5 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Dilema SMA Bali Mandara | Ketika Marhaen Lupakan Kaum Marjinal

Gede SuardanabyGede Suardana
March 17, 2022
inOpini
Waspada, “Branding” Bali Kadaluwarsa!

Bung Karno sebagai penggagas ajaran marhaenisme mungkin tengah bersedih. Ajarannya yang terinspirasi dari kaum marhaen, oleh sejumlah pengikutnya, tidak dijalankan untuk mengayomi kaum marhaen itu sendiri, justru kaum marhaen terkesan diabaikan.

Siapa kaum marhaen? Marhaen merupakan saudara kandung kaum marjinal. Kaum marjinal adalah mereka yang tidak memiliki akses pendidikan, ekonomi, dan sosial. Kaum yang terpinggirkan dalam tatanan masyarakat.

Sementara itu, “Seorang Marhaen adalah orang yang memiliki alat-alat yang sedikit, orang kecil dengan milik kecil, dengan alat-alat kecil, sekedar cukup untuk dirinya sendiri. Bangsa kita yang punya puluhan juta jiwa, yang sudah dimelaratkan, bekerja bukan untuk orang lain dan tidak ada orang bekerja untuk dia. Tidak ada pengisapan tenaga seseorang oleh orang lain. Marhaenisme adalah Sosialisme Indonesia dalam praktik,” demikian Sukarno menjabarkan (hlm. 75) dikutip dari Tirto.id (2020).

Jadi marhaenisme sebuah ideologi yang menentang penindasan terhadap kaum marjinal, kaum terpinggirkan. Kaum yang terpinggirkan dari tatanan masyarakat dan jauh dari lingkar kekuasaan.

Namun, fenomena rencana pemerintah Bali menghapus bantuan biaya penuh siswa sangat miskin di SMA Bali Mandara telah mengkhianati ajaran luhur marhaenisme. Fenomena yang sangat janggal. Namun tengah terjadi secara nyata di Bali.

Gubernur Bali Wayan Koster, yang mengaku sebagai kaum marhaen di saat ia belum menjadi orang nomor satu di Bali, saat ini tengah diuji orisinilitas sikap marhaennya. Diuji integritasnya membela kaum marjinal.

“Ada isu bahwa kalau Pak Koster menjadi gubernur, SMA Bali Mandara ini tidak akan dilanjutkan. Saya memastikan, kalau saya gubernur Bali di 2018, astungkara program ini harus dijalankan. Dan wajib hukumnya untuk dijalankan karena ini program yang betul-betul berpihak kepada masyarakat yang tidak mampu. Yang masuk dalam kategori, kalau di PDI Perjuangan disebut sebagai kaum marhaen. Yang harus kita prioritaskan sebagai kebijakan yang berpihak kepada masyarakat yang tidak mampu,” kata Koster saat ia masih menjadi anggota DPR RI, seperti dikutip dari Seputar Bali beberapa tahun lalu.

Saat itu, Gubernur Koster yang mengaku sebagai bagian dari kaum marhen, berjanji akan meneruskan program pendidikan SMA Bali Mandara. Sekolah yang sistem pendidikannya diperuntukkan khusus untuk siswa dari keluarga sangat miskin di Bali. Pendidikan khusus bagi kaum marhaen.

Prestasi SMA Bali Mandara

SMA Bali Mandara telah terbukti melahirkan ratusan alumnus yang berprestasi. Mengharumkan nama Bali di tingkat nasional dan internasional.

Sebuah bukti bahwa SMA Bali Mandara yang baru saja melewati usia satu dasa warsa mampu melahirkan anak-anak berprestasi. Prestasi mereka lebih istimewa karena anak-anaknya berasal dari keluarga yang sangat miskin.

Mereka itu adalah anak-anak kaum marhaen. Anak yang tidak mampu secara ekonomi, sosial, dan politik. Anak-anak yang tidur di gubuk kecil, berdinding bambu, berlantai tanah, dan tidur beralas tikar. Anak yang hanya cukup untuk dirinya sendiri. “Saya dan keluarga miskin. Makan saja tidak bisa apalagi biaya sekolah,” kata seorang alumni SMA Bali Mandara (nama dirahasiakan).

BACA JUGA:

Pasek Nurhyang, Alumni SMAN Bali Mandara: Kecilnya Kerja Bikin “Payas Penjor”, Kini Dokter Muda
Pasek Nurhyang, Alumni SMAN Bali Mandara: Kecilnya Kerja Bikin “Payas Penjor”, Kini Dokter Muda

Anak-anak miskin di SMA Bali Mandara adalah anak kandung kaum marhaen yang telah membuat Bali diakui dunia internasional dengan berbagai prestasi akademik dan non akademik.

SMA Bali Mandara dibangun untuk anak kaum marhaen pada era Gubernur Mangku Pastika. Pendidikan bagi kaum yang sangat termarjinalkan karena sekolah reguler pun tidak akan mampu mereka raih meskipun disediakan jalur siswa miskin.

 “Jika tidak di SMA Bali Mandara,  saya tidak akan sekolah. Saya tidak tahu akan menjadi apa. Mungkin nasib akan sama seperti saudara saya lainnya,” ujar alumnus yang kini tengah menempuh studi perguruan tinggi di Buleleng.

Namun Gubernur Koster sepertinya mengingkari janji itu, untuk memberikan prioritas pendidikan bagi kaum marhaen. Ia akan menghapus bantuan siswa secara penuh kepada anak-anak SMA Bali Mandara mulai tahun ajaran 2022. Alasannya klasik, tidak memiliki anggaran di APBD.

Konsekuensi dari kebijakan itu adalah SMA Bali Mandara akan menjadi sekolah reguler. Sistemnya sama dengan sekolah reguler negeri yang ada saat ini. Bukan lagi sekolah yang khusus dipersembahkan bagi kaum marhaen.

Konsekuensi lainnya, kebijakan menghapus bantuan penuh ini akan menjadikan calon siswa kelas 10 mulai ajaran baru 2022 akan mengikuti sistem penerimaan siswa baru melalui jalur zonasi dengan berbagai aturan mainnya. Sementara kelas 11 dan 12 masih akan menjalani program bantuan pendidikan penuh, seperti sedia kala. Jika rencana ini berlanjut maka dua tahun lagi, spirit SMA Bali Mandara akan terkubur.

Alasan tidak memiliki anggaran untuk kelangsungan sekolah ini sangat kontradiktif dengan tekad kerasnya membangun mega proyek infrastruktur di Bali. Proyek yang menelan dana Rp 12 triliun, di mana sebanyak Rp 2,15 triliun bersumber dari APBD Bali.

BACA JUGA:

Komang Ego | Kabur dari SD, Mengemis, Jual Gelang, Sekolah Lagi, Juara Olimpiade
Komang Ego | Kabur dari SD, Mengemis, Jual Gelang, Sekolah Lagi, Juara Olimpiade

Anggaran mega proyek tentu sangat besar jika dibandingkan dengan biaya bantuan penuh SMA Bali Mandara. Di mana setiap anak dibiayai sebesar Rp 22,5 juta per anak per tahun. Atau kira-kira total anggaran sebesar Rp 22,5 miliar untuk membiaya 100 anak per tahun. Biaya yang sangat kecil dibandingkan Rp 12 triliun untuk mega proyek infrastruktur di Bali.

Jika seseorang mengaku dirinya bagian dari kaum marhaen, dengan begitu bersuka cita merogoh saku APBD bernilai triliunan rupiah untuk membangun mega proyek namun pelit untuk menyiapkan sedikit uang APBD bagi anak-anak miskin SMA Bali Mandara, bukankah hal itu bisa disebut sebagai sikap melupakan kaum marhaen?

Begitu hak kaum marhaen untuk mendapatkan hak paling dasar dilupakan, yaitu hak untuk mendapat pendidikan seusai cita-cita bangsa, maka hal itu bisa dinilai sebagai sikap untuk menanggalkan dan melucuti sendiri seluruh identitasnya sebagai penganut ajaran marhaenisme.[T]

Singaraja, 17/3/2022

Tags: kaum marhaenPendidikanSMAN Bali Mandara
Previous Post

Goyang Tiktok STAH Mpu Kuturan dan Upaya Baik Menciptakan Media Seksi Pendidikan

Next Post

Kenapa Patung Bung Karno di Buleleng Menunjuk ke Timur? Jawabannya Bisa Puitis dan Bisa Logis

Gede Suardana

Gede Suardana

Mantan wartawan, kini akademisi Undiknas Denpasar

Next Post
Kenapa Patung Bung Karno di Buleleng Menunjuk ke Timur? Jawabannya Bisa Puitis dan Bisa Logis

Kenapa Patung Bung Karno di Buleleng Menunjuk ke Timur? Jawabannya Bisa Puitis dan Bisa Logis

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025

MATAHARI menggantung tenang di langit Ubud ketika jarum jam perlahan menyentuh angka 12.30. Hari itu, Minggu, 1 Juni 2025, Rumah...

by Dede Putra Wiguna
June 4, 2025
Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng
Kuliner

Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng

SORE menjelang malam di Pasar Senggol, di Pelabuhan Tua Buleleng, selalu tercium satu aroma khas yang menguar: adonan tipis berbahan...

by Putu Gangga Pradipta
June 4, 2025
Film “Story” dan “AI’r”: Tekhnologi dan Lain-lain | Catatan dari Layar Kolektif Bali Utara
Panggung

Film “Story” dan “AI’r”: Tekhnologi dan Lain-lain | Catatan dari Layar Kolektif Bali Utara

ADA enam flm pendek produksi devisi film Mahima Institute Indonesia (Komunitas Mahima) diputar di Kedai Kopi Dekakiang dengan tema “BERTUMBUH”,...

by Sonhaji Abdullah
June 4, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co