MADE NURBAWA selalu membuka jalan aktif bagi dirinya sendiri. Jalan itu kadang lurus, kadang berliku, kadang buntu. Namun dengan berbagai upaya jalan itu tetap diaktifkan. Maka, tak salah untuk menyebut ia memang aktivis. Aktivis sebenar-benarnya.
Pada Rabu, 1 Februari 2023, Made Nurbawa dilantik menjadi Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tabanan masa bhakti 2023-2027. Pelantikan dilangsungkan di GOR Debes, Gerokgak, Tabanan.
Setelah dilantik, Made Nurbawa mantap bicara soal olahraga sekaligus mantap juga mengembangkan dunia olahraga di Kabupaten Tabanan. Ia bicara olahraga dengan gaya seorang aktivis sekaligus seorang intelektual. Ia tak sekadar bicara olahraga, melainkan juga adat, lingkungan dan sejarah, juga masa depan.
Di KONI Tabanan ia bukan orang baru. Sebelum terpilih menjadi ketua, ia adalah pengurus di Bidang Humas pada periode 2014-2018, lalu menjadi Sekretaris Umum pada periode 2018-2022. Jadi, soal seluk-beluk olahraga Tabanan tampaknya ia tak perlu diragukan, meski secara formal ia tak pernah mengenyam pendidikan olahraga, juga bukan seorang atlet.
Titel di belakang namanya, SE. Sarjana Ekonomi. Ia tamat dari Fakultas Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Udayana tahun 1996. Namun dalam jejak hidupnya sepertinya ia tak sepenuhnya menjadi ahli ekonomi atau pengusaha.
Jika harus menjadikan ilmunya linier dengan apa yang dikerjakan selama ini, mungkin bisa disebut sebagai ahli pembangunan ekonomi berdasarkan sudut pandang yang lebih unik dan special, misalnya dari sudut pemikiran adat, agama, penyiaran, lingkungan, literasi, dan olahraga.
Semasih mahasiswa ia aktif dalam organisasi Forum Persaudaraan Mahasiswa Hindu Dharma (FPMHD), 1992-1996.
Di Pengurus Pusat (PP) Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma (KMHDI) ia punya jejak agak panjang. Pernah aktif di Bidang Organisasi Pengurus Pusat (PP) Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma (KMHDI), tahun 1993-1996.
Ia juga pernah aktif sebagai Bendahara Umum PP KMHDI, tahun 1996-1999, dan sebagai Sekretaris Umum Pengurus Pusat Forum Alumni KMHDI, tahun 2014-2018.
Kita tahulah, dua organisasi pemuda berbasis Hindu itu telah lahir tokoh-tokoh yang kini punya peran besar dalam pembangunan Bali, baik sebagai tokoh politik, sebagai komisioner di sejumlah lembaga, maupun sebagai pejabat dan birokrat.
Made Nurbawa, lelaki yang lahir di Tabanan, 6 Juli 1969, itu juga pernah menjadi komisioner di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Daerah Bali selama dua periode, mulai tahun 2011 hingga 2017.
Dalam urusan adat, ia pernah duduk sebagai Pengurus Harian Pengurus Daerah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (PD. AMAN) tahun 1999-2006, lalu menjadi Ketua Badan Pengurus Harian PD. AMAN tahun 2006-2015.
Jiwa sebagai pecinta lingkungan ia salurkan dengan menjadi anggota dan Pengurus Walhi Bali mulai 1999 hingga 2006. Ketika kembali bergaul di daerah asalnya di Tabanan ia menyempatkan diri menjadi pengursu daerah KNPI Tabanan periode 2014-2017.
Ia tak pernah kesepian dan selalu tampak sibuk. Tentu saja. Jika tak sedang aktif pada kegiatan organisasi, ia juga sibuk menjadi Konsultan Pemberdayaan Masyarakat dalam Program Pemberdayaan Kecamatan (PPK) Kemendagri, tahun 2003 hingga 2005.
Selebihnya ia menekuni kerja-kerja serabutan, misalnya sebagai Tenaga Pendamping di berbagai proyek lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Kerja-kerja itu ia lakukan sekitar tahun 2005 hingga 2010.
Yang menarik, sebagai seorang pemikir, ia juga menulis di sejumlah media massa, salah satunya di tatkala.co. Tulisannya selalu unik, karena masalah dan argumentasi uang didedahkan senantiasa berangkat dari persoalan-persoalan sederhana yang terjadi di desa-desa, yang dialami warga-warga lokal yang masih setia bersandar pada kearifan-kearifan lokal.
Tentu saja, begitu dilantik menjadi Ketua KONI, seluruh bekal yang didapatkan pada saat melanglang buana di dunia aktivis akan diolah untuk dijadikan ilmu pengetahuan dalam mengurus persoalan-persoalan olahraga di Tabanan.
“Visi Olahraga adalah : “men sana in corpore sano”, sehingga olahraga tak bisa dilepaskan dari manusia,” kata Made Nurbawa usai dilantik, saat ngopi, Rabu sore.
Made Nurbawa dengan gamlang menjelaskan, olahraga adalah aktivitas yang rutin dilakukan oleh manusia. Olahraga menjadi kebutuhan hidup manusia. Olahraga dilakukan karena menyehatkan. Olahraga menjadi intrumen informasi dan komunikasi antar manusia dan komunitas. Olahraga bagian dari perkembangan peradaban dan sejarah.
“Olahraga juga sesuatu yang tidak terpisahkan dari spiritualitas,” kata Nurbawa yang masuk SD di SDN 4 Dauh Peken dan SMP di SMPN 3 Tabanan.
Spiritual, lanjut Nurbawa, adalah landasan manusia dalam hidup berketuhanan. Hanya manusia yang berketuhananlah yang akan menjadikan masyarakat berbudaya. Masyarakat berbudaya artinya masyarakat yang berketuhanan.
“Jadi olahraga bagian dari cara manusia hidup berketuhanan,” tegasnya.
Untuk itulah, kata Nurbawa, kita perlu mempelajari sejarah Olahraga Dunia. Kenapa? “Aktivitas Olahraga setia mencatat jejak sejarah peradaban manusia,” kata lelaki yang akrab dipanggil dengan nama De Nur ini.
Selain itu, kata dia, olahraga bisa mempererat rasa persaudaraan, persatuan antar sesama dan semua mahluk sehingga menciptakan suatu tatanan budaya dan keteraturan.Masyarakat yang hidup dalam keteraturan sangat berpeluang melahirkan Puncak-Puncak Kebudayaan yang tinggi di muka bumi.
“Sehingga prestasi olahraga berhubungan erat dengan kemajuan budaya suatu bangsa,” ujarnya. “Bangsa yang berbudaya akan melahirkan manusia atau SDM yang unggul. Manusia yang unggul akan berpeluang menjadi pemimpin bangsa dan komunitasnya.”
Bagaimana dengan Olahraga Prestasi?
“Olahraga prestasi adalah beragam jenis olahraga yang kini sudah dimoderinasi, baik dalam pelaksanaannya maupuan sistem pertandingannya,” katanya.
Olahraga modern kini berkembang melahirkan sub disiplin ilmu lainnya dan berhubungan erat dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Termasuk Digitalisasi. Olahraga kemudian berkembang sebagai Industri. Pemicu pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Saat ini olahraga dan seni menjadi dua hal yang paling efektif dalam mentranspormasi nilai-nilai melenial,” ujar Nurbawa yang memang suka nongkrong bersama kaum milenial di kota Tabanan.
Jadi, sebagai Ketua KONI, Made Nurbawa punya cita-cita. Ia ingin olahraga bisa melahirkan SDM Pembangunan yang ungggul. Olahraga harus bisa menjadi penggerak pembangunan dan ekonomi daerah.
“Olahragawan Tabanan bisa meraih prestasi tingkat daerah, nasional, dan international,” ujarnya.
Baiklah, De Nur. Selamat bekerja. [T]