14 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Teater Kampus Seribu Jendela Undiksha Bawa “Jero Ketut” ke Hari Teater Sedunia di Surakarta

Santi DewibySanti Dewi
April 12, 2022
inKhas
Teater Kampus Seribu Jendela Undiksha Bawa “Jero Ketut” ke Hari Teater Sedunia di Surakarta

Pentas Teater Kampus Seribu Jendela di Surakarta | Foto-foto: Dok TKSJ Undiksha

Memperingati Hari Teater Sedunia yang dirayakan setiap tanggal 27 Maret, Teater Kampus Seribu Jendela mendapat kesempatan langka untuk pentas ke Taman Budaya Surakarta, Jawa Tengah. Di sana, saya dan teman-teman dibuat haru oleh antusiasnya penonton. Apresiasi penonton sangat besar, apresiasi yang belum pernah kami rasakan sebelumnya ketika pentas di Bali.

***

Teater Kampus Seribu Jendela Undiksha saat pentas di Surakarta

Setelah mendapat kabar bahwa ada undangan pentas dari Surakarta dalam rangka memperingati Hari Teater Sedunia, saya cukup dibuat terhentak sekaligus berbunga-bunga dalam hati. Mendapat kesempatan untuk pentas ke luar Bali bagai mendapat durian runtuh yang harus dan tidak boleh kami lewati.

Maka ketika kabar bahagia itu datang pada tanggal 27 Februari 2022 lalu, saya dan teman-teman di Teater Kampus Seribu Jendela langsung berunding dan memutuskan untuk mengambil kesempatan emas ini.

Acara perayaan Hari Teater Sedunia yang diselenggarakan oleh Omah Kreatif ARTurah di Wisma Seni, Taman Budaya, Surakarta dengan tajuk SalaHaTeDu ini mengusung bentuk festival.

Ada berbagai macam kegiatan yang hadir mewarnai acara yang digelar dari tanggal 23-26 Maret 2022 ini, seperti; workshop, sarasehan, pertunjukan, pembacaan karya sastra, orasi budaya penghargaan seniman, lomba pantomim, lomba pembacaan puisi, lomba musikalisasi puisi, pameran instalasi & foto pertunjukkan, serta bazar kuliner & merch.

Ketika informasi detail acara telah kami dapat dari panitia penyelenggara, kami segera membentuk peran kerja. Dari sekian banyak anggota yang ada, 12 orang akhirnya dipilih untuk berangkat mewakili Teater Kampus Seribu Jendela.

Kami membagi diri dengan peran yang harus dipertanggungjawabkan masing-masing. Saya sebagai pimpinan produksi, Dian Ayu Lestari sebagai sutradara, dan sisa 10 lainnya menjadi aktor yang diperankan oleh Indra Putra, Gitari Paramita, Mirah Krisna Devi, Dayu Pradnya, Musti Ariantini, Desy Antari, Agus Prebawa, Pandu Wardana, Yoga Sentana, dan Anggun Sentyawati.

Bima Hidup Lagi, Teater Mandiri Hidup Terus | Dari Pentas “GERR” di Festival Seni Bali Jani

Kami mementaskan naskah berjudul “Jero Ketut, Tom Jerry, dan Kisah-Kisah Seumpamanya” karya Manik Sukadana. Naskah ini sebenarnya pernah kami garap di tahun 2019. Saat itu, saya dan teman-teman angkatan saya di Teater Kampus Seribu Jendela berencana mengikuti acara FESTAMASIO yang diselenggarakan di Medan.

Tetapi sayangnya, saat itu, karena satu dan lain hal, takdir belum mengijinkan kami untuk pentas ke luar Bali. Proses latihan pun kami tempuh 9 bulan lamanya saat itu. Hingga akhirnya, kami memutuskan untuk mementaskan garapan itu keliling Bali. Banyak kritik dan saran kami terima dari para pegiat teater, seniman, maupun penikmat yang menonton.

Mempertimbangkan bahwa ini adalah kali pertama kami pentas ke luar Bali, tentunya kami ingin menampilkan yang terbaik yang kami bisa. Dengan sisa waktu yang singkat, dan menimbang garapan-garapan yang pernah kami buat, akhirnya kami memutuskan untuk membawakan kembali pentas yang pernah kami garap di 2019 tersebut yang kami rasa paling matang prosesnya dibanding pementasan lain yang pernah kami garap. Lalu berbagai kritik dan saran yang kami terima dulu akhirnya kami jadikan bahan pertimbangan ulang untuk coba kami perbaiki lagi dalam pementasan kali ini.

Proses latihan pun berjalan selama kurang lebih 3 minggu yang intens dilakukan setiap hari. Kami juga membuat schedule dan target adegan yang harus dicapai di tiap harinya karena waktu yang tersisa harus dimanfaatkan dengan baik.

Bahkan di beberapa hari sebelum jadwal keberangkatan, latihan kami lakukan dari sore hingga pagi buta. Hingga taman kota tempat latihan kami berubah menjadi sesunyi kuburan. Tantangan soal ketubuhan aktor maupun adegan adalah salah satu hal yang cukup jatuh bangun kami lakukan dalam proses pencarian ini. Sehingga, kami pun selalu meminta tanggapan dan kritik kepada siapa saja yang datang melihat selama proses latihan berlangsung.

Teater Kampus Seribu Jendela Undiksha saat pentas di Surakarta

Akhirnya pada tanggal 25 Maret, hari yang cukup challenging terutama bagi saya dan Dian Ayu, di mana pada hari dan jam yang bersamaan, kami harus bergulat dengan jadwal pribadi lain yang tak kalah pentingnya dengan jadwal keberangkatan ke Surakarta. Di jam yang sama dengan jam keberangkatan,

Dian Ayu juga harus mengikuti acara wisudanya, dan saya harus bertaruh diri di hadapan para pembimbing dan dosen penguji. Beruntunglah kami berdua, bus dan teman-teman lain masih setia menunggu kami di kampus. Sayangnya, Dian Ayu harus naik bis dengan wajah cemong sisa make-up wisuda, dan bayangan laptop serta wajah dosen seperti masih melayang-layang di depan wajah saya. Wkwkwk…

Kami berangkat melalui jalur darat dan laut yang ditempuh kurang lebih 16 jam perjalanan dengan bus. Dari pelabuhan Gilimanuk, kami langsung bertolak menuju Jogja dan sampai pada pagi buta di besok harinya. Kami melipir ke Kopi Klotok untuk sarapan. Tentu saja, kami mengambil kesempatan dalam kesempitan. Mencuri waktu agar tidak kelewatan mencicipi yang fenomenal dan yang khas itu. Setelahnya, barulah kami menuju tempat tujuan utama yaitu Wisma Seni, Taman Budaya, Jawa Tengah.

Teater Lama dan Teater Sebentar | Bagian I : Teks dan Tubuh

Kami disambut oleh teman-teman panitia yang ramah dan hangat, ada Mas Turah Hananto dan Mas Dody Eskha Aquinas yang sudah kontak dengan saya dari jauh-jauh hari. Ada juga Mbak Bijah, LO kami yang selalu sigap membantu dan setia menemani.

Kami mendapat tempat menginap yang nyaman. Sebuah kamar luas dengan beberapa ranjang yang cukup, bahkan lebih dari cukup untuk menampung 12 orang yang membawa banyak printilan barang dan properti yang kami bawa dari Bali. Jadwal pementasan kami pukul 19.30 WIB, lalu setelah beristirahat sebentar, di sore harinya, kami pun melakukan cek panggung.

Saat mendekati jam pentas, saat telah bersiap dengan kostum dan make-up, sayangnya hujan turun cukup deras. Akhirnya setelah berkordinasi dengan panitia, kami memutuskan untuk pindah ke panggung lain, ke sebuah wantilan. Karena memang panggung yang sebenarnya diagendakan untuk kami adalah panggung terbuka yang tidak memiliki atap.

Kami pun segera mengatur blocking di panggung yang baru. Setelah semuanya clear, para aktor bersiap di posisi, saya diam di bagian lighting untuk mengatur lampu, Dian Ayu di bagian sound, dan MC pun memulai acara. Syukurnya, pementasan kami berjalan lancar.

Meski resiko besar dengan tidak menggunakan mic sama sekali terpaksa kami ambil karena setting panggung satu dan panggung lainnya berbeda. Terlebih lagi, kami telah mensetting mic di panggung sebelumnya yang barangkali memiliki sistem berbeda dengan sound di panggung yang baru. Biarpun pada akhirnya para aktor hanya bermain dengan modal suara saja, ada hal menarik dan mengharukan yang saya lihat ketika pentas di Surakarta ini.

Teater Kampus Seribu Jendela Undiksha saat pentas di Surakarta

Banyak penonton yang hadir saat itu. Sisi kanan, kiri, dan depan panggung semua penuh dipadati para penikmat dari berbagai kalangan. Saya yang mengatur lighting di depan panggung, yang berada di belakang para penonton, sungguh dibuat takjub sekaligus tak menyangka bahwa penonton yang datang akan sebanjir itu.

Awalnya saya berekspetasi bahwa yang datang barangkali para penikmat teater saja, namun ternyata keramaian di hadapan saya benar nyata adanya. Mungkin beberapa dari mereka hanya datang untuk plesiran saja, tapi sungguh apresiasi mereka sangat tinggi. Tak pernah saya lihat penonton teater seramai dan sekhusyuk itu sebelumnya.

Bahkan, saat seorang dari kami menonton pentas selanjutnya dan barangkali sempat berbicara cukup keras, salah seorang penonton menoleh ke hadapannya, seolah menegur untuk tidak ribut karena pementasan sedang berlangsung.

Setelah penampilan kami usai, apresiasi juga datang dari beberapa teman dan panitia. Namun di samping kelancaran pentas yang kami syukuri, ada sebuah keberuntungan yang kami rasakan saat mengetahui bahwa kami mendapat jadwal yang sama dengan Teater Jiwa dari Jakarta dan Teater Payung Hitam dari Bandung yang tampil setelah kami.

Barangkali dewi fortuna memang sedang memberkati, sehingga kami bisa menyaksikan langsung penampilan Teater Jiwa dan Teater Payung Hitam yang entah kapan lagi bisa live kami saksikan jika tidak dalam kesempatan ini. Setelah menonton Teater Jiwa dan Teater Payung Hitam, kami menyadari bahwa PR soal kematangan tubuh dan eksplorasi panggung masih perlu kami gali. Momen ini memang penting bagi kami untuk melihat seberapa jauh kelompok lain berjalan, dan merefleksi ulang yang ada di dalam dan di luar diri kami.

Teaterisu #2 | Feminisme, Mitos, dan Panggung Perempuan

Keberuntungan lain kami adalah pertemuan dengan Slamet Rahardjo, seorang aktor dan sutradara terkenal Indonesia. Dalam obrolan singkat kami bersama beliau saat itu, setelah mengetahui kami dari Bali, beliau mengatakan pada kami bahwa ruh kesenian yang orang Bali pegang adalah tradisi dan budayanya. Sehingga menjaga dan tetap memasukkan nilai-nilai tradisi orang Bali menjadi hal penting yang dapat diolah dalam teater.

Di usia yang tak lagi muda, beliau terlihat tetap bersemangat bahkan tetap mengingatkan sesuatu tentang jati diri yang kadang tidak kami maknai secara sadar. Sungguh sebuah keberuntungan bisa bertemu beliau secara langsung.

Setelah acara usai, kami menikmati berbagai kuliner yang ada. Banyak stand makanan dan merchandise yang tersedia di festival tersebut. Suasana seperti itu memang sukses membuat kami larut dalam obrolan-obrolan seru sekaligus sukses buat kami jajan terus, hehe.

Di tempat makan yang memang disediakan panitia, kami juga nongkrong dan belajar bahasa daerah satu sama lain dengan teman-teman panitia di Surakarta. Kami belajar bahasa jawa pada mereka, mereka belajar bahasa bali pada kami. Obrolan ngarul ngidul pun sukses membuat perut kami sakit karena tertawa. Kami banyak bercerita dan berfoto ria sebagai kenangan.

Besok harinya di tanggal 27 Maret, kami pun pulang dan berpamitan dengan semua teman-teman di Surakarta. Namun sebelum menuju tempat bus menjemput, lagi-lagi kami memanfaatkan kesempatan langka ini untuk pergi ke beberapa destinasi. Kami mampir ke Pasar Klewer untuk membeli buah tangan dan hunting buku di Sriwedari. Jadilah barang bawaan kami tambah banyak saat pulang, wkwkwk.

Kaukah itu Aku? – [Catatan Teater “Kaukah itu, Ibu?” di Mahima March March March]

Kami menempuh kurang lebih 16 jam perjalanan lagi menuju Bali. Dan sesampainya di Bali, kami langsung berpisah dan pulang ke rumah masing-masing untuk beristirahat dan menebus lelah untuk 4 hari perjalanan yang panjang.

Entah bagaimana saya ungkap rasa syukur atas kesempatan yang saya dan teman-teman Teater Kampus Seribu Jendela dapatkan. Perjalanan berharga ini bukan hanya kesempatan pentas semata bagi kami, tapi lebih dari itu semua, kami kembali merenungi apa yang sudah kami lewati dan merancang segala hal ke depan lebih baik, untuk kelompok, maupun diri kami sebagai manusia.

Semoga waktu senantiasa mempertemukan kita pada kesempatan-kesempatan baik lainnya. [T]

Tags: Hari Teater SeduniaSurakartaTeaterTeater Kampus Seribu Jendela
Previous Post

Gurat Memoar | Tutorial Aplikasi “Pengerusan” ala Seniman Kamasan

Next Post

Balap Motor Pantai di Jembrana, Dibubarkan atau Sekalian Dijadikan Atraksi Wisata?

Santi Dewi

Santi Dewi

Lahir di Kalimantan, 02 Mei 2000. Mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Inggris, Undiksha. Saat ini aktif dalam Teater Kampus Seribu Jendela. Suka menyanyi, teater, dan melukis wajah.

Next Post
Balap Motor Pantai di Jembrana, Dibubarkan atau Sekalian Dijadikan Atraksi Wisata?

Balap Motor Pantai di Jembrana, Dibubarkan atau Sekalian Dijadikan Atraksi Wisata?

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co