15 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai

Corona, Refleksi 2020

Putu Arya Nugraha by Putu Arya Nugraha
December 20, 2020
in Esai

“Covid-19 meminta hati setiap insan untuk bersatu saat tubuh mereka harus berjauhan”

Ungkapan di atas rasanya dapat mewakili suasana lahir batin setiap manusia di bumi saat ini. Sepanjang warsa 2020, pikiran dan tenaga kita telah terkuras hingga tertatih kelelahan tak berdaya menahan hempasan pandemi Covid-19. Tak seperti bencana banjir atau tsunami yang kasat mata menyeret kita ke jurang kematian, virus Corona membunuh berantai secara “misterius”. Bahkan seperti aksi cerdik agen rahasia terlatih, ia tanpa kita sadari telah hadir di ruang tidur, rumah, kantor, pasar, kampus atau tempat nongkrong favorit kita. Karena sebagian besar darinya tak menunjukkan gejala apapun.

Demikianlah situasinya, hingga kita perlu curiga setiap orang adalah “penyusup”, suasana kehidupan yang menyudutkan setiap orang pada rasa takut dan penuh syak wasangka. “Jangan-jangan kaulah pembawa virus Corona jahanam itu?!” Lalu kita tercerai berai, saling menjauhkan raga-raga kita dengan yang lain. Karena mungkin saja satu atau banyak di antara mereka telah tersusupi virus Corona. Jangan-jangan, aku pun telah terinfeksi tanpa kusadari. Saat akhirnya kita sadar kita semua punya risiko terinfeksi maka perlahan telah menumbuhkan rasa empati dan simpati pada setiap hati kita untuk selalu berangkulan. Meski raga-raga di antara kita harus berjauhan.

Wabah Covid-19 nyatanya memang telah menjejali kita berbagai diskursus multidimensional. Tentu saja tak sekadar persoalan terapi medis semata, pandemi yang telah menginfeksi hingga 60 juta orang dan 1.5 juta korban jiwa telah mengobarkan ambisi kecemerlangan sains yang seakan telah dipermalukan oleh jasad renik yang membingungkan ini.

Dalam sejarah medis, baru kali inilah ilmuwan telah menciptakan vaksin dalam waktu yang sangat singkat dan cepat. Beberapa telah melewati fase 3 (riset pada sampel jumlah besar) dengan efikasi mencapai 95%. Ini jelas pencapaian luar biasa. Baru kali ini pula, para dokter telah memberikan berbagai terapi sekaligus mencatatnya sebagai riset. Terapi plasma konvalesen misalnya, plasma yang diambil dari pasien yang sudah sembuh yang diasumsikan mengandung banyak antibodi lalu ditransfusikan pada pasien Covid-19 derajat berat dan kritis. Jangan lupa juga ilmuwan telah berjibaku menghasilkan berbagai metode diagnosis yang dapat bekerja dengan cepat (rapid test) hingga distribusi alat mesisn canggih PCR sampai ke daerah-daerah. Jika bukan karena wabah ini, metode pemeriksaan berbasis gen mikroba (RNA/DNA) mungkin cuma sekadar teori di buku-buku kedokteran untuk kita di rumah sakit daerah.

Aspek kedua yang paling tajam dibahas adalah, apalagi kalau bukan bidang ekonomi. Dunia memang telah kehilangan peluang ekonomi senilai lebih dari 100 kuadrilium rupiah. Kemarahan dan rasa frustasi pekerja yang telah kehilangan sumber penghasilannya telah menuntut tanggung jawab pemerintah. Virus Corona sepertinya mengingatkan kepada semua orang dan pemerintah, kita tak bisa menyandarkan tiang ekonomi hanya pada satu sektor saja.

Bali misalnya, yang tanpa kita sadari telah membuat terlena karena merupakan tujuan wisata utama dunia, kini terbenam karena tiang ekonomi yang terlampau dipuja-puja itu kini telah roboh digerogoti Covid-19. Kita semua belum yakin entah kapan tiang tersebut akan kita bisa pancangkan lagi. Bahkan kebijakan hari ini, syarat swab PCR negatif jika masuk Bali melalui jalur udara, pun telah membuat situasi pariwisata semakin sulit. Namun ini pilihan pahit yang sepertinya memang harus diambil. Tentu saja karena data angka positif Covid-19 nasional masih menjulang tinggi, 18%, jauh melampaui standar WHO yang hanya 5%. Sudah saatnya, pemerintah menginisiasi dan terus mendukung pengembangan sektor ekonomi alternatif yang lebih tahan menghadapi dampak wabah global. Kenapa tidak kembali saja pada tradisi terbaik kita, bertani dan nelayan? Sudah seharusnya tak ragu-ragu kembali pada tahah dan air, karena keduanya adalah sumber kehidupan utama.

Yang tak kalah menarik dari dinamika wabah selama tahun 2020 adalah, pandemi terbukti tak kuasa menahan syahwat politik manusia. Entah bagaimana politik merasuki jiwa dan raga manusia, nyatanya ia tak takut dengan virus Corona. Pilkada sebagai kontestasi politik, tetap berjalan, ia seakan punya satu ruang yang kebal tak terjamah oleh wabah. Bukan cuma di tempat kita sebagai bangsa yang sedang berkembang, pun terjadi di negera maju dan modern seperti USA. Bahkan kekalahan petahana Donald Trump masih dikaitkan dengan isu wabah yang tak bagus diurusi oleh presiden yang dikenal megalomania ini. Dari wabah yang mengerikan ini, politik kembali meyakinkan kita semua sebagai satu entitas produk pemikiran dan budaya manusia yang memiliki potensi kekuatan yang dapat mengalahkan segalanya. Bayangkan saja, jika pemenang pesta demokrasi itu adalah figur-figur “kegelapan”, maka sudah dipastikan masyarakatnya bakal didera wabah yang tak kunjung usai, seperti wabah The Black Death diabad ke-11.

Virus Corona telah menitipkan berbagai misteri yang boleh kita kuak satu per satu. Setiap misteri meminta hasrat kita untuk memasuki kedalamannya hingga menemui segala hakikat yang terpendam. Setiap hakikat selalu benar adanya sesuai dengan hukum alam yang sangat adil dan kekal.

Maka ia hanya butuh keikhlasan kita untuk dapat menerima dan memahaminya. Ikhlas, tampaknya pencapain tertinggi yang telah menuntun kita untuk dapat melihat, segalanya adalah  memang baik-baik saja. Bukan saja karena seorang rohaniwan masyur, Ajahn Brahmn menyetujui gagasan ini, “All is well”. Namun karena faktanya memang demikian, tak hanya virus Corona yang telah meminta kita untuk pulang tinggal di rumah (social distancing) agar dunia saat ini dapat menjadi lebih baik, sabda Sang Budha pun demikian, “Jika engkau ingin memperbaiki dunia, pulanglah, temui keluargamu!” [T]

Putu Arya Nugraha

Putu Arya Nugraha

Dokter dan penulis. Penulis buku "Merayakan Ingatan", "Obat bagi Yang Sehat" dan "Filosofi Sehat". Kini menjadi Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna
Cerpen

Utang | Cerpen Rastiti Era

by Rastiti Era
April 10, 2021
Ilustrasi diolah dari Google
Esai

Catatan PPL: Menjadi Guru yang Memanusiakan Anak Didik

JANGAN bosan-bosan untuk membaca catatan PPL saya. Memang beginilah salah satu cara saya untuk mengasah otak agar tetap berpikiran jernih, ...

October 10, 2018
Ketut Alit Putra terpilih sebagai Ketua DPC Patria Buleleng 2018-2020
Khas

Pemilihan Ketua DPC Patria Buleleng: Yang Dipilih “Enjoy”, Yang Memilih Senang

MINGGU pagi, 14 Oktober 2018, sekitar pukul 08.00 Wita atau lebih beberapa menit, suasana di Vihara Buddhavamsa Singaraja yang terletak ...

October 18, 2018
Potongan gambar film dokumenter Petani Terakhir karya Sutradara Dwitra J. Ariana
Ulasan

Melihat Nasib Petani di Bali dalam Gemerlap Pembangunan

Judul Film: Petani Terakhir # Sutradara: Dwitra J. Ariana # Produser: Maria Ekaristi & Agung Bawantara # Produksi: Sanggar Siap ...

February 2, 2018
Ilustrasi tatkala.co/Nana Partha
Esai

Rumahku Sekolahku

Pagi ini terasa lebih cerah dari biasanya. Langit terasa lebih biru, matahari pagi menyinari bumi ini ditemani dengan suara burung ...

April 20, 2020
Salah satu karya dalam Pameran Lukisan Sesananing Luh di Taman BUdaya Denpasar
Ulasan

Dari Pameran Lukisan “Sesananing Luh” – Kenyamanan, Kepasrahan dan Kekuatan Perempuan

Ada 23 pelukis perempuan yang memamerkan karya-karyanya di Gedung Kriya, Taman Budaya Denpasar sejak, 20 November sampai 4 Desember 2019. ...

December 5, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Anak-anak di Banjar Ole, Marga, Tabanan, mengikuti workshop yang digelar CushCush Galerry
Acara

Burung Menabrak Pesawat, Lele Dipatuk Ayam | Charcoal For Children 2021: Tell Me Tales

by tatkala
April 13, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Gejala Bisa Sama, Nasib Bisa Beda

by Putu Arya Nugraha
April 13, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (68) Cerpen (163) Dongeng (13) Esai (1456) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (11) Khas (352) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (343)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In