26 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Antara Mimpi dan Kenyataan/ Oleh Wika Arinata

Antara Mimpi dan Kenyataan/ Oleh Wika Arinata

Antara Mimpi dan Kenyataan

Penulis Cerita Katagori Siswa by Penulis Cerita Katagori Siswa
March 31, 2020
in Esai
11
SHARES

Oleh: Kadek Wika Arinata — SMAN Bali Mandara


Ini cerita sekitar tahun 2014-2015, perihal tentang seorang nenek, ibu dan anak.

Mimpi’ suatu kata yang begitu familiar ditelinga kita. Mimpi adalah suatu keadaan yang dialami pada saat tertidur. Peristiwa dalam mimpi biasanya sangat mustahil terjadi dalam dunia nyata. Sedangkan ‘Kenyataan’ adalah suatu hal yang benar-benar ada dalam hidup ini.

9 November 2014,
Seorang nenek yang tak dikenal identitasnya tiba di rumah saya, ia mengenakan baju kebaya layaknya orang jaman dulu dan kamben batik tua dan usang sambil membawa mangkok putih kosong.

”Dados tiang nunas ajengan? (Bolehkah saya meminta nasi?),” tanya nenek itu.

”Ampura nika, tiang tan medue ajengan, tiang durung ngarateng.” (Aduh maaf, saya tidak punya nasi, saya belum masak) jawab saya.

Nenek tersebut berbalik badan, lalu menuju ke rumah Nenek Putu Winari yang terletak sekitar 5 langkah dari rumah saya sambil berjalan terpincang-pincang.
Kebetulan sekali Nenek Putu Winari berada di teras rumah sedang majejaitan (membuat alat-alat perlengkapan sembahyang dari janur kelapa).

”Dados tiang nunas ajengan? (Boleh saya meminta nasi?),” tanya nenek itu lagi. Kali ini bertanya kepada Nenek Putu Winari.

”Mimih ampura Meme, tiang durung ngarateng nika. (Aduh maaf ibu, saya belum masak),” ucap Nenek Putu Winari. “Nasi dibi sanja kari Me, kanggeang? (Nasi yang kemarin masih Bu, mau?),” lanjutnya.

”Nggih-nggih tan kenapi, kanggeang kemanten. (Iya-iya tidak apa-apa, terima saja),” jawab nenek itu.

Nenek Putu Winari pun mengambilkan sedikit nasi yang sisa kemarin untuk Nenek itu. Nasi tersebut hanya memenuhi sekitar 1/4 dari mangkok yang dibawanya.

”Suksma nika, nggih. (Terima kasih, ya),” ujar nenek itu sambil berlalu, bukannya keluar menuju jalan keluar rumah, tetapi malahan ke arah timur menuju merajan (pura keluarga besar) kami yang letaknya berlawanan arah dengan jalan keluar rumah.

Begitulah cerita mimpi bibi saya, Ketut Nuriti. Ia bercerita dengan sangat serius kepada orang-orang di sekitar rumah kami, mengenai mimpi yang sedikit aneh baginya yang berlangsung kurang lebih 20-30 detik itu.

11 November 2014,
Seorang yang sudah lingsir, begitu orang-orang Bali menyebut orang-orang yang sudah tergolong berumur senja atau tua. Seorang yang sudah lingsir tersebut adalah seorang nenek yang tidak tahu darimana asalnya yang membawa mangkok lalu menghampiri rumah saya.

”Tiang nunas ajengan, tiang durung ngajeng uling dibi sanja. (Saya minta nasi, saya belum makan dari kemarin),” ujar nenek itu dengan nada yang pelan.

Saya, Putu Winari yang mendengar suara ringan tersebut langsung menghampirinya.

”Tiang wau ngarateng, durung rateng ajengane, indayang drika dumun nunas ajengan, Me. (Saya baru saja masak nasi, belum matang nasinya, coba dulu disana minta nasi, Bu),” ucap saya sambil menunjuk rumah milik Ketut Nuriti yang berada di depan rumah saya.

”Tan kayun, driki kemanten. (Tidak mau, disini saja),” jawab nenek itu. Tetap bersikukuh dengan pilihannya.

”Antosang, nggih. (Ditunggu ya).”

data-p-id=e265f35157d8e562bbc6dc42c54b5449,Selang 10 menit kemudian, nasi sudah masak. Lalu saya memberi nenek itu nasi yang hampir memenuhi mangkok yang dibawanya.

”Suksma banget. (Terima kasih banyak),” ujar nenek itu sambil berlalu menuju ke merajan kami.

Itu adalah mimpi nenek saya, Putu Winari yang hampir serupa dengan apa yang dimimpikan bibi saya, Ketut Nuriti.

*****

Beberapa hari kemudian, terdengar bahwa ibu saya muntah-muntah. Bapak saya mengira bahwa hal itu biasa terjadi pada orang yang masuk angin, kebetulan saja pada saat itu ibu saya setelah kehujanan dan merasa tubuhnya sedikit meriang, maka ibu saya pun meminum obat masuk angin.

Hal aneh terjadi kembali setelah ibu saya sudah merasa mendingan dari tubuhnya yang masuk angin. Tak henti-hentinya ibu saya muntah-muntah sampai bolak-balik ke kamar mandi. Melihat hal tersebut, Bapak saya pun merasa heran bahwa kalau masuk angin biasa tidak mungkin sampai terus-terusan seperti ini. Tanpa basa-basi, akhirnya Bapak saya mendatangkan Test Pack (alat uji kehamilan berbentuk stik) pada ibu saya. Ternyata setelah digunakan hasilnya positif.

Ibu saya pun hamil sejak saat itu. Kehamilan tersebut tidak diduga, tanpa terencana dan datang begitu saja tanpa persiapan yang matang. Secara umum, ada tiga sikap pilihan yang ditunjukkan dalam menghadapi hal semacam ini, yakni langsung menerima kehamilan itu; menolak, akan tetapi kemudian menerima apa adanya; ataupun benar-benar menolak kehamilan itu. Kejadian yang dialami ibu saya dinamakan Kesundulan atau Kebobolan. Begitulah menurut orang-orang di sekitar saya.

Suatu ketika, ibu saya muntah-muntah sangat keras sekali dan merasa perutnya sangat sakit, sampai didengar oleh bibi saya, Ketut Nuriti yang biasa saya panggil Mek Tut.

“Kenapa Dayu?” tanya Mek Tut.

“Saya sakit, Mbok, kebobolan.” jawab ibu saya dengan jujur. Mbok adalah kata sapaan perempuan yang dipakai untuk memanggil orang yang dianggap sebagai kakak atau lebih senior.

“Pantas saja, Mbok pernah mimpi ada seorang nenek yang tidak dikenal kemari, dia mau minta nasi …” jelas Mek Tut. Ia menceritakan kembali kisah 9 November 2014 itu.

Tiba-tiba Nenek saya, Putu Winari datang menghampiri mereka berdua sambil tergopoh-gopoh.

“Saya juga memimpikan hal yang serupa dengan Ketut.” kata nenek saya dan menceritakan kembali tentang mimpinnya yang serupa.

“Mungkin ini sudah direncanakan oleh Tuhan,” sahut ibu saya. “Kita terima saja karuniannya,” lanjutnya.

“Iya, siapa tahu nanti anaknya perempuan, kan cucu-cucu Nenek Winari belum ada yang berjenis kelamin perempuan,” ujar Mek Tut.

“Iya, astungkara,” sahut nenek saya. Astungkara adalah ucapan masyarakat Hindu di Bali yang artinya semoga, serupa dengan ‘Amin’.

Percakapan tersebut ditutup dengan senyum sumringah. Pada akhirnya, ibu saya pun memilih pernyataan nomor dua dari tiga sikap yang akan ditunjukkan yang telah disebutkan diatas, yakni menolak, akan tetapi kemudian menerima apa adanya. Menolak disini tidak didefinisikan sebagai sebuah kebencian, melainkan sebagai buah pemikiran terlebih dahulu sebelum melakukan suatu tindakan yang berbahaya kedepannya.

9 Bulan Kemudian, tepatnya pada tanggal 1 Juli 2015, dan pada saat itu pula merupakan Rahina merajan kami. Rahina adalah hari raya suci Agama Hindu.

Seorang anak terlahir ke dunia yang berjenis kelamin perempuan di sebuah rumah sakit Kertha Usadha Singaraja, beratnya sekitar 3400 gram dengan wajah cantik dan mungilnya. Kemudian, ia tumbuh dan berkembang dengan cepat sampai sekarang berumur 4 tahun yang bernama Komang Winda Arta Kirana.

Lalu ada beberapa pertanyaan yang akan muncul dari kejadian diatas, seperti : Apakah nenek dalam mimpi itu sebagai pertanda jenis kelamin anak dari ibu saya? Apakah kenyataan ini berawal dari mimpi atau hanya suatu kebetulan belaka? Dan Apakah hal itu akan mendatangkan pertanda baik atau buruk?

Beberapa ahli menyebutkan bahwa mimpi yang nyata adalah mimpi yang datang dari Tuhan Yang Maha Esa. Ada pula mimpi yang nyata adalah suatu harapan yang kuat yang merupakan suatu indikasi pada saat tertidur saja. Sementara sumber lainnya, mimpi yang nyata terdapat dua pengertian. Yang pertama adalah mimpi tersebut adalah sebuah peringatan yang melekat pada diri seseorang yang memiliki peran penting untuk menentukan pilihan hidup. Dan kedua, mimpi tersebut menunjukkan bahwa kemungkinan itulah anugerah terindah yang Tuhan berikan kepada seseorang. Mungkin tidak direncanakan oleh manusia, akan tetapi kita tidak tahu bahwa Tuhanlah yang mungkin saja merencanakannya. [T]

Tags: Lomba Menulis Cerita Dari Rumah Tentang Rumah
Penulis Cerita Katagori Siswa

Penulis Cerita Katagori Siswa

Cerita-cerita ini ditulis para peserta lomba menulis cerita Dari Rumah Tentang Rumah yang diselenggarakan tatkala.co untuk katagori siswa

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Sketsa Nyoman Wirata
Puisi

Puisi-puisi Alit S Rini | Aku dan Pertiwi, Percakapan di Depan Api

by Alit S Rini
January 23, 2021
Foto-foto: koleksi penulis
Perjalanan

Deru Angin Dini Hari di Puncak Gunung Abang

OKELAH, aku harusnya menulis ini September tahun lalu. Entah mengapa ada saja kegiatan yang mesti didahulukan, sehingga tulisan ini menjadi ...

February 2, 2018
Esai

Kelangkaan Burung Hantu di Bali

Saat datang di waktu menjelang mentari terbenam, banyak kendaraan sudah parkir di depan halaman ruang pameran. Di ruang terbuka berumput ...

October 13, 2020
Foto ilustrasi: Mursal Buyung
Kiat

Tips Menghadapi OKK/Ospek dengan Cara Aneh, Unik dan Luar Biasa

  HAI, mahasiswa baru, apakah kamu gelisah menghadapi detik-detik OKK (Orientasi Kegiatan Kampus) atau Ospek (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus)? ...

February 2, 2018
Mitsuha Abe di Pedawa
Khas

“Aku Nau Gati di Pedawa!” kata Mitsuha Abe, Perempuan dari Jepang itu…

“Ko nau di Pedawa?”   “Aku nau gati di Pedawa!” “Uba ngupi?” “Uba!” “Ngupi apa?” “Ngupi Pedawa!” “Misi gula?” “Misi.” ...

March 20, 2019
Ilustrasi: IB Pandit Parastu
Cerpen

Pria dengan Rasa Jeruk

Cerpen: Ferry Fansuri SESAK penuh dan bau keringat, itu yang terlihat di sepanjang perjalananku dalam bis ekonomi dari Tegal menuju ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Pemandangan alam di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. [Foto oleh Made Swisen]
Khas

“Uba ngamah ko?” | Mari Belajar Bahasa Pedawa

by tatkala
January 22, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Sayang Kukiss/Diah Cintya
Esai

7 Jurus Memperbaiki Diri untuk Melangkah pada Rencana Panjang | tatkalamuda

by Sayang Kukiss
January 25, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (150) Dongeng (10) Esai (1360) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (310) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (97) Ulasan (329)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In