31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Balap Motor Pantai di Jembrana, Dibubarkan atau Sekalian Dijadikan Atraksi Wisata?

Satria AdityabySatria Aditya
April 12, 2022
inEsai
Balap Motor Pantai di Jembrana, Dibubarkan atau Sekalian Dijadikan Atraksi Wisata?

Foto ilustrasi dari youtube

Senja sudah menampakkan warna dan auranya di tepian pantai. Air laut pasang surut tak terlalu tinggi. Pun beberapa orang yang lalu-lalang di bibir pantai dengan motornya yang siap untuk dipacu.

Orang-orang berkerumun saat motor pertama dihidupkan. Suara dentuman knalpot terdengar seakan balapan dengan debur ombak. Motor itu lantas melaju dari arah barat ke timur, jaraknya sekitar 100 meter. Lalu dengan suara knalpot yang khas, motor itu kembali lagi ke barat.

Begitu juga motor kedua. Mereka saling memacu motornya sampai pada titik mereka berdua berada sejajar dan saling tatap. Siap mengenali satu sama lain, seperti petarung yang ingin menerkam musuhnya.

Orang-orang berkerumun dari garis start sampai finish di timur. Dentuman knalpot saling beradu seperti bebarungan yang tak pernah gentar. Orang-orang saling menyalakan lampu gawai mereka agar menerangi para pembalap itu.

Kedua motor tak berhenti mengeluarkan asap dari mesin sampai knalpot karena percikan air pantai yang terkadang mengenai salah satu motor itu. Sampai akhirnya, mereka siap menerkam garis finish, beradu siapa yang paling tercepat.

Warung Ena Ena di Jembrana | Buka Saat Pandemi, Agar Semua Bisa Kenyang…

Puluhan bahkan sampai ratusan orang menonton walaupaun tak ada tempat duduk. Mereka bersorak ketika jagoannya menang. Setelah itu, dari timur lampu-lampu bertebaran seperti nelayan-nelayan yang siap menjala ikan.

Demikianlah pemandangan balap motor di tepi pantai di kawasan Jembrana, pada suatu senja yang indah, pada suatu hari yang biasa-biasa saja.

Ditonton, Dibubarkan

Balap pantai sebenarnya adalah balapan motor (liar, tentu saja) yang sengaja dan khusus untuk laga balap di pantai saja. Tak sembarang pantai yang bisa digunakan untuk balapan ini. Ternyata, pantai yang dipilih adalah pantai yang pasirnya lebih keras ketika diinjak atau dilalui kendaraan. Bisanya, pantai-pantai di Bali berpasir cukup gembur dari bibir pantai hingga menyentuh air laut yang pasang-surut.

Tetapi, di Bali Barat terkhusunya di Jembrana pantai di sana kebanyakan berpasir agak keras dan lebih padat. Bibir pantainyapun bisa dikatakan cukup luas. Pun jika bermain bola di sana akan bisa menyamakan dengan satu lapangan bola yang sesungguhnya.

Bahkan ketika ada sebuah pertandingan balap yang mempertaruhkan motor yang dikenal paling disegani akan sangat banyak penonton yang ada pada pertandingan tersebut. Bahkan jika ada sebuah tempat duduk pentonton seperti di sirkuit Mandalika mungkin saja bisa penuh tanpa celah.

Penonton itu ada dari berbagai kalangan. Anak muda, orangtua yang memang menyukai balap sampai pemancing yang sengaja ikut menonton sambil memancing di dekat area balap tersebut.

Festival Seni Pelajar Jembrana, Ekspresi Anak Muda Negaroa

Di Jembrana sendiri, spot yang paling bagus untuk balap pantai ini adalah di kawasan pantai sekitaran Pura Rambut Siwi. Karena di sana pasir pantai cukup padat jika dilalui kendaraan dan lebih bagus jika memacu sepeda motor dengan kecepatan tinggi.

Jika kawan-kawan pembaca mengetahui pantai Rambut Siwi dan pernah ke sana, pasti tidak akan awam jika setiap sore ada suara motor yang bisa dibilang cukup keras di sebelah timur Pura Rambut Siwi. Spot balapan ini sangat jauh dari keramaian pantai untuk orang bermain-main ke pantai. Pelaku balap pantai ini juga tampak memikirkan keselamatan diri sendiri dan orang lain agar tak ada kejadian yang tak diinginkan.

Nah, mengenai motor apa yang dipakai saat balapan juga diperhitungkan. Bukan sembrangan motor yang bisa dipakai balapan di pantai. Jika salah, tak memungkiri akan terjadi kerusakan pada motor dan kepala pengendara itu sendiri.

Sepeda motor yang digunakan untuk balap ini biasanya bermesin dengan kapasitas silinder 110cc hingga bisa lebih besar. Kata salah seorang bengkel yang sering menangani sepeda motor untuk balap pantai, sepeda motor ini di-setting dengan setelan pantai. Sangat berbeda dari pada balapan di aspal.

Bisa jadi sepeda motor yang digunakan untuk balap pantai ini di-setting agar lebih ringan dipacu ketika balapan di pantai. Itu juga tergantung dari joki atau pengendera yang akan mengendarai motor tersebut. Biasanya, orang yang membawa motor yang akan digunakan untuk balapan ini bukan pemilik dari motor itu, tambah ia.

Jembrana, Pusat Dunia yang Tak Pernah Selesai

Masalah ban juga sangat diperhitungkan. Ban balap pantai dan balap di aspal jauh sangat berbeda. Ketika biasanya balap di aspal menggunakan ban yang memiliki cetakan di bagian depan dan halus di bagian belakang berbeda dengan balapan di pantai. Balapan di pantai lebih cenderung menggunakan ban yang meiliki cetakan di bagian depan dan belakang. ukurannyapun juga berbeda dari balapan di aspal.

Sebagai perbedaan ukuran, ban yang digunakan untuk balap aspal memiliki ukuran yang cenderung lebih kecil dari diameter ban normal. Tetapi, untuk balap pantai ban depan memiliki diameter lebih kecil dan ban belakang memiliki diameter yang sedikit lebih kecil dari ban normal. Diameter ban yang dipakai adalah 70/80 dan 50/90 dan bisa lebih besar. Maslah ban bukan hal yang tak penting diperhatikan. Semakin pas dan kecil ban, kecepatan motor akan lebih kencang.

Nah, walaupun balapan ini tergolong unik karena diadakan di pantai tetapi balapan pantai ini masih bisa digolongkan ke balapan liar. Beberapa kali ada berita, balapan liar di pantai itu dibubarkan polisi. Pembubaran itu tentu saja wajar, karena balapan itu dianggap membahayakan jiwa, dan dianggap mengganggu kawasan wisata.

Cari Solusi, Bukan Emosi

Balapan motor di pantai ini memang unik. Di satu sisi banyak ditonton orang, di sisi lain dianggap terlarang dan berbahaya. Selain itu, balapan liar ini bahkan kerap dianggap berbahaya bagi orang yang berwisata ke pantai itu.

Dengan fenomena seperti itu, seharusnya dicari jalan keluar, sama-sama membuat senang, sama menguntungkan, sama-sama tidak berbahaya. Dicari solusinya, bukan hanya ditanggapi secara emosi. Di satu sisi memang banyak yang mengakui bahwa balapan itu berbahaya, di sisi lain, oleh banyak warga juga, balapan itu juga dianggap sebagai atraksi wisata.

Para anak muda, para pelaku balapan di pantai itu, di sisi yang berbeda juga sedang mengekspresikan diri mereka. Mereka seperti haus akan aksi petualangan, terutama di bidang otomotif. Dengan begitu, sayang sebenarnya jika balap di pantai tak diperhatikan secara lebih cermat.

Jika dipikir-pikir, balapan ini bisa menjadi sebuah daya tarik wisata khas untuk Kabuapten Jembrana. Jika dikelola dengan baik, balap pantai itu bisa mengundang orang-orang untuk bisa berkunjung ke Jembrana, selain mereka datang untuk mengenal budaya dan beberapa kekhasan dari Jembrana.

Kesenian Modern dan Eksperimen Sanggar Uyah Lengis| Catatan Festival Dusun Hari ke-2

Walaupun sudah ada beberapa sirkuit yang digunakan untuk balap offroad tetapi untuk balap drag bisa dikatakan tak ada di Jembarana. Jika pun ada balap yang resmi, pasti akan menutup jalan umum. Misalnya, acara balapan resmi di atas aspal biasa memilih tempat di belakang kantor bupati Jembrana.

Jika arena pantai dengan pasir yang cukup padat itu digunakan sebagai sirkuit, lalu balapan diatur secara resmi, diawasi baik-baik dengan ketentuan yang juga resmi, serta pembalap yang benar-benar sudah teruji, maka bukan tidak mungkin hanya Jembrana yang bakal punya atraksi wisata dengan sirkuit yang tiada dua. Itu memang pekerjaan sulit, tapi sebaiknya dirancang agar tak sibuk membubarkan terus-menerus.

Meski misalnya tak ada katagori balap pantai dalam nomenklatur olahraga, balapan itu bisa saja disebut sebagai atraksi wisata. Atau lambat-laun, mungkin saja akan tercipta Persatuan Olaharaga Balap Motor Pantai se-Indonesia. Jika ada voli pantai, kenapa tak mungkin ada balap pantai.   

Para penghobi dan pelaku balapan ini sebenarnya sangat berharap ada sebuah sirkuit untuk balapan secara resmi dan tanpa dikejar-kejar aparat. Mereka balapan liar karena tak adanya fasilitas yang bisa digunakan untuk merealisasikan hobi mereka. Jadi, jika dikejar-kejar terus, mereka mungkin tak akan kapok-kapok. Sebaiknya serap aspirasi mereka, atur, dan awasi dengan baik. [T]

Tags: atraksi wisatabalap motorjembranaotomotifpariwisata jembrana
Previous Post

Teater Kampus Seribu Jendela Undiksha Bawa “Jero Ketut” ke Hari Teater Sedunia di Surakarta

Next Post

Literasi Mahasiswa dan Ideologi Wirausaha: Meretas Jalan dari Ontologi ke Aksiologi, Ketika Teori dan Teorema Menjadi Prototipe

Satria Aditya

Satria Aditya

Alumni Universitas Pendidikan Ganesha. Kini tinggal di Denpasar, jadi guru

Next Post
Literasi Mahasiswa dan Ideologi Wirausaha: Meretas Jalan dari Ontologi ke Aksiologi, Ketika Teori dan Teorema Menjadi Prototipe

Literasi Mahasiswa dan Ideologi Wirausaha: Meretas Jalan dari Ontologi ke Aksiologi, Ketika Teori dan Teorema Menjadi Prototipe

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co