“Ke depan Bapak/Ibu guru agar semakin adaptif, kreatif, dan inovatif alam menghadapi kodrat alam dan kodrat zaman dalam pendidikan sebagaimana pemikiran Bapak Pendidikan kita Ki Hadjar Dewantara. …. Di sini ada kalimat adaftif, kreatif, dan inovatif. Ketiga kalimat itu menjadi satu kesatuan bahwa guru itu nantinya akan menggunakan filosofi padi, beras, dan nasi.”
Kalimat di atas adalah kutipan sambutan Pj. Bupati Buleleng, Ir. Ketut Lihadnyana, M.M.A., yang disampaikan pada acara Puncak Peringatan Hari Guru Nasional dan HUT ke-77 PGRI, di Gedung Kesenian Gde Manik, Jumat 25 November 2022.
Menurut Pj Bupati, agar bisa menjadi guru yang inovatif untuk mewujudkan merdeka belajar sesuai dengan tema hari Guru Nasional, maka haruslah menjadi guru yang berfilosofi “padi, beras, dan nasi”.
Seperti apa guru “padi, beras, dan nasi” yang Beliau maksudkan itu?
Guru “padi’ adalah guru yang “percara diri”. Guru yang adaptif terhadap perubahan lingkungan. Guru yang meyakini kemampuannya untuk melaksanakan tugas mulia mendidik dan menuntun kodrat peserta didik dalam segala konteks perubahan zaman.
Padi selanjutnya akan menjadi beras untuk bisa diolah menjadi nasi. Begitu juga guru. Jika sudah percaya diri maka guru akan menjadi “beras” yaitu mampu “berpikir rasional”. Guru era Merdeka Belajar adalah guru yang mampu berpikir logis. Guru yang selalu menggunakan akal sehatnya dalam menyelesaikan tugas dan beragam masalah pendidikan baik masalah intern dan ekstern.
Selanjutnya tugas-tugas keguruan akan terselesaikan dengan efektif dan efisien jika dalam diri guru terinternalisasi filosofi “nasi”, yaitu niat, amal, sungguh-sungguh, dan ibadah.
Harus ada niat dari dalam diri untuk menjadi guru. Sosok guru yang memiliki niat adalah guru yang memiliki keinginan tulus untuk melayani, mengakomodasi karakteristik, kemampuan dan kebutuhan peserta didik sesuai filosofi pembelajaran berdiferensiasi.
Guru abad-21 adalah guru yang selalu beramal. Menjadi guru yang amal adalah guru yang mampu mengamalkan ilmu untuk melahirkan generasi-generasi yang cerdas dan berprofil Pelajar Pancasila. Guru yang mampu menunjukkan sikap dan perilaku yang baik sebagai role model bagi siswanya.
Guru yang di depan selalu menjadi teladan, di tengah memberikan ide, dan memberikan dorongan dari belakang sesuai semboyan Ki Hadjar Dewantara. Semakin banyak beramal maka semakin banyak pahala untuk diri guru sendiri, untuk siswa, dan untuk kemajuan bangsa.
Tidak ada pekerjaan yang berhasil tanpa dilakukan dengan sungguh-sungguh. Begitu juga dengan pekerjaan mendidik. Akan lahir peserta didik yang hebat, cerdas, berkarater, jika guru dengan segenap hati dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik.
Guru tidak hanya tekun dalam mengajar tetapi juga tekun dalam belajar. Perubahan lingkungan mengharuskan guru untuk terus meningkatkan kompetensi pedagogi. Seperti, meningkatkan kemampuan pemanfaatan teknologi pendidikan dalam pembelajaran, memiliki kecakapan melaksanakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan dengan model-model pembelajaran inovatif.
Terakhir filosofi ibadah. Maksudnya adalah guru harus memaknai profesi guru sebagai ibadah. Artinya, segala hal yang dilakukan oleh guru sesungguhnya perbuatan bakti kepada Tuhan yang dalam catur guru disebut guru swadyaya. Jadi, bakti guru untuk guru. Niscaya guru akan mampu menjadi bagian penting untuk mewujudkan Indonesia maju.
Saraswati Awards
Sebagai apresiasi terhadap guru-guru di Buleleng yang sudah adaftif, kreatif, dan inovatif, Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Buleleng memberikan penghargaan kepada guru dan tenaga kependidikan (GTK) berprestasi serta penganugrahan Saraswati Awards.
Saraswati Awards adalah pengahargaan kepada GTK inovatif, produktif, dan kompetitif serta satuan pendidikan yang mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya.
Penerima Saraswati Awards individu tahun 2022 sebanyak 6 orang kategori Kepala Sekolah, 10 orang guru, dan 1 orang tenaga kependidikan. Berikut nama-namanya.
Penerima Saraswati Awards kategori kepala sekolah, yaitu Ni Kadek Ayu Winiati, S.Pd., (SD Negeri 1 Banyupoh), I Komang Muliantara, M.Pd., (SD Negeri 4 Bebetin), Wayan Suyoga Ardi, M.Pd., (SD Negeri 4 Tamblang), I Komang Arsana, M.Pd., (SD Negeri 2 Tinga-Tinga), Nyoman Purnayasa, S.Pd., M.M., (SMP Negeri 1 Singaraja), dan Nyoman Sudiana, S.Pd., M.Pd., (SMP Negeri 6 Singaraja).
Penerima Saraswati Awards kategori guru, yaitu Ida Ayu Putu Rusdaeni (TK Kumarastana Kayuputih), I Kadek Agus Sudiandika, M.Pd., (SD Negeri 3 Tigawasa), I Putu Susila Darma (SD Negeri 3 Banjar Jawa), Made Kama Verawaty, M.Pd., (SD Negeri 4 Sangsit), Ni Luh Sueca (SMP Negeri 3 Singaraja), Ni Made Yuliatini, S.Pd., (SMP Negeri Satap 3 Banjar), Drs. I Gede Ariyasa, M.Pd., (SMP Negeri 2 Singaraja), Komang Sujana, S.Pd., M.Pd., (SMP Negeri 2 Sawan), Ni Luh Gede Nita Apsari, S.Pd., M.Pd., (SMP Negeri 1 Singaraja), dan Made Sri Arisna, S.Pd., M.Pd., (SMP Negeri 2 Singaraja).
Penerima kategori tenaga kependidikan, yaitu Putu Edi Eristiyawan (SD Negeri 2 Tinga-Tinga).
Sementara itu, enam satuan pendidikan menerima Saraswati Awards tahun ini, yaitu TK Kumarastana Kayuputih, TK Negeri Pembina Singaraja, SD Negeri 3 Banjar Jawa, SD Negeri 2 Tinga-Tinga, SMP Negeri 1 Singaraja, dan SMP Negeri 2 Singaraja.
Selain sebagai apresiasi, penghargaan GTK dan penganugrahan Saraswati Awards diharapkan menjadi motivasi kepada guru dan tenaga kependidikan untuk terus meningkatkan kompetensi, menginternalisasi filosofi “padi, beras, dan nasi” untuk mewujudkan cita-cita pendidikan nasional, yaitu mewujudkan peserta didik yang cerdas berkarakter profil Pelajar Pancasila.
Saya adalah salah satu penerima Saraswati Awards. Bagi saya apresiasi GTK dan penganugrahan Saraswati Awards sangatlah penting artinya bagi guru dan tenaga kependidikan. Ini adalah wujud penghargaan pemerintah bagi GTK yang telah memiliki kepercayaan diri, berpikir rasional, memiliki niat yang tulus, dan bersungguh-sungguh dalam bekerja, ikhlas mengamalkan ilmunya, serta menjadikan profesi guru sebagai ibadah. Saya yakin setelah ini guru dan tenaga kependidikan di Buleleng akan terpicu untuk terus berkreatifitas tanpa batas, terus bergerak dan menggerakkan, menjadi pemimpin merdeka belajar.
Perayaan hari Guru Nasional dan HUT ke-77 PGRI tahun ini sangat indah dan meriah. Terpancar dari senyum ranum penerima penghargaan, juga wajah-wajah cerah dan bahagia para guru berkat beberapa door prize menarik dan beragam acara yang menghibur, seperti persembahan lagu dari siswa dan guru, serta Bondres PGRI yang mengundang gelak tawa.
Selamat hari Guru Nasional dan HUT ke-77 PGRI rekan guru semua.
Selamat menjadi guru yang semakin “padi, beras, dan nasi”. [T]