12 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Ternyata Aku Rindu / Ni Luh Novitasari

Ternyata Aku Rindu / Ni Luh Novitasari

Ternyata Aku Rindu

Penulis Cerita Katagori Umum by Penulis Cerita Katagori Umum
March 31, 2020
in Esai
85
SHARES

Oleh: Ni Luh Novitasari — Desa Bebetin, Sawan, Buleleng


Ini cerita tentang aku. Aku yang lahir di tengah keluarga sederhana,tumbuh dan besar tanpa kedua orang tua. Ibu satu-satunya orang yang melahirkanku pergi entah kemana. Dan Ayah satu-satunya orang yang sangat aku harapkan juga pergi tak kunjung pulang.

Dan kini aku hanya seorang diri. Sendiri tanpa Ayah ataupun Ibu. Aku si bocah ingusan dengan warna kulit hampir sama rata dengan warna rambut yang berantakan terurai tak beraturan menghiasi kepalaku. Si bocah dekil ini merasa iri pada anak- anak seusianya, melihat mereka punya keluarga lengkap bisa tertawa, bermain, berbagi cerita dan makan bersama. Sedangkan aku?

“Mengapa aku berbeda? Kenapa aku tak bisa seperti mereka? Bagaimana mungkin perlahan semuanya menghindar dari kehidupan ini bahkan tidak pernah ku rasakan.”

Seiring berjalannya waktu aku pun mulai menyadari hal itu mustahil untuk bisa ku dapatkan. Karena inilah aku, ini cerita tentang hidupku. Dimana masa-masa yang begitu sulit kulalui tanpa kedua orang tua kandungku. Ya, tanpa seorang Ibu dan Ayah. Di kala kuterdiam setiap waktu rasa ini selalu menghampiriku. Rasa, ia sebuah rasa namun bukanlah rasa cinta ataupun senang, rasa ini asing sungguh tak bisa kuungkapkan seolah-olah mulut ini terbungkam saat ia terlintas di benatku.

Malam itu udara terasa amat dingin seketika membangunkan bulu-bulu tubuh dan pori-pori yang hendak menguap malu. Aku tak bisa tidur, mengapa? Entahlah, air mata adalah saksi bisu di sepanjang malam menjelang tidurku yang selalu memata-matai dan menjadi sahabat dikala rasa itu datang. Siang berganti malam, malam menjelma pagi begitu seterusnya, hari itu genap sudah 7 tahun usiaku masa dimana aku duduk dibangku SD.

Senin adalah hari pertamaku masuk sekolah,dengan hati gembira aku mulai bergegas dan merapikan segala keperluan belajarku nanti. Tapi disela-sela kesibukan itu, lagi-lagi rasa  asing yang tak dapat kugambarkan itu datang, ia menari-nari dengan luluasanya di dalam otakku dan berusaha merampas semangat ini.

Terdengar bisikan halus. ”Aku ingin dipeluk Ibu, rambut dikepang oleh Ibu, dibuatkan sarapan oleh ibu, diantar jemput sekolah oleh ayah!”

Bisikan itu mulai terngiang-ngiang di kepala ini. Sayangnya semua itu kebalikan dari semua kenyataan yang selama ini kujalani. Kembali menatap cermin yang terletak di hadapanku.

”Dasar bodoh, kamu dilahirkan sendiri, ditinggalkan sendiri, hidup sendiri dan mati sekalipun akan tetap sendiri.”

Benar, maka terimalah mungkin ini adalah bagian dari karma pada kehidupan di masalalu. Dan untuk saat ini aku sadar harta yang paling berharga adalah nenek dan kakek yang selalu setia menemani cerita hidup dan merawatku hingga detik ini. Di tengah kesulitan ekonomi yang kami hadapi, sosok perempuan dengan kulit keriput rambut yang rata memutih dan bahu yang tak lagi berdiri dengan tegak.

Benar, ialah nenekku tercinta yang selalu berpesan, “Jangan pernah berkecil hati, Cu… dengan apa yang kamu alami saat ini, tetaplah bersyukur karena di luar sana masih ada banyak orang yang lebih susah daripada kita!”

Sementara Kakek hanya bisa terbaring lemas diranjang kayu dengan kedua kaki yang tak kuat lagi menompang berat badannya akibat kecelakaan saat ia bekerja menjadi kuli bangunan dulu, iapun tersenyum lembut melihat kami. Aku tak berdaya. Tanpa mereka apa jadinya aku. Hingga hari pertama masuk kelas telah usai,tadi, kemarin, lusa dan begitu seterusnya.

Melihat keadaan Kakek yang tiap hari semakin tak berdaya membuatku merasa sedih, karena semua beban hidup ini harus dipikul Nenek. Aku mulai berpikir dan mencari cara setidaknya agar bisa meringankan sedikit beban Nenek. Aku bertekad untuk berjualan di sekolah, waktu istirahat kuhabiskan dengan berjualan pisang goreng dihalaman sekolah saat bel istirahat berbunyi.

Dan waktu bermainku di rumah kupergunakan untuk membantu Nenek mengurus kebun kami yang tak begitu luas, sisanya kupergunakan untuk mencari kayu bakar. Si bocah ingusan ini beranjak tumbuh dan ia bisa melakukan berbagai pekerjaan rumah seperti menyapu halaman,mencuci pakaiam Kakek, dan menimba air di sumur, walau hanya pekerjaan kecil setidaknya itu bisa mengurangi tetesan keringan yang mengucur deras didahi sang Nenek.

Sampai akhirnya Kakek pun pergi meninggalkan kami, remuk sudah hati ini lengkap sudah cobaan yang datang menghapiri satu persatu orang-orang yang kucintai pergi. Semenjak itu, aku hanya tinggal bersama Nenek. Namun disisi lain aku sangat bersyukur karena sampai saat ini masih ada Nenek yang menemani dan menyanyangiku sepenuh hati, kami menghabiskan waktu berdua, menikmati hari dan melewati masa-masa digubuk sederhana peninggalan Kakek satu-satunya yang masih tersisa.

Ya, hanya tinggal kami berdua. Disini. Ditempat ini, masih ditempat yang sama aku merindukan segalannya. [T]

Tags: Lomba Menulis Cerita Dari Rumah Tentang Rumah
Penulis Cerita Katagori Umum

Penulis Cerita Katagori Umum

Cerita-cerita ini ditulis para peserta lomba menulis cerita Dari Rumah Tentang Rumah yang diselenggarakan tatkala.co untuk katagori umum

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna
Cerpen

Utang | Cerpen Rastiti Era

by Rastiti Era
April 10, 2021
Opini

Zonasi, Halusinasi, dan Sekolah Inklusi

Kisruh penerimaan siswa baru seperti sinetron tanpa ujung. Seri kegaduhannya tak pernah habis dari tahun ke tahun baik di tingkat ...

June 28, 2019
Foti ilustrasi oleh Mursal Buyung
Opini

Ijazah Pendidikan Tinggi: Bisa Menjadi Baik, Bisa Menjadi Buruk

“Kehidupan adalah 10% apa yang terjadi pada Anda dan 90% adalah bagaimana Anda meresponsnya.” -Lou Holtz- ___ “Di mana kuliah? ...

August 27, 2019
Esai

Selamatkan Pendidikan Anak-Anak Desa Terpencil di Bangli

Esai ini meraih Juara 1 dalam  Lomba Esai Kategori Umum Menyongsong HUT ke-36 Peradah Indonesia dan HUT ke-816 Kota Bangli ...

February 24, 2020
Foto: Mursal Buyung
Opini

Siwaratri: Puncak Kesadaran “Pemburu Pengetahuan” terhadap Intisari Pengetahuan

SEBAGAI seorang pemburu sato (binatang), suatu hari Lubdaka kembali hendak berburu ke tengah hutan. Ia berangkat menuju arah  kaja kangin ...

February 2, 2018
Esai

Raja Fiktif di Dunia Kedokteran

Sekitar sebulan lalu, sepasang suami istri datang berkonsultasi ke ruang praktek saya di poliklinik penyakit dalam, RSU Kerthausada, Singaraja. Keduanya ...

January 25, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Suasana upacara ngusaba kadasa di Desa Kedisan, kintamani, Bangli
Khas

“Ngusaba Kadasa” ala Desa Kedisan | Dimulai Yang Muda, Diselesaikan Yang Muda

by IG Mardi Yasa
April 10, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Gde Suardana
Opini

Tatkala Pandemi, (Bali) Jangan Berhenti Menggelar Ritual Seni dan Budaya

by Gde Suardana
April 10, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (163) Dongeng (13) Esai (1455) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (11) Khas (352) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (342)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In