ADA YANG TAHU video youtube dengan isi cerita “klepon 12 juta”? Itu video terkenal. Keterlaluan jika tak tahu, khususnya bagi penggemar cerita-cerita video berbahasa Bali logat Buleleng.
Video yang bercerita tentang “Klepon 12 juta” itu digarap pertama kali oleh I Gede Pasek Sriada atau yang biasa dipanggil Pasek Taksu North Bali. Nama Taksu Nort Bali adalah nama akun video milik Pasek di youtube.
Hingga kini Pasek masih tetap memproduksi konten-konten video dengan cerita yang boleh dikata sangat khas Buleleng, baik dari bahasa, gaya dan pola penggarapannya.
Untuk menjadi seorang contect creator seperti Pasek Sriada dibutuhkan setidaknya tiga basic skills, yakni pengaplikasian peralatan produksi, kemampuan berkomunikasi, dan teknik penyebaran konten.
Ketiga basic skills itu dikuasai oleh banyak contect creator yang sukses, tentu saja termasuk Pasek Sriada.
Pasek adalah content creator asal Banyuning, Buleleng, Bali, yang terbilang sukses dalam berkarya.
Pria kelahiran Buleleng,1 Oktober 1980, ini menggeluti dunia konten dikarenakan berbagai faktor pendukung seperti dirinya yang suka memegang kamera, suka membuat video, dan suka teater.
Kolaborasi bakat yang ia miliki itulah yang mendorong dirinya ingin berkarya membuat sebuah konten. Karya pertama yang dibuat oleh Pasek adalah ketika ia mengikuti lomba film dokumenter tingkat nasional pada tahun 2015. Saat itu Pasek mengangkat tema “Pecalang Segara” dari Desa Pemuteran.
Pasek tertarik dengan tema itu karena pecalang segara atau petugas pengamanan laut itu adalah pekerjaan yang mulia, penuh pengabdian sekaligus keberanian.
“Jika pada umumnya pecalang bertugas untuk menjaga keamanan adat, pecalang segara bertugas mengamankan lautan,” kata Pasek.
Keunikan dari pecalang segara itu kemudian diangkat menjadi tema film. Film itu diunggah pada akun facebook Pasek, karena pada saat itu Pasek belum memiliki chanel youtube.
Film itu disukai. Lomba film dokumenter itu pun berhasil mengantarkan Pasek menyabet peringkat 4 tingkat nasional. Dari keberhasilannya itu, Pasek semakin termotivasi untuk berkarya.
Setelah itu, Pasek kembali menarik perhatian publik dengan konten “klepon 12 juta”. Konten itu ditonton begitu banyak orang dan istilah “klepon 12 juta” menjadi terkenal.
Antusias penonton dalam menonton konten itu membuat konten “klepon 12 juta” dimuat dalam koran dan ini membuat Pasek terus termotivasi.
“Biasanya konten dikatakan sukses apabila banyak yang share atau membagikan di media sosial,” kata Pasek.
Pria yang merupakan anak pertama dari empat bersaudara ini membuat konten berdasarkan apa yang terjadi pada kehidupan di masyarakat. Itu dilakukan agar konten yang dibuat mampu memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi. Kreatifnya, konten yang dibuat Pasek senantiasa diramu dengan gaya komedi.
Namun, guyonan dalam komedi itu tak hanya guyonan biasa. Dalam kontennya, Pasek menyampaikan banyak pesan moral melalui dialog-dialog lucu yang mengundang gelak tawa sehingga selain mendapat hiburan,penonton juga mendapat pelajaran berharga dan pesan-pesan kehidupan dari konten yang ditonton.
I Gede Pasek Sriada memang sering dipanggil Taksu North Bali karena itulah nama chanel youtube-nya. Pasek dulunya adalah seorang guru PNS di salah satu sekolah dasar di Buleleng. Pada tahun 2016, ia mengundurkan diri dari pekerjaannya itu, dan fokus menjadi content creator.
Pada saat pandemi Covid-19, ketika banyak orang tersendat-sendat dalam berkarya, Pasek tak menyerah. Ia terus berusaha berkarya memberikan tontonan yang terbaik.
Tahun 2019 adalah tahun Pasek membuat channel youtube barunya yang diberi nama Taksu Nort Bali 2, karena channel youtube pertamanya hilang. Hingga saat ini, Taksu North Bali 2 masih eksis dalam menayangkan konten-konten komedi yang di dalamnya terselip inspirasi-inspirasi kehidupan.
Menjadi seorang konten kreator adalah hal yang menyenangkan bagi Pasek karena sesuai dengan passion yang dimiliki.
“Ya, begitulah. Membuat konten itu jadi pekerjaan yang menarik karena sesuai dengan…, sesuai dengan apa ya…? Ya senang saja karena sesuai dengan bakat dan hobi,” ujar Pasek.
Meski selama ini tampak lancar-lancar saja, bukan berarti Pasek tidak pernah mengalami kendala. Kendala yang paling sering dialami adalah ketika ia sendiri memiliki waktu untuk membuat konten, di sisi lain timnya berhalangan hadir. Atau sebaliknya, timnya sudah siap, dia yang tak punya ide.
Kendatipun ada kendala-kendala dalam berkarya, Pasek tidak menyerah begitu saja. Ke depan, ia ingin berinovasi membuat film-film pendek yang menginspirasi kehidupan dan berkaitan dengan fenomena kehidupan sosial, khususnya kehidupan masyarakat Bali saat ini. [T]