3 March 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
[Ilustrasi foto: Mursal Buyung]

[Ilustrasi foto: Mursal Buyung]

Hati-Hati, Jangan “Mati” Karena Ekspektasi

Putu Sulistyawati by Putu Sulistyawati
June 5, 2020
in Esai
30
SHARES

Matahari terbit di ufuk timur. Sinarnya memeluk tubuh tanpa bertanya. Dan ini salah satu pertanda bahwa hari akan dimulai.

Sebagai manusia biasa yang tak luput dari dosa, rasa malas adalah hal yang wajar menyerang di pagi hari. Terutama bagi kaum rebahan alias kaum – kaum yang senang berdiam diri dikasur tanpa mengenal waktu sambil memainkan gadgetnya. Kebiasaan ini tentu buruk dari norma yang ada, tapi tetap dinikmati oleh pecintanya. Angan – angan, cita – cita, tujuan, harapan hanya akan jadi bayangan semu apabila rasa itu menyelimuti terus menerus. Maka, mari sudahi.

Bergegaslah menyambut hari baru dengan semangat baru. Walau segala aktivitas saat ini harus dilakukan dari rumah atau Bahasa kerennya adalah (Work From Home) termasuk sekolah dan kuliah tapi hal ini jangan sampai memutus rantai semangat dan kegigihan  dalam meraih mimpi dan harapan.

Berbicara masalah harapan, mimpi, cita – cita dan tujuan. Setiap manusia mempunyai mimpi, harapan, tujuan dan cita – citanya masing – masing. Misal, ada yang sedari kecil bercita – cita menjadi dokter, ada yang saat ini mempunyai mimpi jadi pedagang sukses. Ada juga yang mempunyai tujuan agar mantan kekasihnya menyesal telah meninggalkannya dan ada pula yang berharap agar lekas bersama sang pujaan hati. Ups.

Memang benar apa yang dikatakan Giring Nidji dalam penggalan lagunya yang berjudul Laskar Pelangi yaitu “mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia”. Sebelum menjadi seseorang yang berhasil, tentu harus memiliki tujuan, cita – cita, harapan dan mimpi ataupun sebuah perencanaan untuk kedepan sebagai pijakan melangkah. Perencanaan ini akan menjadi landasan dan sebuah cacatan dalam mewujudkan mimpi yang dibuat agar menjadi kenyataan.

Mewujudkan dan mengaktualisakikan mimpi atau harapan yang dibuat bukan sebuah perkara mudah. Bukan juga layaknya jalan tol yang lurus tanpa hambatan. Tapi lebih rumit dan berat dari apa yang dibayangkan. Layaknya mendaki sebuah gunung, dan gunung itu adalah gunung Mahameru. Untuk mencapai puncak, para pendaki harus melewati banyak rintangan. Optimis, kerja keras, ambisi, usaha, tenaga dan doa, semuanya dikerahkan demi mimpi itu terwujud.

Namun, manusia lupa. Ia hanya bermimpi yang indah – indahnya saja, berangan – angan pada kebahagiaan, sehingga ia lupa bahwa dibalik suka ada duka, mereka beriringan dan tak dapat dilepaskan. Ia lupa bahwa kehidupan adalah sebuah proses pembelajaran yang tiada henti. Proses pendewasaan bagi setiap manusia di bumi.

Tak jarang manusia sakit hati, putus asa dan ada pula yang sampai depresi saat mimpi yang ia buat tak terwujud atau melenceng dari perencanaan dan pijakan awal yang ia buat. Ini merupakan sebuah perencanaan yang tidak sesuai. Dalam hal ini, bukan mimpi atau harapan  kita buat itu yang salah, melainkan ekspektasi kita terlalu tinggi yang tak sesuai dengan kenyataan yang ada.

Bukan mimpi kita yang menyakiti kita, tapi ekspektasi yang kita buat sendirilah yang menyakiti diri, karena Kita hanya berpatokan pada kesenangan, dan kebahagiaan, lalu lupa akan kesedihan dan kekecewaan. Padahal mereka selalu berjalan beriringan. Seperti yang dikatakan oleh Cahyo Satria Wijaya dalam bukunya yang berjudul “You Are What You Think, You Are What You Believe” bahwa hidup tidak hanya hitam dan putih, namun penuh dengan beragam warna. Berbagai situasi dan kondisi hidup, entah itu senang, susah atau biasa –biasa aja semua harus bisa dan siap kita hadapi.

 Pada saat adanya sebuah situasi yang tidak jelas arahnya, manusia cenderung menerka-nerka dan merajutnya sendiri akan seperti apa hasil dan keberhasilan yang ia dapatkan. Tak jarang ia menggantungkan ekspektasinya sangat tinggi untuk apa yang akan diraih. Dan saat hasilnya tidak sesuai dengan bayangan, maka ia akan hancur karena ekspektasi tidak sama dengan realita.

Dr. Gerard May dalam bukunya The Awakened Heart mengatakan bahwa harapan dan ekspektasi itu berbeda. Harapan merupakan sebuah pandangan umum memaknai suatu hasil yang dilihat dari berbagai sudut pandang, mulai dari kepentingan diri sendiri, melibatkan dan juga mempertimbangkan kepentingan orang disekitar yang tak terlepas dari kodrat manusia sebagai homosocius atau mahluk sosial.

Sedangkan ekspektasi lebih bersifat Egosentris. Buktinya saat kita berekspektasi, kita akan sulit untuk bisa merasionalkan kepentingan orang disekitar kita, padahal orang lain ini mungkin bisa menjadi factor penggagal dalam mencapai hasil yang diinginkan. Maka dari itu acapkali ekspektasi justru membawa kekecewaan karena kita seakan sedang menggunakan kacamata kuda.

Maka ketika kita ber-ekspektasi sebaiknya sewajarnya saja. Agar sakit yang ada nanti, tidak terlalu perih dihati ketika menghadapi sebuah realita. Dalam hal ini bukan berarti kita harus menghapus ekspektasi, namun kita harus banyak belajar bagaimana cara menyeimbangkannya dengan harapan dan pemikiran logis.

Sebagai manusia biasa, sedih, kekecewaan, patah hati, pengkhianatan, kebahagiaan, kesenangan adalah hal yang wajar dan harus siap dihadapi. Karena itu semua adalah proses. Proses menuju puncak keberhasilan. Harapan boleh tinggi, mimpi pun boleh melampaui tapi siapkan diri untuk sebuah proses dalam meraihnya. You will find your way, and never give up. [T]

Tags: ekspektasipandemiWork From Home
Putu Sulistyawati

Putu Sulistyawati

Lahir di Tista 16 Januari 1999. Mahasiswa prodi Pendidikan Sejarah / Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan, Undiksha Singaraja

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi diolah dari gambar Google
Cerpen

Bagaimana Surat Pertama Ditulis | Cerpen Rudyard Kipling

by Juli Sastrawan
March 3, 2021
Opini

Zonasi, Halusinasi, dan Sekolah Inklusi

Kisruh penerimaan siswa baru seperti sinetron tanpa ujung. Seri kegaduhannya tak pernah habis dari tahun ke tahun baik di tingkat ...

June 28, 2019
Foto ilustrasi: Mursal Buyung
Opini

”No Traffic, No Business” | Tanpa Aktivitas, Ekonomi Bali Akan Sulit Pulih

Pertumbuhan ekonomi Bali minus 12 persen. Paling buruk dibandingkan daerah lain di Indonesia. Untuk cepat pulih, mesti ada “traffic”. Tanpa ...

March 2, 2021
Ilustrasi: IB Pandit Parastu
Cerpen

Semua Kucing itu ada di Penjara

Cerpen: Ferry Fansuri PAGI ini seperti hari sebelumnya, aku selalu menikmati secangkir kopi hitam racikan dari biji Gayo pemberian dari ...

February 2, 2018
Cuplikan "Memanen Hujan Trailer" di Youtube
Acara

“Memanen Hujan”, Membagi Narasi Kecil Sebelum Ditelan Pesta Kembang Api Akhir Tahun.

Kalender tahun 2018 telah memasuki lembar terakhir, namun tidak banyak hujan yang turun tahun ini. Buku SD jaman dahulu yang ...

December 17, 2018
I Gusti Bagus Sugriwa
Esai

Universitas Hindu, I Gusti Bagus Sugriwa dan Lontar

Dua puluh delapan naskah lontar tertera dalam daftar koleksi naskah lontar Perpustakaan Pasca Sarjana IHDN Denpasar [saat saya memeriksa lontar-lontar, ...

February 13, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jro Alap Wayan Sidiana memanjat pohon kelapa di Desa Les, Buleleng
Khas

Jro Alap, Kemuliaan Tukang Panjat Kelapa di Desa Les

by Nyoman Nadiana
March 2, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

12 Makna | 12 Bulan Covid-19

by Putu Arya Nugraha
March 3, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (157) Dongeng (11) Esai (1419) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (343) Kiat (19) Kilas (196) Opini (479) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (103) Ulasan (337)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In