Seperti halnya beberapa kota di Indonesia, semisal Jogja, Bandung, dan Bogor, kota Singaraja juga ingin menjadi salah satu kota yang dikenal sebagai kota penuh kenangan. Kenangan seperti apapun itu, yang jelas kenangan itu bisa saja membahagiakan atau setidaknya membekas di hati meski kadang menyakitkan. Jikalau sudah berurusan dengan hati, maka tujuannya tiada lain adalah menjadi kota yang romantis.
Seromantis mungkin hingga kelak cukup membuat penghuni dan atau perantau nya berani memulai kisah cinta mereka di kota paling utara pulau Bali ini. Singaraja memiliki potensi luar biasa untuk bisa seromantis Jogja ataupun kota-kota romantis di Indonesia lainnya.
Singaraja memiliki banyak sekolah juga beberapa perguruan tinggi. Dimana ada instansi pendidikan maka disana ada pelajar dan mahasiswa. Benar, kisah cinta di masa sekolah selalu memiliki warnanya tersendiri. Bahkan katanya, kisah cinta di masa sekolah atau kuliah jauh lebih indah daripada kisah cinta di masa telah bekerja. He he he.
Para tokoh kisah cinta ini sudah kita miliki. Lantas bagaimana dengan latar tempat pendukungnya? Guna membangun sebuah kota dengan kisah romantis, keberadaan tempat-tempat bernuansa romantis juga haruslah dimiliki.
Salah satunya adalah Pantai Lovina. Pantai yang dikenal dengan kehadiran binatang laut mamalia lumba-lumba nya ini menjadi salah satu spot terbaik untuk menciptakan momen bersama pasangan. Siluet patung lumba-lumba dikala senja ditemani tenang ombak menambah tenang hati para penikmat keindahan sebuah sore. Kalau kata orang, “Nikmat dunia mana yang kau dustakan!?”
Lantas ada Pelabuhan Tua Buleleng. Nuansa arsitektur jembatan peninggalan Belanda yang bisa menjadi rekomendasi tempat untuk mereka yang ingin meninggalkan kelamnya patah hati. Taman Kota pun bisa menjadi saksi bisu teruntuk pasangan yang ingin berjalan beriringan menikmati ramai nya kota kecil ini.
Masih banyak spot yang mendukung terwujudnya mimpi agar kota Singaraja menjadi kota romantis setidaknya di Bali. Dibandingkan dengan kota lainnya di Bali, Singaraja identik dengan bangunan-bangunan bersejarah peninggalan kolonialnya yang menjadikan Singaraja bisa menjadi kota yang walaupun memiliki masa lalu gelap tapi bisa memiliki masa kini yang cerah dengan penuh romansa didalamnya.
Dalam beberapa wawancara tak langsung dan tak formal yang penulis lakukan terhadap para mantan perantau di Singaraja, mayoritas hal yang mereka rindukan adalah kisah perasmaraan mereka di kota kecil ini. Hal-hal tentang bagaimana mereka bertemu belahan hati mereka hingga bagaimana hati mereka lantas harus rela terbelah-belah.
Singaraja, kota kecil yang berusaha menjadi kota romantis masih akan terus berusaha. Tentang bagaimana kota ini memberikan nuansa nyaman dan mampu menghangatkan setiap insan yang ingin singgah kedalamnya.
Pelan-pelan akan banyak kisah yang diceritakan di masa mendatang. Pelan-pelan akan banyak tempat yang ketika mereka mendatanginya, mereka akan berkata “Di sini kami pernah bersama”. [T]