25 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Belalang dalam proses makules [ganti kulit] di sebuah pohon di halaman rumah [Foto Mas Ruscitadewi]

Belalang dalam proses makules [ganti kulit] di sebuah pohon di halaman rumah [Foto Mas Ruscitadewi]

Nyepi, Belajar pada Belalang “Makules”

Mas Ruscitadewi by Mas Ruscitadewi
March 11, 2020
in Esai
67
SHARES

Hari Raya Nyepi makin dekat,  persiapan perayaan Hari Raya Nyepi, terutama berkaitan dengan pangerupukan yang nanti disertai pengarakan/pawai ogoh-ogoh telah dilakukan sejak bulan Januari.

Diskusi, dan debatpun ramai dilakoni kalangan cerdik pandai. Makna Nyepi yang sepi jadi ramai oleh pendapat dan tulisan di media massa dan media sosial. Dalam sepi ternyata ada keramaian dan dalam keramaian tersisa rasa sepi.  Karena konon dari sepi, akan terlahir pikiran-pikiran cerdas dan bermanfaat.

Seperti halnya sepi yang diciptakan seekor belalang [balang sumbah (bahasa bali)] untuk melepaskan dirinya dari cangkang, untuk memulai kehidupan baru. Mungkin kita bisa belajar dari seekor belalang agar benar-benar bisa memaknai Hari Raya Nyepi, sebagai hari baru dengan kehidupan baru.

Belalang dan perayaan Nyepi memang tak bisa dipisahkan.  Dalam salah satu banten Tawur Kasanga dalam tradisi di Kesiman Denpasar, ada persembahan yang menggunakan belalang, keong sawah (kakul) dan lain-lain.  Tradisi ini membuat saya mengenal belalang di masa kecil.

Ingatan saya pada belalang masih terbawa sampai remaja dan dewasa,, walaupun binatang ini sangat jarang saya temukan di perkotaan.  Tapi kini,  sejak halaman rumah saya dipenuhi berbagai tanaman, belalang jadi biasa saya lihat,  bahkan banyak memberi pelajaran yang mencengangkan.

Bahwa belalang itu “makules” atau berganti kulit seperti halnya ular,  baru saya tahu. Yang belakangan saya ketahui adalah bahwa berbeda dengan ular, maupun kupu-kupu yang meninggalkan kulit atau kepompongnya, beberapa belalang saya lihat ternyata memakan kulitnya, sehingga kulit dan tubuh barunya yang tadinya berwarna hijau muda dan agak lembek menjadi menua dan mengeras.

Kemampuan belalang dengan mulus berganti kulit bagi saya sungguh sesuatu yang mengagumkan, menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tak terjawab, tentang bagaimana melepaskan badan tanpa rasa sakit yang sangat,  darimana proses itu bisa dimulai?

Mungkin lebih dari setahun pertanyaan itu tersimpan.  Kini menjelang perayaan Nyepi seekor belalang seperti memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya. Di hadapan saya dia seperti memperagakan sebuah proses melepaskan diri dari ikatan cangkangnya.  Kedua cangkang kakinya yang lurus mencengkram kuat ranting pohon, tubuhnya bergayut ke bawah.

Kedua tangan depannya dilepaskan, diputar ke ketiak, dicakupkan dan dipakai merobek cangkang punggungnya. Kepala dan seluruh bagiannya ditekuk,  ditarik ke belakang dikeluarkan semuanya termasuk kedua antena yang panjang dan lentur. Padang saat semua bagian kepala sudah berada di luar, kemudian dalam sikap tenang seperti tanpa bernafas, tubuh belalang meluncur ke bawah melepaskan sayap dan badannya.

Hanya kaki yang bergayut, yang bisa ditekuk dan diluruskan yang dilepaskan terakhir satu persatu dengan pelan. Sehingga akhirnya terlepas semuanya. Waoo,  sebuah pelajaran yang bermakna dan bermanfaat dalam usaha mendapatkan sepi di tengah hiruk pikuk kemelekatan. 

Sebagai manusia mungkin kita tidak bisa berganti kulit atau cangkang seperti belalang,  tapi kita mungkin bisa belajar dari belalang untuk mengganti atau melepaskan ikatan dalam kehidupan kita untuk meraih kehidupan baru. 

Dan Hari Raya Nyepi adalah sebuah momentun yang telah disediakan oleh leluhur Bali untuk mengupayakan kehidupan baru. Belajar dari belalang itu,  mungkin yang pertama harus kita lepaskan adalah mencari pijakan kaki yang kuat untuk bisa diam dan hening.  Merobek bagian bawah leher kita atau ujung tulang belakang yang menopang keangkuhan kita. Mengeluarkan kepala dengan semua bagiannya termasuk pikiran,  mata,  telinga,  hidung dan antena sebagai radar dan cara pandang. 

Setelah itu yang kita perlukan hanya kepasrahan untuk bisa meluncur ke luar dari semua ikatan. Dan, kaki,  langkah kaki yang menciptakan jejak juga harus kita lepaskan,  agar bisa benar-benar terbang menjalani kehidupan baru,  di hari yang baru. Rahajeng Hari Raya Nyepi. [T]

Tags: belalangfaunaHari Raya Nyepiserangga
Mas Ruscitadewi

Mas Ruscitadewi

Sastrawan, dramawan, pecinta anak-anak. Penggagas berbagai acara seni-budaya di Denpasar termasuk Bali Mandara Nawanatya yang digelar pada setiap akhir pecan selama setahun.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Sketsa Nyoman Wirata
Puisi

Puisi-puisi Alit S Rini | Aku dan Pertiwi, Percakapan di Depan Api

by Alit S Rini
January 23, 2021
Esai

Hargai Kehidupan dan Kematian Tak Meminta Perhatian

Kita takkan pernah tahu, kapan dan di mana hembusan nafas kita berakhir. Segalanya misteri abadi yang senantiasa disegani. Bahkan jika ...

October 5, 2020
Lukisan Nyoman Erawan
Puisi

Rai Sri Artini# Cara Mengenangmu, Pohon Puisi, Sungai di Belakang Rumah

SABDA PALON /1/ Udara malam berdesir Membelai perut buncitmu Sepotong cahaya lahir Seusai ketuban pecah dari rahim mulut Selarik kidung ...

February 2, 2018
Lukisan Komang Astiari
Cerpen

Papasangan

Cerpen I Wayan Kerti Bau harum menyeruak seisi kamar. Aroma wewangian serasa menusuk hidung. Suasana mistis terasa kental, menyemburatkan suasana ...

October 13, 2019
Khas

Dalang Banyuning # Melacak Jejak Sejarah Seni Rupa dari Museum Buleleng [1]

Saya teringat dengan kata salah seorang sahabat yang ahli di bidang aksara tentang permuseuman bahwa "museum adalah cerminan bangsa" sambil ...

January 19, 2020
Tan Lioe Ie, Raudal Tanjung Banua, dan Wayan Jengki Sunarta (Foto-foto diambil dari facebook)
Esai

Drama Gong Raudal, Jengki, & Yoki #Seri Nostalgia Sastrawan Sanggar Minum Kopi

Hari itu saya tahu ada  anak baru mampir di SMK, dari Padang, negeri yang sering saya  dengar setelah Gus Tf ...

June 2, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Pemandangan alam di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. [Foto oleh Made Swisen]
Khas

“Uba ngamah ko?” | Mari Belajar Bahasa Pedawa

by tatkala
January 22, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Ilustrasi tatkala.co [diolah dari sumber gambar di Google]
Esai

Skenario Besar di Balik Tambahan Lirik Lagu “Bintang Kecil” di Bali | Meli tipat sing ada dagang

by Gede Gita Wiastra
January 24, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (150) Dongeng (10) Esai (1356) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (310) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (97) Ulasan (329)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In