15 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Foto ilustrasi: Pementasan teater Negeri Perempuan oleh Komunitas Mahima di Taman Budaya Denpasar 19 Juni 2012 [Foto Agus Wiryadi]

Foto ilustrasi: Pementasan teater Negeri Perempuan oleh Komunitas Mahima di Taman Budaya Denpasar 19 Juni 2012 [Foto Agus Wiryadi]

Kedudukan Perempuan

I Ketut Suar Adnyana by I Ketut Suar Adnyana
December 14, 2020
in Esai

Peran perempuan  dalam kehIdupan keluarga menduduki posisi yang sangat penting. Perempuan  menjadi ibu dari anak yang dilahirkan. Ibu membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang. Peran ibu sangat penting dalam mendidik anak sehingga untuk menghargai peran ibu setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai hari ibu. Ketika lahir, anak  berinteraksi untuk pertama kali dengan ibu. Anak mulai belajar menetek. Anak berangsur-angsur tumbuh dan mulai belajar berbicara. Bahasa yang pertama dikuasai anak disebut sebagai bahasa ibu. Hal ini mengindikasikan bahwa perempuan menduduki posisi yang penting dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.

 Bachofen berasumsi bahwa sebelum masyarakat di dunia mengenal peradaban, masyarakat hidup dalam tatanan hetarisme (tidak beradab). Setelah masa hetarisme, masyarakat baru mengenal tatanan kehidupan yang menempatkan sosok ibu sebagai peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Asumsi Bachofen didasari oleh hasil analisisnya terhadap mitos-mitos dan simbol-simbol bangsa Romawi, Yunani, dan Mesir. Dari analisisnya, Bachofen berpendapat bahwa struktur patriarki  dalam masyarakat merupakan struktur masyarakat yang relatif baru karena sebelum struktur tersebut ada, masyarakat telah mengenal struktur matriarkat.  Fase matriarkat merupakan fase pertengahan yang berada di antara fase terendah (hetarisme) dan fase tertinggi (patriarkat) (dalam Fromm, 2011:57).

Munculnya teori ini didasari oleh konsep alamiah Bachofen yang diasosiasikan dengan kehidupan binatang. Induk binatang yang telah melahirkan anak-anaknya secara instingtif anak-anaknya akan mengikuti induknya. Begitu lahir anak binatang tersebut secara alamiah anak binatang tersebut mengikuti induknya. Induknya dengan penuh kasih sayang membesarkan anaknya.

Menurut Bachofen, hal yang sama juga dilakukan oleh seorang ibu. Rasa kasih sayang seorang ibu ditunjukkan  sejak anak dalam kandungan. Setelah anak tersebut lahir, naluri seorang ibu untuk memerhatikan anaknya merupakan bentuk tanggung jawab alamiah  seorang ibu. Cinta, perhatian, dan tanggung jawab terhadap anak merupakan tanggung jawab seorang ibu. Kasih ibu  diberikan kepada anak-anaknya diberikan secara tulus tanpa pilih kasih. Konsekuensi dari prinsip budaya yang berpusat pada ibu  adalah prinsip-prinsip tentang kemerdekaan, kesetaraan, kebahagiaan, dan pengakuan kehidupan tanpa syarat.

Dalam tatanan masyarakat matriarkat, perempuan memegang peranan penting dan mempunyai kedudukan sebagai ratu, pendeta atau pemimpin pemerintahan, sedangkan laki-laki berpartisipasi dalam masyarakat tersebut. Dalam masyarakat tersebut seorang ayah tidak diakui memiliki hubungan darah dengan anaknya (Fromm, 2011:57).  Seorang anak merasa dekat dengan ibunya karena seorang ibu telah melahirkan anak-anaknya. Seorang ibu telah membesarkan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang.

Setelah melalui evolusi yang panjang, barulah kecenderungan dominasi laki-laki muncul. Usaha untuk mendominasi muncul karena kecemburuan laki-laki terhadap perempuan. Menurut Fromm (2011: 60), kecemburuan tersebut adalah kecemburuan terhadap kehamilan perempuan terutama kecemburuan akan kapasitas untuk dapat melahirkan anak. Hanya perempuan yang mempunyai kodrat melahirkan. Kodrat tentang kemampuan melahirkan tersebut memosisikan perempuan menjadi sosok penting dalam tatanan kehidupan.

Menurut Fromm (2011: 60),  ada beberapa alasan mengapa perempuan begitu berharga dalam tatanan masyarakat matriarkat. Pertama, karena alasan ekonomi. Semakin primitif perekonomian tersebut, semakin rendah penerapan teknologi yang digunakan (penggunaan mesin-mesin) semakin besar nilai tenaga manusia dalam perekonomian tersebut. Oleh karena itu, semakin besar pula nilai perempuan sebagai penyedia tenaga kerja bagi masyarakat.  Kedua, dalam masyarakat primitif pertanian dan peternakan sangat tergantung pada kekuatan alam, seperti kesuburan tanah, cadangan air, dan cahaya matahari. Kekuatan alam memberikan kekayaan bagi kehidupan manusia. Perempuan sebagai penyedia tenaga manusia dianggap memiliki kekuatan misterius seperti kekuatan alam.

Dengan berkembangnya kehidupan manusia melalui masa evolusi dan semakin berkembangnya faktor rasional pada manusia membawa akibat pada perkembangan teknologi. Penerapan teknologi pada segala bidang kehidupan membawa pengaruh terhadap penghargaan perempuan sebagai penyedia tenaga kerja  sehingga produktivitas alamiah perempuan tidak dihargai lagi. Peran prokreatif rasional laki-laki  semakin berkembang sehingga peran laki-laki semakin dominan dan menggeser peran perempuan dalam kehidupan manusia. Pada akhirnya melalui evolusi yang sangat panjang dan perkembangan masyarakat mengarah pada masyarakat modern, peran perempuan semakin berkurang.

Dominasi laki-laki terlihat jelas dalam kehidupan masyarakat karena produktivitas prokreatif rasionalnya. Dengan perkembangan rasionalitas tersebut manusia mulai menjelajah dunia dengan penemuan dan penaklukan daratan-daratan baru, terjalinnya hubungan-hubungan dagang. Dengan penemuan teknologi dan terjalinnya hubungan dagang tersebut, faktor alam mulai tidak dihargai begitu pula peran perempuan tidak dihargai. Tatanan masyarakat telah berubah ke arah tatanan rasionalisme borjuis. Tatanan tersebut merupakan ciri dari struktur masyarakat patriarkat. Menurut Bachofen walaupun  tatanan masyarakat patriarkat merupakan bentuk evolusi tatanan masyarakat tertinggi, hal tersebut tidak membuat aspek positif matriarkat terabaikan.  Aspek positif matriarkat mengedepankan kesetaraan, universal, dan pengakuan kehidupan tanpa syarat sedangkan aspek negatifnya adalah ikatan akan darah dan tanah, kurang rasional, dan kemajuan. Aspek positif patriarkat adalah kebenaran, hukum, ilmu pengetahuan, peradaban, sedangkan aspek negatifnya adalah adanya hierarki, penindasan, ketidaksetaraan (Fromm, 2011:7). 

Bachofen memercayai, meskipun evolusi tatanan manusia telah terjadi, hal tersebut  tidak berarti bahwa prinsip-prinsip matriarkat telah hilang. Dia percaya bahwa akhir berarti ke awal. Prinsip matriarkat tidak hilang begitu saja, tetapi dikonversi dan digabungkan dengan prinsip-prinsip patriarkat.  Berdasarkan  asumsi tersebut dalam tatanan masyrakat patriarkat masih dapat ditelusuri ciri kematriarkian masyarakat tersebut. [T]

I Ketut Suar Adnyana

I Ketut Suar Adnyana

Lahir di Kabupaten Paling Utara Pulau Bali (Buleleng), pada tanggal 15 Mei 1967. Bintang Taurus, memiliki hobi melihat bunga yang sedang mekar dan mengoleksi bonsai dengan kata gori murah meriah

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna
Cerpen

Utang | Cerpen Rastiti Era

by Rastiti Era
April 10, 2021
Kilas

Rehat : Single Perdana Bligungyudha saat Pandemi

Pandemi Covid19 yang terjadi beberapa bulan ini memaksa banyak orang untuk melakukan kegiatan di tempat tinggal masing – masing. Anjuran ...

April 4, 2020
Foto: Edo Hary Purnawan/Nirawana TV
Opini

Pancasila, Keberagaman dan Toleransi – Catatan Usai Seminar di Undiksha

  “Hanya di Bali orang muslim sholat idul Fitri dan Idul Adha yang jaga pecalang dari orang Hindu. Hanya di ...

February 2, 2018
Buku-buku nominasi Hadiah Sastra Rancage 2021 yang kemudian dimenangkan buku Ngelekadang Meme karya Komang Berata
Ulasan

Mengapa Kumpulan Cerpen “Nglekadang Meme” Mendapat Hadiah Sastera Rancage 2021?

Kumpulan cerpen Nglekadang Meme (Melahirkan Ibu) karya Komang Berata tampil sebagai karya terbaik yang mendapat Hadiah Sastera Rancage 2021 untuk ...

January 31, 2021
Esai

Kepala Daerah Bebal & Wabah — Ramalan Albert Camus

Percayakah Anda pada Pemerintah Daerah dalam menghadapi penyakit menular? Bagi yang membaca dengan baik karya-karya ALBERT CAMUS pasti tidak pernah ...

March 14, 2020
Ulasan

Drama Tragedi Komedia Absurd ala “Bangun Pagi Bahagia”: Hidup adalah (Bukan Sekadar) Kenangan

Membaca Eswe selalu membuat saya berhasil tersenyum. Bahagia. Namun bahagia bukanlah datang sendiri tanpa rasa lainnya. Bahagia justru muncul tak ...

October 8, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Anak-anak di Banjar Ole, Marga, Tabanan, mengikuti workshop yang digelar CushCush Galerry
Acara

Burung Menabrak Pesawat, Lele Dipatuk Ayam | Charcoal For Children 2021: Tell Me Tales

by tatkala
April 13, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Gejala Bisa Sama, Nasib Bisa Beda

by Putu Arya Nugraha
April 13, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (68) Cerpen (163) Dongeng (13) Esai (1456) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (11) Khas (352) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (343)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In