15 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Eka Yanthi

Eka Yanthi

Pimpinan Membuat Kami Bisa Berubah

Suara Perubahan by Suara Perubahan
December 27, 2020
in Esai

Penulis: Eka Yanthi

________

Perubahan sudah mulai masuk dan merambah sel-sel birokrat. Perlahan tapi pasti mulai nampak ada progres terhadap seruan reformasi birokrasi. Mulai dari level pimpinan sampai ke level staf terbawah saat ini sedang mendapatkan mandat luar biasa untuk bersama-sama melaksanakan perubahan mendasar dan menyeluruh terdadap aspek-aspek berorganisasi. Pada level pimpinan dipantau dari kebijakan dalam mengambil langkah-langkah dan keputusan lebih cepat, berani dan inovatif. Sehingga dampaknya adalah beberapa sektor seolah-olah mulai terbangun dari tidur panjang.

Dulu, sebagian besar  dari kami untuk tahun yang lama bekerja tidak tahu tugas dan fungsi (tusi) dan bahkan sebagian besar pegawai datang, baca koran gratis langganan kantor, buka HP nonton youtube, update status karenakan di kantor kami memang ada wifi gratis, atau bahkan sekedar menghidupkan komputer dan berpura-pura sibuk, padahal sama saja, paling juga buka facebook dan download film.

Kondisi seperti inilah yang membuat beberapa orang jadi korban, staf yang sudah kadung biasa dapat kerjaan, lama-kelamaan seperti menjadi “tukang tampung” pekerjaan yang tak bertuan. Mereka yang sudah kadung nyaman dengan kebiasaan “ngeyel” biasanya mempunyai seribu satu alasan agar tidak menanggung beban pekerjaan. Alasan yang paling klasik adalah “tidak bisa”. Anehnya atasan percaya begitu saja, tidak tegas melatih dan menegur staf yang membangkang, ujung-ujungnya pekerjaan dilimpahkan lagi kepada si “tukang tampung” kerjaan.

Seharusnya untuk memajukan suatu lembaga, semua komponen harus bergerak secara dinamis mulai dari level jabatan tertinggi sampai dengan staf paling bawah. Kondisi seperti ini saya yakin pimpinan pasti sudah menyadari, tetapi cenderung ada pembiaran, sehingga kondisi pegawai “ngeyel” ini bahkan sudah membudaya dan dianggap hal yang biasa.  Kondisi ini membuat mereka nyaman karena mempunyai  tempat nongkrong ber-AC berlabel kantor (kurang keren apa?), di kantor ada wifi gratis, teman ngobrol sehati dengan topik “khusus”.

Kenyaman ini sudah mendarah daging, membudaya bahkan sudah menjadi tradisi dan yang lebih aneh lagi, seperti semacam penyakit menular. Karyawan yang bahkan baru bergabung, tidak membutuhkan waktu lama terjangkit budaya “ngeyel”, cukup satu minggu membaur, mengamati dan tentu saja meniru, merekapun masuk komunitas.

Pertanyaannya, kenapa sebagian besar pimpinan tidak melakukan sesuatu terhadap komunitas ini? Kenapa dibiarkan berlarut-larut? Hal-hal yang seperti ini kalau dibiarkan terus-menerus tentu akan berdampak tidak baik bagi kinerja pemerintah dalam upaya meningkatkan budaya kerja dan mewujudkan reformasi birokrasi, memperlambat upaya pencapaian target kinerja, dan tentu saja menjadi benalu APBD.

Tetapi yang terjadi adalah beberapa pimpinan memilih diam, tutup mata, tutup telinga, pura-pura tidak tahu, prioritas mereka adalah, pekerjaan dan pelayanan rutin dapat berjalan, permintaan data terpenuhi tanpa peduli metode pencapaian target (terkadang dikerjakan oleh orang yang itu lagi..itu lagi). Program/kegiatan yang dilaksanakan pun cenderung  monoton, copy paste dari tahun lalu. Keadaan ini  tentu menjadi salah satu indikasi, kurangnya inovasi daerah.

Sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan kinerja instansi swasta, yang sangat dinamis, inovatif dan kompetitif. Jika ditelususi sebabnya, lagi-lagi berasal dari keengganan pimpinan untuk membawa organisasi yang dipimpinnya untuk berubah. Keadaan itu karena sebagian dari mereka takut “repot”, tidak mendapat dukungan, ketakutan akan menimbulkan reaksi dan pertentangan dari bawahan dan tentu saja takut resiko. Kondisi seperti ini tentu saja akan semakin menyuburkan komunitas “ngeyel” karena tidak mendapat pembinaan ataupun teguran dari atasan.  

Namun saat ini, kami mengalami perubahan drastis, tepatnya dunia seperti berbalik arah 180 derajat hal ini karena pimpinan kami yang baru (kebetulan adalah alumni sekolah ikatan dinas), kelahiran awal tahun 80-an sehingga bisa dikategorikan pimpinan milenial, membawa gerakan perubahan yang begitu nyata.

Gaya kepemimpinan yang dinamis yang mengharuskan pencapaian target-target terukur, tidak lagi sekedar hitam diatas putih, tetapi betul-betul diwujudkan dalam karya nyata. Semua sisi dijungkirbalikkan, baik itu budaya kerja dan disiplin kerja. Semua seolah-olah dipantau, kehadiran, progres capaian kinerja kegiatan, realisasi keuangan, laporan kegiatan, rapat-rapat rutin.

Di dalam acara rapat yang kadang memakan waktu lebih dari 2 jam kami akan di-brain storming terhadap rencana apa yang kita laksanakan agar pencapain tusi segera tercapai. Dari sana akhirnya banyak lahir rencana kerja yang pelaksanaanya harus didukung oleh semua  pihak. Seharusnya memang berjalan seperti itu, namun kenyataannya justru menjadi beban berat bagi sebagian besar dari kami, ada banyak keluhan, cibiran dan umpatan karena kebijakan pimpinan seolah mengganggu kenyamanan.

Tetapi seolah tidak memperdulikan hal yang tidak perlu, kebijakan dan keputusan sudah ditetapkan, semua program harus berjalan, dan mau tidak mau kami harus mendukung pimpinan. Secara perlahan namun pasti, perubahan itu menjadi nyata, komitmen kuat dari pimpinan yang memaksa perubahan itu terjadi memjadi faktor utama. Nahkoda telah membentankan layar dan membawa kapal besar organisasi kami menuju arah yang lebih baik, siap tidak siap harus dilaksanakan karena ini adalah kewajiban. Selama semua berjalan dalam koridor aturan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, suara-suara sumbang yang menyanyikan keluhan bisa diabaikan.

Ada satu kalimat yang sering diucapkan pimpinan pada saat rapat, bahwa dalam bekerja kita harus selalu ingat dengan aturan, hormati seragam yang kita pakai, dan jangan melakukan tindakan di luar ketentuan hukum yang berlaku, atasan harus bisa menjadi rule model untuk bawahannya. Sebagai atasan harus bisa memberikan contoh yang baik bagi anak buah. Reward dan punishment mulai diterapkan dalam pelaksanaan tugas. Memberikan surat peringatan (SP) atau berdiri di didepan barisan saat apel jika ada indikasi pelanggaran terhadap disiplin mungkin hal yang jarang ditemui, tetapi tidak dengan kami saat ini.

Surat peringatan beberapa kali dikeluarkan ditujukan bagi pegawai yang melakukan pelanggaran terhadap disiplin kerja, atau beberapa kali pegawai yang kedapatan melakukan kesalahan dipanggil dan diberikan peringatan pada saat pelaksanaan apel. Cara-cara seperti itu ternyata cukup efektif memberikan efek jera bagi kami, perasaan malu kalau harus berdiri dan diberikan ceramah didepan teman-teman saat apel. Upaya ini tampaknya telah membuat banyak perubahan, kami yang sudah setengah baya ataupun yang masih muda, tetap saja seperti anak kecil yang takut terdadap hukuman. Sehingga perlahan tetapi pasti, situasi tempat kerja kami mengalami perubahan yang cukup  pesat. Bukan hanya tingkat kehadiran yang semakin membaik, tetapi banyak kegiatan inovatif yang  prakarsai oleh pimpinan.

Kegiatan inovatif yang dilaksanakan antara lain, mengedukasi warga kantor untuk melaksanakan eco-office dengan cara mengurangi penggunaan kemasan plastik sekali pakai, tiap hari diwajibkan membawa botol air minum sendiri dari rumah, masing-masing pegawai diwajibkan membuat ecoenzim dirumah (bagian dari gerakan pengurangan sampah), Hari Senin sampai dengan hari Kamis wajib membawa sampah organik untuk mendukung budidaya maggot, hari Jumat membawa sampah anorganik untuk ditabung pada bank sampah.  Seperti arahan pimpinan agar kita belajar memulai dengan langkah kecil tapi bermanfaat bagi lingkungan.

Apakah berat?  Tentu saja!  Bagi kami itu hal yang memberatkan, sesuatu yang “wajib dan harus” terasa  berat diawal pelaksanaan, tetapi ketika dilaksanakan secara terus menerus lama-lama hal tersebut menjadi suatu kebiasaan yang jika tidak dilaksanakan justru akan terasa aneh, sekali lagi paksaan merupakan cara paling efektif untuk mengajak kita  untuk berubah, pimpinan sebagai top manajer harus mampu menjadi rule model dan mempunya visi misi yang jelasa terhadap organisasi. [T]

  • Eka Yanthi, mahasiswa S2 Ilmu Manajamen Undiksha Singaraja
Suara Perubahan

Suara Perubahan

Suara Perubahan berisi esai-esai tugas mata kuliah "Change Management" Program S2 Ilmu Manajemen Undiksha Singaraja yang diampu oleh dosen Dr. I Nengah Suarmanayasa, S.E., M.Si.

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna
Cerpen

Utang | Cerpen Rastiti Era

by Rastiti Era
April 10, 2021
ilustrasi diolah dari sumber Google
Esai

Harapan Seorang Guru Hororer, Eh, Honorer, Kepada Presiden, Wakil Presiden & Wakil Rakyat Pilihan Bangsa

Hay, rekan-rekan guru honorer di seluruh penjuru jagat Indonesia, masih lancarkah sistem pencernaan kalian hari ini? Semoga kita semua tetap ...

April 16, 2019
Ilustrasi tatkala.co [Satia Guna]
Cerpen

Kupu-Kupu Merah Bata | Cerpen I Putu Agus Phebi Rosadi

“Indah sekali!” Karin berujar dengan aksen kental Indonesia ketika mata kameranya menangkap kilau es puncak gunung Matterhorn. Seketika seperti ada ...

January 23, 2021
Pande Bagus Gede Guna Sesana
Khas

Guna Sesana, Pulang Kampung Demi Berkesenian

Hidup tidak bisa ditebak mau jadi apa tapi hanya sang waktu yang akan menjawab. Kembali ke pangkuan tanah kelahiran dengan ...

January 19, 2019
Mangga Gedong Gincu, Mirip Poh Lembongan. Sumber foto: Tribunnews.com
Opini

Poh Lembongan, Mangga Khas Nusa Penida — Riwayatmu Kini

Nusa Penida (NP) memiliki mangga yang khas. Orang NP lumrah menyebutnya dengan nama poh (mangga) lembongan. Sementara, orang Bali daratan ...

July 9, 2020
Esai

Mahbub Djunaidi dan Orang-Orang di Kampung Saya

Tidak berlebihan saya pikir, jika seorang Gunawan Mohamad mengatakan begini tentang sosok Mahbub Djunaidi: “Saya punya kecemburuan pada Mahbub. Bagaimana ...

September 6, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Anak-anak di Banjar Ole, Marga, Tabanan, mengikuti workshop yang digelar CushCush Galerry
Acara

Burung Menabrak Pesawat, Lele Dipatuk Ayam | Charcoal For Children 2021: Tell Me Tales

by tatkala
April 13, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Gejala Bisa Sama, Nasib Bisa Beda

by Putu Arya Nugraha
April 13, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (68) Cerpen (163) Dongeng (13) Esai (1456) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (11) Khas (352) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (343)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In