30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Workshop Pengawak Lelambatan Pegongan dari Yayasan Janahita Mandala, Merespon Telaga Sebagai Benih Reka Cipta

Wayan Diana PutrabyWayan Diana Putra
November 30, 2022
inKhas
Workshop Pengawak Lelambatan Pegongan dari Yayasan Janahita Mandala, Merespon Telaga Sebagai Benih Reka Cipta

yaitu I Ketut Gede Asnawa, SS.KAR., MA saat memberikan Workshop Pengawak Lelambatan Pegongan di Museum Puri Lukisan Ubud

YAYASAN JANAHITA MANDALA dari tanggal 25 sampai dengan 27 November menggelar acara kebudayaan yang diberi tajuk Ubud Campuhan Budaya dengan mengusung tema “Tattaka Wisudha Citta, Telaga Benih Reka Budaya”.

Kegiatan kebudayaan merespon keutamaan telaga sebagai wadah bersemainya aliran air yang mengalir secara konsisten sebagai kredo dari gerakan penggalian pemikiran serta aktualisasi kebudayaan dalam pondasi neo-klasik.

Workshop Pengawak Lelambatan Pegongan adalah salah satu kegiatan edukatif mengenai penyusunan gending pengawak lelambatan pegongan dari kreator lelambatan bereputasi yaitu I Ketut Gede Asnawa, SS.KAR., MA pada hari Minggu tanggal 27 November 2022 bertempat di Wantilan Museum Puri Lukisan, Ubud.

Workshop pengawak lelambatan pegongan diikuti oleh para kreator gamelan, seniman gamelan, dosen, komunitas gamelan, mahasiswa ISI Denpasar dan para siswa SMK Negeri 3 Sukawati. Workshop mengenai pengawak lelambatan ini diberikan untuk memberikan pengetahuan mengenai penyusunan bagian pengawak dari kreator yang telah banyak dan berpengalaman melahirkan karya-karya lelambatan.

Lelambatan adalah salah satu bentuk gending dari gamelan pegongan. Gamelan pegongan merujuk pada barungan Gamelan Gong Gede dengan struktur sistem musikal terpusat pada tungguhan gong. Menurut Ketut Gede Asnawa berdasarkan analisis dari Collin McPhee gamelan pegongan memiliki komposisi untuk konteks seremonial dan memiliki formulasi yang bersifat komplek dan statis.

Bersifat statis dalam artian apapun nama repertoar yang dimainkan strukturnya tidak berubah seperti dimulai dari kawitan, pengawak, pengisep, bebaturan, embat-embatan, dan pengecet (tabuh telu atau gegilakan).

Kemudian lebih lanjut Ketut Gede Asnawa kembali menyarikan pemikiran McPhee mengenai bentuk gending yang diklasifikasikan ke dalam dua jenis yaitu Gending Ageng dan Gending Gangsaran. Gending ageng berorientasi pada kalimat gending yang panjang sedangkan gending gangsaran bersifat lebih cepat dan alurnya relatif pendek-pendek.

Dalam pemikiran lain I Wayan Madra Aryasa berpendapat dari segi bentuk komposisi terdapat dua tipe yaitu motif lelambatan dan motif gegancangan. Motif lelambatan bercirikan ukuran lagu bersifat panjang, bersifat metris dan terikat dengan pola komposisi yang ketat. Kemudian motif gegancangan ukuran lagu bersifat pendek dan tanggung, benyak menggunakan ornamentasi ubit-ubitan dan pola komposisi yang kurang ketat (1984/85:64).

Dari kedua pendapat mengenai bentuk gending bahwa dapat ditarik bahwa Gending Ageng turunannya adalah tipe gending pengawak dan gending gangsaran adalah bentuk tipe gegancangan.

Foto: Proses Praktik Penyusunan Pengawak Lelambatan

Pada gending lelambatan terdapat bagian gending yang disebut dengan pengawak. Untuk dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan pengawak maka harus dianalisis dari akar katanya sebelum lebih jauh mengurai cara kerja musikal. Pengawak berasal dari kata awak yang berarti badan (body).

Dalam melacak esensi pengawak yang berasal dari kata awak berarti badan maka digunakan analogi yang disebut ‘sarwa telu’ yaitu mengklasifikasi menjadi tiga bagian kepala, badan dan kaki. Jika pengawak adalah badan maka terdapat kepala sebagai sumber dan kaki sebagai penyangga. Lebih lanjut jika berbicara pada ruang badan maka disana terjadi mengenai mekanisme dari organ-organ.

Dalam mekanisme badan organ-organ tersebut terdapat sistem dan struktur sehingga menjadikan kehidupan. Kepala sebagai sumber untuk memerintahkan alur mekanisme organ badan serta kemudian disangga oleh kaki. Analogi tersebut jika ditarik dalam cara kerja musikal pengawak adalah tempat terjadinya progresi melodi yang mengalir secara terstruktur menuju bagian frasa (palet) seperti jegog, kempli dan kempur yang juga bertugas sebagai penanda pungtuasi. Kemudian berakhir menuju identitas pengawak pada pukulan gong.

Asnawa mengatakan, dalam susunan mekanisme pengawak lelambatan selalu dimulai dengan dua hal yaitu memunculkan pertanyaan dan menjawab pertanyaan. Jika terdapat sebuah jawaban mengacu pada tonal tertentu seperti nada ‘nding” maka pertanyaannya bagaimana cara menuju tonal ‘ding’?.

Kemudian muncul beragam penjelasan untuk mengarah jatuhnya tonal ‘ding’ dengan segala aksen dan frasanya maka itu adalah bahasa lain dari cara kerja progresi nada dalam melewati dan menuju palet-palet pungtuasi seperti jegog, kempli dan kempur. Mengambil lintasan tinggi atau rendah dalam skala angkepan (sistem oktaf dalam gamelan Bali). Seberapa panjang progresi melodi melewati kanal-kanal pungtuasi tergantung frame tabuh berapa yang dipilih seperti jika memilih tabuh pat maka akan melewati dua baris yang dinamakan penyumu, empat pungtuasi kempli dan empat pungtuasi kempur baru kemudian melaju dengan dua baris disebut milpil sebelum diputus dengan gongan.

Lebih lanjut Asnawa memaparkan dalam menyusun pengawak lelambatan diperlukan tiga syarat teknis yang harus diperhatikan oleh para komposer yaitu 1) Keterampilan, 2) Sensitivitas dan 3) Imajinasi. Keterampilan merujuk pada penguasaan teknik permainan seluruh tungguhan dalam barungan gamelan sebagai modal penggarapan melodi dan pepayasan termasuk angsel.

Sensitivitas diperlukan untuk memberikan ekpresi rasa dalam konteks bayun gending, aes uncab, kenyang lempung pada setiap palet dalam satu pada. Imajinasi menentukan mengenai bentuk, alur, kountur dan dinamika dari melodi serta pepayasan. Ketiga syarat itu harus dipegang oleh komposer dalam penyusunan gending pengawak lelambatan dan bahkan untuk penciptaan gending gamelan lainnya.

Praktik Penyusunan Pengawak Lelambatan

Selain memberikan penjelasan secara pedagogis Asnawa juga memberikan tata cara penyusunan pengawak lelambatan dengan metode pratktik langsung. Pada sesi praktik, Asnawa memberikan peserta sebuah gending pengawak tabuh dua lelambatan yang diberi judul ‘Ding Ro’.

Tabuh dua sebagai skema dari pengawak terdapat dua kali pukulan kempur dan dua kali pukulan kempli dengan susunan dua baris penyumu yang diakhiri dengan jatuhnya pukulan kempur. Dua baris menuju angsel kempli dan dua baris menuju angsel kempur.

Mengingat sebagai tabuh kedua maka, setelah angsel kempur ke dua maka dilanjutkan dengan bagian milpil menuju final gong.

Adapun notasi pengawak tabuh dua Ding Ro seperti berikut di bawah ini:

Laras yang digunakan adalah laras pelog slisir dan notasi mengacu pada tabuhan tungguhan calung.

*
*

Gending pengawak tabuh Ding Ro yang digunakan materi praktik dalam work shop oleh I Ketut Gede Asnawa di dalamnya terkandung formulasi musikal yang sangat menarik.

Formulasi musikal yang dimaksud adalah progresi melodi pada angsel kempli dan angsel kempur. Pada angsel kempli jika diamati pada notasi di bawah ini sebagai bahan analisasi progresi melodi.

*

Pada baris kedua yang berujung pada jatuhnya pukulan kempli (secara keseluruhan disebut dengan angsel kempli) menggunakan karakter progresi melodi ngubeng. Melodi ngubeng adalah pergerakan melodi yang mayoritas nada penyusunnya hanya satu nada berjalan dari satu nada menuju nada yang sama. Pada bentuk melodi angsel kempli di atas dapat dilihat ujung palet gending jatuh pada nada dung (7), serta dalam perjalanannya terdapat empat tumpuk nada dung (7).

Formulasi kedua terdapat pada angsel kempur adalah progresi melodi menggunakan karakter mejalan. Melodi mejalan adalah sebuah pergerakan melodi yang berjalan atau berpindah dari satu nada ke nada yang lain, konvensionalnya menggunakan nada tetangga (satu nada di atas atau di bawah) sebagi nada lintasan. Analisisnya dapat dilihat pada notasi di bawah ini:

*

Pada notasi di atas dapat dilihat pada pada akhir kalimat angsel kempur dengan nada deng (5). Perjalanan sebelum jatuhnya pukulan kempur nada-nadanya bergerak menuju nada tetangga dari ding (3) menuju dang (1), dang (1) menuju dung (7) dan dung (7) menuju deng (5).

Dari analisis progresi melodi ngubeng dan mejalan dalam pengawak tabuh dua Ding Ro terdapat konsep keseimbangan yang disebut antara diam dan berjalan. Diam dan berjalan adalah sebuah cara untuk melahirkan variasi. Selain itu juga untuk memberikan nafas dalam perjalanan atau sistem sebuah melodi dalam menuju titik sentral yang disebut dengan gong.

Workshop pengawak lelambatan pegongan ini digelar untuk memberikan edukasi mengenai tata cara menyusun gending pengawak yang terarah dan terstruktur. Kemudian juga terdapat proses analisis untuk mengurasi “epistemologi” dari I Ketut Gede Asnawa dalam menyusun pengawak lelambatan.

Hasil analisis yang berpijak dari gending pengawak tabuh dua Ding Ro karya I Ketut Gede Asnawa menemukan formulasi pergerakan atau progresi nada beserta dengan teknik penyusunannya. Pengetahuan mengenai formulasi progresi nada seperti yang dijelaskan dan dibagikan oleh Asnawa bermanfaat dan dapat dikembangkan oleh para komposer gamelan Bali sesuai denga kebutuhan garapnya. [T]

Ketua Yayasan Janahita Mandala Ubud Cokorda Gde Agung Ichiro Sukawati dan Ketua Panitia Ubud Campuhan Budaya Cokorda Gde Bayu Putra menyerahkan piagam kepada I Ketut Gede Asnawa, SS.KAR., MA

Peserta workshop Workshop Pengawak Lelambatan Pegongan di Museum Puri Lukisan, Ubud

Ubud Campuhan Budaya 2022, Cok Ace: Pelestarian Kebudayaan Diteruskan Anak Muda Secara Lebih Hebat
Ubud Campuhan Budaya 2022: Ibarat Telaga Sebagai Ruang Imaji Demi Tumbuhnya Pusparagam Kreativitas
Banyumili, Karya Neo-Klasik Untuk Gamelan Selonding | Sublimasi Nilai Telaga Sebagai Benih Penciptaan
Tags: gong lelambatankesenian baliUbudUbud Campuhan Budaya
Previous Post

Seraya Popcorn, Usaha Kreatif Agus Tripayana Membangkitkan Jagung Desa Seraya

Next Post

Pelestarian Bahasa Bali, Kebijakan Setengah Hati?

Wayan Diana Putra

Wayan Diana Putra

I Wayan Diana Putra, S.Sn., M.Sn. Dosen Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Denpasar. Komposer Gamelan Bali.

Next Post
Pelestarian Bahasa Bali, Kebijakan Setengah Hati?

Pelestarian Bahasa Bali, Kebijakan Setengah Hati?

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more

PENJARA: Penyempurnaan Jiwa dan Raga

by Dewa Rhadea
May 30, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

DALAM percakapan sehari-hari, kata “penjara” seringkali menghadirkan kesan kelam. Bagi sebagian besar masyarakat, penjara identik dengan hukuman, penderitaan, dan keterasingan....

Read more

“Punia Digital”: Dari Kotak Kayu ke Kode QR

by Dede Putra Wiguna
May 30, 2025
0
“Punia Digital”: Dari Kotak Kayu ke Kode QR

SETELAH melaksanakan persembahyangan di sebuah pura, mata saya tertuju pada sebuah papan akrilik berukuran 15x15cm, berdiri tenang di samping kotak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co