18 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Agus Wiratama || Ilustrasi tatkala.co || Nana Partha

Agus Wiratama || Ilustrasi tatkala.co || Nana Partha

Geger Kampung, Kebiasaan Indekos dan Usaha Bangun Pagi

Agus Wiratama by Agus Wiratama
June 13, 2020
in Esai
49
SHARES

Bagi Grudug, meski tubuhnya makin subur karena libur panjang, dia sesungguhnya tegang. Ia gagap dengan kebiasaan orang di rumah. Bagaimana tidak, kalau biasanya libur semester, ia tak pernah menyempatkan diri untuk belajar mekrama. Ia justru menghindar. Bila di rumah, dan kebetulan tetangga punya upacara, dia akan bertaka, “Harus segera kembali ke Singaraja. Ada persiapan acara anu.”  

Suatu kali, Grudug pernah ikut ngayah di Pura. Kala itu, ia masih sangat asing dengan segala hal yang dikerjakan ketika ngayah. Meski begitu, ia berhasil menyelesaikan beberapa pekerjaan yang disarankan prajuru adat. Membuat sate lilit, membersihkan kulit bawang, bahkan membersihkan sabut kelapa untuk dijadikan santun. Sejauh itu, ia terlihat berprestasi. Tetapi, setelah semua pekerjaan selesai adalah petaka baginya. Tak ada kerjaan, alias tangannya nganggur.

Grudug merasa cangung duduk sendiri di belakang limpahan kelapa yang sudah beres dijadikan santun. Langsung saja ia menuju teman-temannya yang mengerjakan hal lain. Tapi pekerjaan tinggal sedikit sehingga Grudug dilarang terlibat.

“temenin kami ngobrol aja,” ucap salah satu temannya. Sembari ngobrol, sungguh tak enak baginya hanya diam. Sampai-sampai rasa tak enak itu membuat tangannya tidak sadar mengambil sisa kelapa yang diparut. Seketika tangannya bekerja untuk memotong sisa kelapa itu di atas lantai tanpa alas.

“Untuk apa kelapa itu?” tanya seorang tua yang juga prajuru adat dan kebetulan duduk di belakangnya. Dengan cengengesan dia menjawab “tidak ada. Hehehe”. Jawaban itu langsung disambar, “kalau tidak ada gunanya mendingan diam!” Grudug terkesiap, lalu diam merunduk meski tahu teman-temannya tertawa cekikikan.

Semenjak itu, ia enggan turut dalam persiapan upacara. Mending kabur ke Singaraja dengan alasan mengerjakan sesuatu meski sesungguhnya di Singaraja dia tidak benar-benar menyelesaikan tugas. Di sana palingan dia bertemu teman-temannya untuk ngobrol hingga pagi. Pilihan untuk menghindari pekerjaan adat dan pergaulan kampung rupanya petaka pada saat-saat seperti ini.

Ia tidak paham betul kebiasaan orang rumah. Sementara Grudug biasa hidup dengan kebiasaan anak kos yang bebas begadang atau bangun jam berapa saja. Kebiasaan itu yang paling berat ia ubah selama pandemi ini. Kalau di kos, tentu bukan sebuah masalah bila ia bangun siang. Palingan kalau telat bangun pada jam kuliah, dia akan disuruh menutup pintu dari luar kelas. Hal seperti itu menurutnya hal biasa dan bisa dimaklumi.

Karena kebiasaan bangun siang itu dibawanya ke kampung, suatu kali Pamannya nyeletuk, “Grudug ini Jagoan! Jago tidur. Kalau ada lomba tidur kaulah pemenangnya” Grudug terperangah dengan perkataan semacam itu. Lalu ia jelaskan bahwa apa yang dia kerjakan hingga pagi dan bangun siang adalah kepentingan skripsi. Mendengar penjelasan itu, pamannya seolah paham dengan tersenyum mengangguk-angguk menatap rumput yang ada di depan mereka.

Berpikir pamannya sudah paham, dengan leluasa Grudug mengulangi kebiasaan itu. Alhasil, bibinya kemudian berkomentar seperti komentar pamannya. Kali ini Grudug bertekad mengubah kebiasaannya. Setelah beberapa kali gagal, akhirnya ia berhasil bangun pagi. Tetapi, ia tetap di dalam kamar untuk membaca beberapa buku, membaca chating yang masuk karena ditinggal tidur, dan sedikit membuka laptop untuk mengerjakan skripsi, sehingga ia baru keluar kamar sekitar pukul 11.00 pagi.

Kini, ayahnya yang menggedor pintu kamar, “gak baik tidur terlalu lama. Cepat bangun” gedor ayahnya berkali-kali. Grudug tak mendengar, sebab kala itu, sepasang headshet menempel di telinganya. Hingga gedoran kesekian, ia baru sadar ada suara berisik yang menggedor pintunya.

Rupanya, bangun pagi saja tidak cukup. Grudug kesal lalu menulis petikan di atas sebuah kertas yang kemudian menjadi motivasinya, “bangun adalah keluar kamar”. Esoknya ia lakukan kesimpulan yang dijadikan petikan itu dan memperhatikan kegiatan pagi di rumahnya.

Betul saja, ibu-ibu mulai sibuk dengan pekerjaan dapur. Mondar mandir dari kamar ke dapur untuk menyiapkan makanan. Begitu pula ayah dan pamannya yang mondar mandir mengurusi tanaman, peliharaan, lalu mengambil cangkul dan sabit entah untuk mengerjakan apa di sawah. Tetapi ada satu orang yang bertingkah lain dan tak pernah ditegur, yaitu sepupunya.

Pengamatan pun dilakukan terhadap sepupunya hingga pengamatan itu sukses. Ia melihat sepupunya bengong menatap sawah sambil ngopi dari jam 7.00 hingga jam 8.00, lalu pergi ke sungai bersama teman-temannya untuk mandi. Tapi sebelum itu, mereka ngobrol sampai jam 10.00, setelah itu pulang, makan, mengambil hp sebentar, lalu masuk kamar untuk tidur siang. Setelah beberapa hari memperhatikan, rupanya kegiatan sepupunya tidak berbeda jauh dari hari ke hari.

Selang beberapa lama, Grudug mulai terbiasa bangun pagi dan meninggalkan kegiatan malamnya hingga pagi. Ia fokus belajar bangun pagi dan mengorbankan tuntutan kampus yang ia anggap bisa ditunda. Tentu bangun pagi dengan pilihan sikap seperti sepupunya. Tetapi hal yang berbeda adalah sepupunya seorang pekerja pariwisata yang dirumahkan dan Grudug seorang mahasiswa semester akhir. Pamannya, suatu kali melempar pertanyaan yang membuatnya ingin segera kabur lagi ke Singaraja, “Bagaimana skripsimu?” [T]

Tags: gaya hidupkampungmahasiswa
Agus Wiratama

Agus Wiratama

Bernama lengkap I Wayan Agus Wiratama. Lahir di Pejeng Kangin Pengembungan, Gianyar. Kini kuliah di Undiksha jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Hobinya tak karuan, tapi kini mulai senang menulis, terutama menulis status di facebook

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
9 perempuan book launch
Essay

Still We Rise | Balinese Women Movements: 2 Empowering Projects, 21 Inspiring Women

2021 - A New Year for More Female Voices “Still I rise”. Lecturer, writer, and feminist activist Sonia Kadek Piscayanti...

by Irina Savu-Cristea
December 24, 2020

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Nyoman Erawan, Pameran Shadow Dance #3 *2017)
Puisi

Nanoq da Kansas# Puisi Libur, Tanpa Kopi Hidupmu Getas

. TANPA KOPI HIDUPMU GETAS Aku duduk di pinggir kolam ikan bakar Di kuali berenang-renang tulang hewan Di alun-alun orang ...

February 2, 2018
Urun Daya Menghadapi Corona -- Pengukuran Suhu Tubuh
Kilas

Anugerah Jurnalisme Warga 2020 Ajak Urun Daya Menghadapi Corona

Pandemi Covid-19 menyisakan satu pertanyaan, kapan berakhir? Melihat situasi karantina yang terus berkepanjangan mengikuti penambahan kasus ini, salah satu solusinya ...

May 11, 2020
Foto: koleksi penulis
Esai

Rencana Mendulang Limbah di Kabupaten PALI

TAK dapat dipungkiri, limbah telah menjadi masalah terbesar masyarakat Provinsi Sumatra Selatan dewasa ini. Pesatnya pembangunan industri dan meningkatnya pola ...

February 2, 2018
Foto: koleksi penulis
Opini

Pertigaan Beringin Sayan-Mengwi: Stasiun Cinta Romantika Mahasiswa

CINTA, ah, erat kaitannya dengan “kangen”. Kalau cinta dan kangen sudah bertemu maka banyak cerita terpatri dalam ingatan seorang penjalin ...

February 2, 2018
salah satu lukisan milik I Made Duatmika yang dipamerkan di Galeri Maya Sanur Resort & Spa
Khas

Pameran “Horizon” di Galeri Maya Sanur: Batas dalam Karya Bebas

Seorang perempuan duduk santai di sebuah kursi yang hangat dan nyaman, sembari memeluk kucing kesayangannya. Keduanya lantas menatap keluar jendela, ...

July 2, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jukut paku di rumah Pan Rista di Desa Manikyang, Selemadeg, Tabanan
Khas

Jukut Paku, Dari Tepi Sungai ke Pasar Kota | Kisah Tengkulak Budiman dari Manikyang

by Made Nurbawa
January 16, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Gus Bass [Foto dokumentasi penulis]
Esai

Gus Bass, Bumbu Sate dan Tempe | Catatan Orang Tua tentang Menu untuk Anak

by Gus Surya Bharata
January 17, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1349) Essay (6) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (2) Khas (308) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (327)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In