenta, cukup peduli dan ikut memahami apa yang dikerjakan para pemimpin.
“Senang nelihat anak-anak yang berkarakter, masih mau mendengarkan dan ikut menyosialisasikan program pemerintah dalam bentuk seni. Pesan-pesannya sudah tersampaikan. Kelihatan dari figur maupun personal pemainnya punya kekuatan tersendiri untuk mereka gabungkan dalam menyampaikan pesan,”ujarnya. [T][Ado/*]