25 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai

Pandemi, dan Petugas Parkir yang Kemudian Menjamur

Teddy Chrisprimanata Putra by Teddy Chrisprimanata Putra
January 10, 2021
in Esai

Wah, tak terasa tahun sudah berganti. Sepertinya saya harus menyiapkan resolusi terbaru untuk hadapi tahun baru ini. Ya, kita sudah memasuki tahun 2021 dengan harapan segala hal baik menyertai kita semua. Tapi nampaknya Pandemi Covid-19 yang sudah menguntit manusia yang ada di bumi sejak awal tahun 2020 belum juga berniat untuk minggat. Bahkan mereka bertransformasi menjadi varian baru yang katanya lebih berbahaya disbanding varian yang lama. Benar-benar menyusahkan hidup manusia.

Beberapa hari lau, 9 Januari 2020, saya iseng melihat akun Instagram resmi dari Kementerian Kesehatan RI. Biasanya disana selalu disampaikan informasi terbaru soal penanganan hingga jumlah kasus Covid-19 yang terjadi di Indonesia. Karena saking lamanya saya tidak mengikuti informasi soal Covid-19 baik di Bali secara khusus dan Indonesia secara umum, saya cukup kaget melihat data yang ditampilkan oleh akun dari Kemterian Kesehatan RI tersebut. Pasalnya jumlah kasus positif yang terjadi dalam kurun waktu 10 bulan ini sudah mencapai 818.386 kasus dengan jumlah kesembuhan mencapai 673.511 dan angka kematian yang juga sangat tinggi mencapai 23,947 jiwa.

Tentu sebagai warga negara saya sangat prihatin atas kondisi ini, melihat penanganan Covid-19 belum juga menemukan formula yang jitu. Pemerintah sampai detik ini belum berhasil mengendalikan laju penyebaran virus yang awalnya berkembang di Wuhan, Cina ini. Jika hal ini masih terjadi, yang saya takutkan saat pandemi telah memasuki tahun pertamanya di Indonesia, kasus positif di Indonesia bisa saja mencapai angka 1 juta kasus. Wah, kalau di dunia per-youtube-an Indonesia sudah dapat Golden Play Button tuh.

Tapi tulisan ini tidak saya fokuskan pada penanganan Covid-19 itu sendiri. Saya ingin menyoroti fenomena unik yang terjadi di Kota tempat saya tinggal saat ini. Kota Denpasar. Barang kali masih segar di ingatan kita bahwa pertumbuhan ekonomi Bali pada kuartal ke-III merosot tajam hingga menyentuh angka -12,28%. Tapi tak hanya kabar buruk yang saya hadirkan dalam tulisan ini, kabar baiknya juga pada Triwulan ke-III tahun 2020 pertumbuhan PDRB Bali secara quarter to quarter menunjukkan angka yang baik yakni 1,66% yang sebelumnya terpuruk di angka -7,24%. Meski demikian, peredaran uang di masyarakat belumlah maksimal dan harus dicarikan solusinya mengingat sudah banyak usaha-usaha yang terpaksa menutup kegiatannya dikarenakan Covid-19 ini.

Kembali ke benang merah, fenomena unik apa sih yang sesungguhnya ingin saya soroti. Semakin banyaknya jumlah petugas parkir di Kota Denpasar yang tersebar di berbagai tempat yang tidak terduga membuat saya terheran-heran dan membuat kepala saya melakukan analisa singkat. Apa yang membuat PD Parkir Kota Denpasar menambah pasukannya untuk memungut uang parkir kepada pemilik kendaraan? Apakah Pemeritah Kota Denpasar melihat banyaknya kendaraan di Ibu Kota Provinsi ini sebagai peluang yang menjanjikan? Sepertinya demikian.

Hal ini baru saya sadari sesaat setelah selesai berbelanja di salah satu mini market waralaba di dekat rumah. Hal yang tidak pernah saya lakukan, akhirnya saya lakukan kali pertama di tempat itu. Membayar uang parkir. Karena memang biasanya di mini market yang saya sebutkan tadi tidak ada petugas parkir sebelum-sebelumnya, yah setidaknya sebelum masa pandemi. Uniknya lagi, saya menemukan petugas parkir yang menggunakan pakaian adat madya dalam melaksakan tugasnya. Apakah Desa Adat ikut melihat bahwa ini menjadi sumber pemasukkan desa yang potensial? Apalagi petugas-petugas yang saya temui selalu memberikan karcis parkirnya, biasanya (sebelum pandemi) jarang kita menemui petugas parkir seperti itu.

Menurut saya ini bukanlah hal yang wajar. Bagi saya ini dapat mengindikasikan bahwa pemerintah juga sedang berada dalam kondisi ekonomi yang tak baik. Apabila hal ini terus terjadi, pembangunan dan program-program yang mestinya dilakukan tak dapat direalisasikan karena alasan tidak adanya anggaran. Selain itu, keberlangsungan kontrak kerja banyak pegawai di pemerintahan juga terancam. Bisa jadi perampingan SDM menjadi salah satu jalan yang diambil apabila kondisi anggaran pemerintah tak juga baik.

Jadi buat kalian yang bertemu dengan petugas parkir di tempat-tempat tak terduga seperti tempat tongkrongan, kalian jangan coba berpura-pura tidak punya uang kecil atau malah diam-diam tancap gas pergi hanya karena tidak merelakan uang seribu atau dua ribu rupiah kalian. Bila perlu datangi petugas parkir yang bertugas dan berikan uang sesuai dengan tarif yang sudah ditentukan. Eits, jangan lupa minta juga karcisnya supaya uang parkir yang kalian bayarkan tak kemana-mana. Masak beli kopi capucino seharga dua puluh lima ribu sanggup tapi bayar parkir dua ribu saja berpikirnya harus berkali-kali, hehehe. [T]

Teddy Chrisprimanata Putra

Teddy Chrisprimanata Putra

Alumnus Universitas Udayana yang lahir di Singaraja, 25 Desember 1995. Saat ini masih aktif dalam organisasi kepemudaan di Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia. Aktif menulis sejak tahun 2016 dengan membuat blog dan masih berlanjut hingga hari ini. Pembaca dapat menemukan tulisan-tulisannya pada www.pojokngilmu.wordpress.com. Pernah mengikuti Sayembara Essay yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia dan masuk dalam 10 besar essay terbaik.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Sketsa Nyoman Wirata
Puisi

Puisi-puisi Alit S Rini | Aku dan Pertiwi, Percakapan di Depan Api

by Alit S Rini
January 23, 2021
Opini

Laga Tunda Calon Kepala Daerah

Senyum saya seketika terbentuk sesaat setelah melihat dua barang yang berisi tanda gambar salah satu partai politik dan nama seseorang ...

April 29, 2020
Esai

Pemaafan, Ibu Dari Segala Ibadah

"Si lemah tidak pernah memaafkan. Memaafkan adalah atribut bagi si kuat." (Mahatma Gandhi) Selalu ada misteri dalam hidup. Misteri selalu ...

June 6, 2019
Foto: koleksi penulis
Opini

Berpolitik di Pemerintahan Mahasiswa: Menentang Kepalsuan atau Belajar Korupsi?

KAMPUS adalah tempat kaderisasi bagi para pemimpin bangsa dan negara. Di suatu negara kita mengenal adanya pemerintahan, pada umumnya pemerintahan ...

February 2, 2018
Lima Menit Dalam Perburuan Magis/ Oleh: Nyoman Sukaya Sukawati -- Denpasar
Esai

Di Rumah Saja, Lima Menit Dalam Perburuan Magis

Oleh: Nyoman Sukaya Sukawati -- Denpasar Saya melihat jam di tembok. Malam menunjuk pukul dua dini hari.  Saya sedang menyendiri ...

March 28, 2020
Foto diambil dari http://www.baliutd.com
Peristiwa

Pesona Habitus Irfan Bachdim

KEDATANGAN Irfan Haarys Bachdim (28) disambut pecinta sepak bola Bali. Fans suporter Bali United tersenyum lega, penonton pun bercakap-cakap tentang ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Pemandangan alam di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. [Foto oleh Made Swisen]
Khas

“Uba ngamah ko?” | Mari Belajar Bahasa Pedawa

by tatkala
January 22, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Ilustrasi tatkala.co [diolah dari sumber gambar di Google]
Esai

Skenario Besar di Balik Tambahan Lirik Lagu “Bintang Kecil” di Bali | Meli tipat sing ada dagang

by Gede Gita Wiastra
January 24, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (150) Dongeng (10) Esai (1356) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (310) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (97) Ulasan (329)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In