10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Itu “Coffee Shop” Minggir Dulu, Kopi Banyuatis Mau Lewat

Azman H. BahberehbyAzman H. Bahbereh
June 2, 2022
inEsai
Itu “Coffee Shop” Minggir Dulu, Kopi Banyuatis Mau Lewat

Azman (penulis) sedang ngopi

“Bila kau pergi, lantas apa yang kucicipi.” Kiranya kata-kata Al-Hallaj itu yang bisa saya ambil dan plintir sedikit endingnya, untuk menjadi wali perasaan saya, di samping relevansi dan kecocokan akan tulisan ini.

Biarlah tanpa uang 2 hari, gak makan dari subuh sampai malam, dan keseharian yang enggak produktif , yang penting Kopi Banyuatis masih satu toples di dapur kontrakan. Itu sudah bikin saya tenang dan tak terlalu was-was untuk menghadapi kehidupan yang serba fana ini. Aduh aduh aduhhhh.

Karena hanya Kopi Banyuatis yang bisa buat saya merasa menjadi orang yang intelek dan melek kebudayaan. Tanpanya, saya hanyalah buih di lautan, mengambang-ngambang ikuti arus zaman yang tak karuan. Mih, bungutee.

Bukti sederhananya, yakinlah, ketika saya menyelesaikan tulisan ini, total 4 gelas Kopi Banyuatis telah membanjiri kerongkongan saya. 1 gelas di pagi hari, siang sepulang kuliah 1 gelas lagi, dan 2 gelas dari awal sampai selesainya tulisan ini. Dan teman-teman di pojokan yang sedang duduk di ruang tamu, khusyuk bercinta dengan masing-masing segelas pekat Kopi Banyuatis juga.

“Uger-Uger Pikolih Kopi”, Undang-Undang Kopi Bali 1920

Di Kota Malang, eksistensi Kopi Banyuatis di kontrakan bagi saya lebih fundamental, daripada kehadiran kekasih dalam pelukan. Kopi Banyuatis bukan lagi sekadar sruput sebangun tidur dan sruput sepulang kerja atau kuliah. Tapi sudah menjadi sandang pangan yang punya kontribusi lebih besar ketimbang beras dan baju. Dan adanya Kopi Banyuatis di kontrakan, adalah salah satu alasan kenapa saya masih dalam keadaan waras.

Namun, mengurung diri dalam pelukan Kopi Banyuatis sambil baca Don Quixote, bukan berarti saya kampungan dan tak mengenal coffee shop ala-ala gen Z. Kadang sebulan sekali saya menyempatkan diri menerima ajakan teman buat nongki di tempat begituan. Bukan karena saya suka kopinya, melainkan menghargai ajakan kawan saja, plus ramai ukhti-uktinya juga sihh.

Dan di Kota Malang, tempat saya kost dan kuliah, pembangunan-pembangunan coffee shop semakin marak, hampir di segala tempat ada coffee Shop, entah yang konvensional atau yang kontemporer. Di kawasan UIN dan Unisma, coffe shop didominasi bentuk tradisional, dengan pengunjung yang rata-rata adalah mahasiswa-mahasiswa organisasi akut stadium 4. Sedangkan kawasan UB dan UMM, ramai coffee shop modern. Biasanya  gen Z di sana nongki cuman buat pamer FWB dan outfit yang jilbabnya nyekik leher.

Seiring pembangunan itu pun, saya seakan digiring untuk berhijrah menjadi hedonis yang totalitas. Untungnya, persuasif terselubung semacam itu, terbentengi dengan bubuk pahit nagih-nagih dari Kopi Banyuatis yang bertumpuk-tumpuk di dapur kontrakan.

Jujur saya sedikit menjaga bibir saya dari kopi yang dimix-mix gitu, yang diart-art gitu. Di samping alasan tak terlalu suka, saya juga takut keintelektualan yang merasuk ke diri saya dari memagut pahit Banyuatis itu, memudar sedikit demi sedikit.

Jadinya saya harus sehati-hati mungkin  menjaga kontak fisik, agar tak terkontaminasi dengan kopi yang manis-manis bergambar-gambar itu. Dan, oh iya, juga dengan ice coffee, yang bila es batunya meleleh, rasanya jadi hambar.

Kopi Banyuatis, mungkin bagi teman-teman saya yang bukan orang Bali cuman seonggok bubuk cokelat legam. Tapi bagi saya, Kopi Banyuatis adalah penyokong kehidupan saya dan mahasiswa-mahasiswa Bali di Malang, yang di dalamnya mengandung partikel-partikel gaib yang menyegarkan elemen-elemen tubuh.

Tanpa Kopi Banyuatis, saya tak mungkin kuat baca bukunya Metamorfosis Kafka, Kritikus Adinan, apalagi tulisan-tulisan Afrizal Malna. Tanpa Kopi Banyuatis juga, sebatang rokok country dan lucky strike tak memiliki kenikmatan yang hakiki.

Dan posisi itu tidak bisa digantikan dengan kopi-kopi yang ada di coffee Shop di sekitaran Malang. Saya lebih memilih minum kopikap yang dijual WM (Warung Madura), ketimbang minum kopi latte dan kopi art-art itu.

Kopi Susu + Telur Ayam Arab Setengah Matang | Legenda Ngopi di Kota Tua Singaraja

Pernah, suatu ketika sekitaran tahun lalu. Stok Kopi Banyuatis di kontrakan saya sudah di ambang ajal. Sontak saya panik, sampai mau bikin storydi Instagram, dan ngetweet di Twitter, biar netizen bantu nyari solusi. Saya bingung harus beli di mana, karena Kopi Banyuatis tidak beredar di pulau Jawa. Pun, teman-teman mahasiwa Bali sudah ada di Malang semua. Kalaupun lewat jasa pengiriman dari Bali ke Malang, tentu tak kebayang berapa pengeluaran yang harus saya rogoh dari kantong. Alhasil pelarian saya hanyalah Sidomukti dan Kapal Api, yang rasanya rada-rada mirip Kopi Banyuatis.

Namun, hanya Kopi Banyuatis yang bisa menopang saya untuk kuat selama berjam-jam di depan laptop, menggarap tugas dan maratonin series Game of Thrones. Kopi Banyuatis adalah foundation of my strength, bisa dibilang begitu. Hanya kepahitan Kopi Banyuatis saja yang bisa buat badan saya tegak dan mata saya tak layu buat berlama-lama di depan laptop dan buku.

Oleh sebab itu, ketika saya kehabisan Kopi Banyuatis, cuman sisa satu sendok teh bubuknya doang. Saya dan teman-teman satu kontrakan, secara tidak langsung merancang manajemen pendistribusian Kopi Banyuatis dari Bali ke Malang. Pokoknya, setiap masing-masing kami yang akan berangkat ke Malang, hukumnya sunnah muakad (diharuskan) membawa minimal 1 bungkus Kopi Banyuatis ukuran 500 gram. Entah itu beli di toko pak kadek, kelontongan orang cina, ataupun warung pak samsul.

Dengan manajemen pendistribusian yang kami rancang secara kolektif. Perkiraan stok Kopi Banyuatis yang kami bawa dari masing-masing rumah, bisa habis dalam kurun waktu 3 sampai 4 bulan. Kalau ngopinya pakai akhlak sih. Ya kalau gak pakai akhlak, 2 bulan itu Kopi Banyuatis udah raib dari ruang penyimpanan, inguh be ngalih dije ne ngadep.

Makanya saya sangat berhati-hati untuk mengatur kecukupan pangan dan sandang (Kopi Banyuatis) kami di kontrakan. Yang penting dari kami semua ngopinya pakai akhlak dan otak aja. Itu perlu dilakukan, untuk kesejahteraan kami semua ketika menikmati Kopi Banyuatis.

Di sini, tak jarang beberapa pikiran muncul secara tiba-tiba dalam diri saya. Dan salah satunya adalah, saya sangat menginginkan Kopi Banyuatis beredar di pulau Jawa, tak hanya Bali dan NTB saja. Padahal kalau dilihat, mahasiswa-mahasiswa Bali yang merantau ke pulau Jawa itu banyak banget, kan. Dan yang namanya Kopi Banyuatis sangat penting ada di sisi kami. Dan saya pribadi berharap Pak Gede Pusaka (Bos Kopi Banyuatis) bisa memikirkan hal ini. Jadi tak terbatas mengedukasi orang minum kopi dengan benar di Bali dan NTB saja. Tapi juga Pulau Jawa perlu deh kayaknya.

Dan saat ini, alhamdulillah stok Kopi Banyuatis saya dan teman-teman kontrakan masih cukup untuk dua bulan kedepan. Ditambah ada beberapa teman yang akan ke Malang nantinya bawa Kopi Banyuatis juga. Dengan itu saya tak perlu lagi khawatir, tak perlu lagi story di Instagram dan ngeteweet di Twitter, dan tak perlu lagi beli kopikap di WM (Warung Madura). Apalagi beralih ke coffe shop. Biarlah teman-teman saya yang hedon aja ngopi di sana, sambil ngomongin rencana collab bareng Bayu Skak dan Juragan 99. [T]

Tags: bulelengkopi balikopi banyuatis
Previous Post

Gong Kebyar Legendaris | Sekaa Gong Gunung Sari dari Peliatan, Mendunia Sejak 1930-an

Next Post

Siap Grak, Maju Jalan…! Buleleng Bersiap Gelar Lomba Gerak Jalan

Azman H. Bahbereh

Azman H. Bahbereh

Lahir di Singaraja, Bali, 30 Januari 2001. Bekerja sebagai tukang jagal ayam yang selain gemar membaca juga gemar menulis. Kalian bisa menemukannya di akun Instagram : @azmnhssmb

Next Post
Siap Grak, Maju Jalan…! Buleleng Bersiap Gelar Lomba Gerak Jalan

Siap Grak, Maju Jalan…! Buleleng Bersiap Gelar Lomba Gerak Jalan

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co