31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

A Hero (2021) : Sebuah Kabar dari Kebaikan yang Dipertanyakan

Azman H. BahberehbyAzman H. Bahbereh
May 18, 2022
inUlasan
A Hero (2021) : Sebuah Kabar dari Kebaikan yang Dipertanyakan

Film A Hero (2021) | Sumber foto: https://www.imdb.com/

Ashgar Farhadi kembali dengan segala dramanya yang dibalut oleh dialog-dialog yang cerdik dan akting dari para pemeran yang begitu alami. A Hero menjadi sebuah nuansa ketegangan yang tak memiliki satu pun adegan berbau-bau ketegangan, bahkan scoring pun tak ada mengiringi sepenuhnya film ini.

Memang, itulah kehebatan yang dimiliki oleh sutradara Iran yang satu ini, Ashgar Farhadi. Setelah berhasil dengan A Separation, About Elly dan The Salesman. Farhadi kembali dengan filmnya, A Hero. Satu film dengan pemantik sedemikian kecil, tapi betapa membakar emosi para penontonnya.

A Hero ditulis dan diarahkan sendiri oleh Farhadi, dibintangi oleh Amir Jadidi, Mohsen Tanabandeh, Alireza Jahandideh dan masih banyak lagi. Filmnya berhasil menyabet Grand Prix pada perhelatan Festival Film Cannes kemarin. Tapi sayangnya tak berhasil membawa pulang Palme D’or yang banyak orang harapkan untuknya.

Film ini berfokus kepada Rahim Soltani, seorang narapidana yang memiliki kesempatan bebas selama 2 hari. Rahim sendiri berakhir di penjara akibat memiliki hutang kepada Bahram sebesar 150,000,000 tomans. Dan di Iran sistem semacam ini masuk ke hukum diyyeh. Kesempatan yang singkat itu digunakan Rahim untuk mengunjungi kakaknya dan iparnya, Malileh & Hossein, serta anaknya, Siavash, yang mengalami keterbatasan berbicara.

Tidak dengan tujuan itu saja, Rahim memiliki kekasih yang bernama Farkhondeh. Farkhondeh mempunyai keberuntungan yang bisa digunakannya untuk membantu Rahim. Farkhondeh menemukan tas yang berisi 17 koin emas. Dan dengan itu mereka mencairkannya menjadi uang, yang nantinya guna melunasi hutang yang dimiliki Rahim. Namun ternyata, 17 koin emas itu harganya menurun, dan tak cukup untuk melunasi hutang yang ditanggung oleh Rahim.

Beda Agama, Menikah, dan Setelah Itu | Dari Pemutaran dan Diskusi Film Pendek “Ratna” di Mash Denpasar

Di sini, Ashgar Farhadi menyuguhkan sebuah dilema dari karater Rahim ketika kesusahan bertemu dengan keberuntungan. Rahim diuji dengan tawaran apakah ia harus mengembalikan 17 koin emas tersebut, yang tanpa ia tahu itu akan menjadi akar dari permasalahan, atau menggunakan 17 koin emas untuk membersihkan kesusahannya, kemudian menemukan kebebasan dan tak lagi mendekam di dalam penjara.

Rahim lantas membawa tas itu ke rumah Malileh. Dan Malileh mengetahui tas itu berisikan barang berharga. Malileh meminta Rahim untuk mengembalikan tas tersebut. Rahim memang berkeinganan demikian, dan keesokannya ia membuat iklan pengumuman. Ketika masa bebas sudah berakhir dan Rahim sedang berada di penjara. Pemilik tas menemui kakaknya, Malileh, menagih tas yang Rahim umumkan di iklan.

Tak berselang lama, pihak penjara mengetahui kebaikan Rahim, dan menfaatkan kebaikannya tersebut. Sontak, Rahim diliput banyak media dan menjadi panutan yang dipuji oleh banyak orang atas kebaikannya. Di samping hidupnya yang begitu sengsara dan tak memiliki apa-apa. Bagaimana tidak? Alih-alih menggunakan 17 koin emas di dalam tas itu untuk meringankan hutangnya, Rahim malah memilih untuk mengembalikan dengan ikhlas tanpa imbalan apapun.

Kebaikan Rahim memang awalnya berbuah manis. Rahim mendapatkan imbalan kebebasan lagi untuk berusaha melunasi hutangnya, juga badan amal menjanjikan sebuah pekerjaan untuknya. Ketika Rahim datang dan mengkonfimasikan itu ke perusahaan yang disebutkan, Rahim malah mendapat sambutan yang tak mengenakkan.

Film Pendek “Putu, Berbeda Tetap Keluarga”: Merawat Tradisi, Menjunjung Toleransi

Kedatangan itu yang berbuah pahit untuknya. Perusahaan tersebut malah memampang wajah pesimis atas kebaikan yang telah diperbuat Rahim. Mereka menyuruh Rahim mendatangkan si pemilik tas, namun Rahim sama sekali tak pernah melihat pemilik tas tersebut, juga tak mempunyai kontaknya sama sekali.

Di sini agaknya bisa kita bayangkan akan seperti apa selanjutnya. Latar masalah mencuat, dinamika semakin menjadi-jadi, sosok Rahim yang polos kemudian tak memiliki kepercayaan dari orang lain. Dan kebaikannya yang sebagai narapidana dipertanyakan. Orang-orang di sekitarnya pun selalu mengait-ngaitkan kebaikannya dengan masa lalunya yang kontradiktif

Dari Rahim yang tak bisa menghadirkan sosok pemilik tas, juga kehadiran permainannya untuk menyelesaikan masalah dengan cara sedikit berbohong inilah memulai drama yang emosional. Skenario yang ditindihkan kebohongan dengan maksud membenahi kesalahpahaman, tak kunjung dapat pengertian dari semuanya. Hal itu ikut turut berjalan terus-menerus, dan itu mengaduk perasaan kita pada kedua pihak. Di sini, Farhadi sepertinya tak membiarkan kita memilih siapa yang benar dan siapa yang salah.

Bahkan, Bahram pun menaruh curiga bahwa kebaikan Rahim itu merupakan rekayasa belaka yang dibuatnya. Bahram terus menyudutkan Rahim, dan menyebarkan rumor-rumor tentang masa lalunya yang tak pernah menepati janji kepada Bahram.

Entah apa yang dipikirkan semua orang, sedang Bahram pun memang sudah tak mempercayai lagi apa yang disampaikan oleh Rahim karena hubungan mereka di masa lalu. Di sini memang tak disebutkan begitu terperinci oleh Farhadi tentang kehidupan masa lalu Rahim yang sampai-sampai Bahram enggan mempercayainya.

Tapi saya menganggap itu satu kesengajaan yang biasa darinya, karena melihat di setiap film garapannya. Farhadi tak menempatkan komponen kecil semacam itu, sebab fokus filmnya ada pada masalah sederhana, yang nantinya digoreng dengan berbagai macam bumbu.

Kecurigaan orang-orang atas kebaikan Rahim terus berlanjut. Kecurigaan tersebut yang bersinggungan dengannya menjadi tragedi yang sedemikian rumit, dan memulai drama moralitas yang begitu menyeluruh. Pertumbuhan dari runtutan kisah serta peran karakter-karakter di sekitar Rahim yang selalu menenggelamkannya ketika bersuara, menjadikan kita bersimpati kepada sosok Rahim yang selalu kalah.

Namun, krisis kepercayaan dari setiap karakter di film ini juga tak patut untuk kita salahkan, karena melihat dari kebohongan Rahim yang meski itu bertujuan memecahkan masalah sepele, menjadi keberlanjutan yang terus dilakukan. Terkadang kita sulit untuk memihak mana yang benar dan mana yang salah. Ashgar Farhadi seperti tak memberikan kesempatan bagi kita untuk memilih.

Film Pendek “Kala Rau When the Sun Got Eaten”: Gerhana, Mitos, dan Sedikit Orde Baru

A Hero hadir bukan membuat kita memilih siapa yang berhak kita bela. A Hero hadir hanya sebagai pandangan untuk kita dapat melihat bagaimana orang kecil serupa Rahim, sama sekali tak punya kesempatan mengambil perhatian banyak orang sepenuhnya. Walau dengan kebaikan yang sudah dilakukan olehnya. Dan kebohongan dari skenarionya pun tak dapat kita curigai apakah Rahim mengambil sebuah keuntungan? Karena melihat bahwa dia selalu terpojokkan dan tak diberi ruang sama sekali untuk mengklarifikasi segalanya.

Keterbatasan ruang bagi Rahim untuk bersuara ketika mayoritas meragukannya membuat kita berfikir. Bahwa kenyataannya, masa lalu yang buruk masih akan tetap melekat, dan itu menjadi sorotan pertama bagi masyarakat dalam menilai seseorang.

Farhadi dengan kemampuannya mengulas permasalahan sederhana, telah memoles A Hero menjadi getaran alur yang memukau, yang selalu bergerak ke arah-arah sensitif. Tak jarang para penonton selalu melihat objek apa yang sedang disinggung oleh sutradara kondang ini. Permasalahan sosial di sekitar, dan juga kebengisan oknum-oknum yang mengambil keuntungan, atas tindakan karakter utama dalam film tersebut, turut hadir dengan begitu subtil, sembari mewarnai gejolak emosi para penonton.

Seperti film-film garapannya yang lain, Farhadi selalu berhasil membuat para penonton berfikir kritis, dan memberikan pandangan tersendiri dengan sajian drama masyarakatnya yang tak biasa. Meski bagi saya tak sesempurna A Separation dan About Elly. Ashgar Farhadi tetap mampu menjahit setiap adegan dengan ketegangan narasi yang luar biasa kompleks. [T]

Tags: filmFilm A HeroUlasan Film
Previous Post

Belajar Bersama Minikino | Apa Saja yang Perlu Diketahui Saat Menulis Ulasan Film Pendek?

Next Post

HINDU DRESTA NUSANTARA: DRESTA KAHARINGAN, DRESTA TENGGER, DRESTA TORAJA, DAN SETERUSNYA

Azman H. Bahbereh

Azman H. Bahbereh

Lahir di Singaraja, Bali, 30 Januari 2001. Bekerja sebagai tukang jagal ayam yang selain gemar membaca juga gemar menulis. Kalian bisa menemukannya di akun Instagram : @azmnhssmb

Next Post
HINDU & KEJAWEN BERHALA?

HINDU DRESTA NUSANTARA: DRESTA KAHARINGAN, DRESTA TENGGER, DRESTA TORAJA, DAN SETERUSNYA

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more

PENJARA: Penyempurnaan Jiwa dan Raga

by Dewa Rhadea
May 30, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

DALAM percakapan sehari-hari, kata “penjara” seringkali menghadirkan kesan kelam. Bagi sebagian besar masyarakat, penjara identik dengan hukuman, penderitaan, dan keterasingan....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co