RATUSAN siswa SD dan SMP sejak pagi hingga sore, Senin 13 Februari 2023, terlihat serius mengikuti kegiatan gladi bersih acara pembukaan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Nasional di Hotel The Sultan Jakarta.
Mereka adalah para juara lomba FTBI tingkat provinsi. Anak-anak hebat itu berasal dari 12 Provinsi, yaitu Sumatera Utara, Jabar, Jateng, Bali, NTB, NTT, Kalteng, Kaltim, Sulsel, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.
Di tengah-tengah keseriusannya dalam menyiapkan penampilan untuk acara pembukaan pada Senin malamnya, yang rencananya dihadiri oleh Mendikbudristekdikti Nadiem Makarim dan Kepala Badan Bahasa, terpancar raut wajah yang riang, penuh senyum, dan kebahagiaan khas anak-anak.
Koleta Latbual (paling kanan), siswi asal Pulau Kei Ohoi Letvuan Maluku | Foto: Komang Sujana
Anak-anak hebat para juara lomba FTBI tingkat provinsi ini sedang senang-senangnya. Mereka sangat bahagia bisa ke Jakarta, bertemu langsung dengan orang nomor satu di Kemdikbudristekdikti, mendapatkan pengalaman baru, dan berkenalan dengan teman baru dari berbagai daerah.
Koleta Latbual, siswi asal Pulau Kei Ohoi Letvuan Maluku, adalah salah satu anak yang tidak pernah menyangka bisa ke ibu kota untuk pertama kali berkat bahasa daerah.
“Enggak nyangka sih dengan bisa berbahasa daerah bisa ketemu mas menteri, pejabat-pejabat besar, bisa injak kaki ke kota ini. Saya sangat senang dan terharu dengan keberhasilan saya bisa mengikuti kegatan Revitalisasi Bahasa Daerah,” ujar siswi kelas VIII D SMP Santa Theresia Langgur ini.
Eta begitu ia biasa dipanggil sempat menuturkan kebahagiaanya mengikuti FTBI tingkat Provinsi tahun lalu. Air mata bahagianya mendadak mengucur saat dirinya dipanggil sebagai juara 1 menulis cerpen berbahasa daerah Kei.
Cerpennya berjudul Tantanan maswan En var Uk vadad (Gelang Adat Pembawa Damai). Menceritakan tentang gelang adat khas Pulau Kei sebagai simbol persaudaraan dan persatuan. Cerpenya bersama lima cerpen lainnya rencananya akan diluncurkan langsung oleh Mas Menteri.
Mikail Manilehi (kiri) dari NTT bersama teman-temannya : Foto: Komang Sujana
Ia mengatakan bahwa bahasa Kei sangat penting keberadaanya di Maluku. Bahasa Kei digunakan dalam kegiatan ritual adat. Atas dasar itu, ia mengajak bahasa Ibu harus dilestarikan, dijaga, dan dirawat baik-baik sampai anak cucu.
Hal yang sama dirasakan oleh Valendior Romadhonsky siswa SMP 4 Cimahi juara Borangan (stand up comedy) bahasa Sunda. Ia sangat bersyukur dan beruntung bisa ke Jakarta sebelum ibu kota dipindahkan ke Kalimantan. Ia pun berharap generasi muda lebih intens menggunakan bahasa daerah untuk percakapan sehari-hari.
Sementara itu, Mikail Manilehi, siswa SMP UPTD SMP Negeri 2 Kalabahi adalah salah satu anak Kampung Welai, Alor NTT, yang beruntung bisa ke Jakarta. Ia diundang ke FTBI tingkat nasional karena sebelumnya sebagai juara 1 pidato berbahasa Abui.
Seperti halnya siswa yang lainnya ia merasa senang, bangga, gembira bisa bersama-sama siswa dari berbagai daerah mengikuti kegiatan FTBI di Jakarta. Menurutnya bahasa daerah itu unik, memiliki nilai-nilai budaya, maka dari itu harus dilestarikan.
Komang Yenita Wulandari, siswi dari Buleleng, Bali, setelah selesai gladi | Foto: Komang Sujana
Kebahagiaan juga terus terpancar dari wajah Komang Yenita Wulandari. Siswa SDN 1 Banjar Jawa, Buleleng Bali ini diundang berkat juara 1 Gending Rare. Ia pun tidak sabar untuk segera bisa menunjukkan suara emasnya menyanyikan lagu Putri Cening Ayu di depan Mas Menteri. Ia bersama sebelas perwakilan siswa lainnya akan mengisi kegiatan medley lagu daerah dalam acara pembukaan nanti.
Acara pembukaan FTBI tingkat Nasional rencananya akan dimulai pukul 19.30 WIB. Acara FTBI tingkat nasional ini akan berlangsung sampai tanggal 16 Februari 2023. Selamat bertemu dengan Mas Menteri. Selamat menikmati ibu kota anak-anak hebat generasi penerus pelestari bahasa daerah. [T]
Kepala Balai Bahasa Prov Bali bersama Rombongan FTBI Bali setelah latihan untuk penampilan | Foto: Komang Sujana