25 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Peristiwa
Musikalisasi Puisi anak-anak Dari Utara, SMAN 1 Sukasada di acara Senang-senang Akhir Tahun Komunitas Mahima

Musikalisasi Puisi anak-anak Dari Utara, SMAN 1 Sukasada di acara Senang-senang Akhir Tahun Komunitas Mahima

Senang-Senang di Rumah Mahima: Puisi dan Hal-hal Lain yang Begitu Menyenangkan…

Dian Ayu by Dian Ayu
December 22, 2019
in Peristiwa
67
SHARES

Komunitas Mahima telah banyak meraih penghargaan sastra, baik itu dalam bidang penulisan cerita, musikalisasi puisi, dan banyak hal lain lagi. Seperti yang disampaikan Made Adnyana Ole dalam pembukaannya dalam acara “Senang-Senang Akhir Tahun 2019” yang berlangsung di Rumah Mahima, kemarin [20/12/19].

Acara ini semacam syukuran atas banyak penghargaan yang telah diterima oleh Komunitas Mahima, yang tentu saja digagas oleh Made Adnyana Ole serta Sonia Piscayanti, dengan mendatangkan Kelompok Nol Derajat, Sembilan Pohon, Dari Utara, serta Komunitas Mahima sendiri untuk Parade Musikalisasi Puisi.

Dipimpin oleh Anggara Surya, Parade Musikalisasi ini dimulai oleh Penampilan dari Kelompok Nol Derajat. Pada kesempatan ini, Kelompok Nol Derajat yang terdiri dari Mila, Tantri juga Arik membawakan  dua buah musikalisasi puisi yakni puisi berjudul “Nyanyian Hutan” karya Ajanudin Tiffani, juga “Interior Danau” karya Made Adnyana Ole.

Di musikalisasi pertama, di petikan gitar pertama juga, saya seperti diajak melayang ke dalam sebuah misteri hutan yang lembab, sepi, tapi berngaung berbarengan juga mengisi pikiran saya. Seolah saya sedang menikmati suasana hutan yang mencekam, namun juga damai dalam lantunan musik yang ditampilkan.  

Tak kalah menariknya, di musikalisasi puisi kedua yang berjudul “Interior Danau” milik Made Adnyana Ole, suasana hati saya langsung dibanting, juga ditenggelamkan dalam sebuah lantunan sejuk, persis seperti bayangan saya akan suasana dari judul puisi ini. Keindahan perasaan jatuh cinta sangat saya rasakan dalam puisi ini, ditambah lagi dengan melodi yang begitu pas, sungguh membuat saya juga ingin segera merasakan rasa jatuh cinta seperti itu. Hahaha.

Selanjutnya penampilan Kelompok Dari Utara, SMA N 1 Sukasada. Dibina oleh Rahartri Ningrat,  penampilan mereka sungguh memukau. Memadukan beberapa alat musik termasuk suling, benar-benar membuat hati saya sejuk. Dengan membawakan dua buah puisi yang berjudul “Di bawah Pohon Ketapang” karya Wayan Eka Baskhara, juga puisi “Mekenyem” karya Luh Swita Utami, saya menemukan banyak kemanisan, entah dari alunan melodi, pembacaan puisi, juga pembagian suara penyanyinya. Melodi yang begitu mengalir, ringan, dan penuh keremajaan juga membuat saya tak henti-hentinya manggut-manggut sambil “mekenyem” sendiri.

Setelah penampilan Dari Utara, dilanjutkan dengan selingan pembacaan puisi yang dibacakan oleh saya sendiri.  Benar-benar kaget sebetulnya karena ditunjuk secara mendadak oleh Anggara Surya dan Agus Wiratama. Untung saja, baca puisi adalah salah satu hal favorit saya, akhirnya saya pun membawakan dua buah karya menakjubkan milik Made Adnyana Ole yang berjudul “Kiasan Diri” serta “Perempuan di Tepi Buyan”.

Penampilan selanjutnya adalah dari Sembilan Pohon, yang berasal dari SMA Negeri Bali Mandara. Memang, bila sudah siswa-siswi Smanbara yang menampilkan sesuatu, pasti tak akan pernah gagal untuk membuat saya terpukau. Membawakan dua buah musikalisasi puisi juga, yang berjudul “Dewi Padi” milik Made Adnyana Ole, serta “Lawat”.

Perpaduan melodi antar piano, suling, juga kajon sangat memberikan kesan muda. Didukung juga dengan pembacaan puisi yang tegas, membuat penampilan mereka begitu mengalir. Mereka juga membuat suasana yang mencekam dari musikalisasi ke-duanya, yang mana cukup mampu membuat saya tegang selama penampilannya. Tak luput, pembagian suara penyanyi yang begitu epik, sangat membuat saya nyaman.


Made Adnyana Ole baca puisi

Dilanjutkan lagi oleh penampilan dari Komunitas Mahima, yang mana pada kali ini dibawakan oleh Gek Santi, Satria Aditya, Juga Rahartri Ningrat, dengan membawakan musikalisasi puisi milik Made Adnyana Ole juga yang berjudul “Dewi Padi”. Kelembutan dari aransemen yang diberikan masih tetap saya rasakan sama, seperti penampilan di Festival Bali Jani sebelumnya. Tetap memukau. Walau sudah beberapa kali saya dengarkan.

Acara selanjutnya adalah Open Mic bagi semua undangan untuk unjuk kebolehan seperti bernyanyi, ataupun berpuisi. Hampir semua  undangan menunjukan eksistensinya seperti Juli Sastrawan, Jong Santiasa Putu Putra, Putu Supartika, Agus Wiratama dan lainnya lagi, termasuk juga Made Adnyana Ole sendiri.

Kebersamaan untuk bersenang-senang untuk mengakhiri tahun ini memang begitu saya rasakan. Bernyanyi sambil berjoget bersama, makan bersama dengan menu yang begitu nikmat seperti lawar, jukut ares, ayam panggang, sambel matah, dan masih banyak lagi, termasuk ngobrol juga saling sharing, sangat membuat saya betah berlama-lama di acara ini.

Ditambah lagi, saya dan teman-teman lainnya diberikan untuk memilih buku sesuka hati untuk kami. Tak mau melewatkan kesempatan emas ini, saya pun meminta buku-buku kumpulan cerpen seperti “Lelaki Kantong Sperma” milik Juli Sastrawan, “Cara Mengiris Daging Koruptor” milik Putu Supartika, dan satu lagi “Bintang Berpijar” dari IGA Emma Suryani. Mantap, sungguh mantap. Terimakasih Pak Ole. Maaf juga karena saya meminta buku begitu banyak. Hehehehe… [T]

Tags: Komunitas Mahimamusikalisasi puisiPuisi
Dian Ayu

Dian Ayu

Lahir di Singaraja, 22 Juni 2000 dan sedang menempuh pendidikan di Undiksha Singaraja dengan prodi Manajemen. Kini aktif di Teater Kampus Seribu Jendela

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Sketsa Nyoman Wirata
Puisi

Puisi-puisi Alit S Rini | Aku dan Pertiwi, Percakapan di Depan Api

by Alit S Rini
January 23, 2021
Ilustrasi: Dek Omo
Opini

Bercerai Kawin Lagi — Bacaan Orang Dewasa

Menikah itu sulit, tapi bercerai ternyata jauh lebih sulit. Saat mau menikah, yang penting hanya sedikit kemantapan hati, komitmen untuk ...

February 2, 2018
Balaganjur di Festival Payangan 2018
Khas

Menjaga Alam dengan Dharma di Festival Payangan

PAYANGAN dekat dengan Ubud, sama-sama di Kabupaten Gianyar. Payangan bisa dibilang kalah pamor dengan Ubud, terutama untuk urusan pariwisata. Namun ...

October 31, 2018
Ulasan

Tubuh Ulang Alik Jong Menuju Puisi

Datanglah ke warung makan Men Brayut, Denpasar pukul 10.00 wita. Masuklah. Cari lelaki tambun, baju kaos, celana pendek, dengan rambut ...

June 19, 2020
Lukisan karya Hardiman dalam pameran seni rupa di Undiksha Singaraja, 27 Novemver hingga 11 Desember 2019
Ulasan

Lihatlah, Nikmatilah, Itu Saja! – Catatan Pameran Seni Rupa Dosen Undiksha Singaraja

BACA JUGA: Cara Dosen Merespons Kondisi Kekinian – Catatan Pameran Seni Rupa Dosen Undiksha Ditanya soal seni, saya memang awam. ...

November 28, 2019
Esai

Muka Gua

Judul itu bukan bahasa gahol ala-ala. Muka itu wajah, gua itu goa. Artinya wajah yang terlihat seperti goa. Pastinya wajah ...

February 19, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Pemandangan alam di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. [Foto oleh Made Swisen]
Khas

“Uba ngamah ko?” | Mari Belajar Bahasa Pedawa

by tatkala
January 22, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Ilustrasi tatkala.co [diolah dari sumber gambar di Google]
Esai

Skenario Besar di Balik Tambahan Lirik Lagu “Bintang Kecil” di Bali | Meli tipat sing ada dagang

by Gede Gita Wiastra
January 24, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (150) Dongeng (10) Esai (1356) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (310) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (97) Ulasan (329)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In