24 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Pemulis bersama teman yang baru diwisuda

Pemulis bersama teman yang baru diwisuda

Skripsi itu Cinta dan Dendam, Kami itu Manusia

Putu Nata Kusuma by Putu Nata Kusuma
October 14, 2019
in Esai
67
SHARES

Aku baru saja selesai melaksanakan sidang skripsiku bulan lalu. Bahagia rasanya. Apa yang kunanti selama hampir 7 bulan, kini sudah berhasil aku raih. Perjalananku tentunya tak mudah dan setiap orang punya kualitas perjalanan dan standarnya masing-masing.

Pasca sidang skripsi tempo waktu, aku mengilhami satu hal. Skripsi mampu melahirkan sebuah jenis emosi pada mahasiswa; cinta atau dendam. Dalam kisah perjalananku, aku bersyukur dengan segala kerumitan yang aku temui, aku masih bisa terlahir sebagai orang dengan perspektif cinta di dalamnya.

Amanat positif dari dosen pembimbing yang kerap menghujaniku membuatku subur akan pandangan-pandangan baru. Puluhan kata-kata bijak terangkai begitu rapi dalam benak. Siap rasanya bagiku untuk membagikannya kepada teman-teman agar setidaknya mereka bisa memiliki emosi yang sama sepertiku.

Namun tak semua bisa diangankan senaif itu. Nyatanya, apa yang kupikirkan hanya mampu menyentuh mereka yang sefrekuensi dengan emosiku. Orang-orang yang terlahir dengan emosi cinta di dalamnya. Iya, hanya merekalah yang bisa kugapai dengan kata-kata bijakku. Selebihnya, ialah mereka yang terlahir dengan perspektif dendam dalam dirinya.

Memang, sejauh perjalanan skripsiku hingga ke titik ini, telah banyak cerita yang aku dengarkan. Cerita-cerita dengan banyak varian perjuangan di dalamnya. Ketika aku mendengar beberapa di antara semua itu aku merefleksi diriku “ternyata ada juga ya yang seperti ini”.

Seketika aku ingin berdalih mendengar cerita lain dan mengabaikannya. Namun telinga ini sudah terlanjur mendengar apa yang aku rasa itu memang layak didengar tak hanya olehku, namun oleh mereka yang kini juga sedang dalam fase berjuang.  Pahit, getir, murka rasanya mendengar cerita-cerita itu. Aku tahu, sebuah cerita memang harus didengarkan dari 2 sudut pandang agar teruji kebenarannya. Akan tetapi, melihat bagaimana raut wajah mereka ketika bercerita, nada bicara yang berapi-api diikuti tawa kecut yang terselip diantara tutur mereka, aku percaya bahwa yang mereka lisankan adalah apa yang kata hati mereka ingin sampaikan.

Sebut saja Ucup, salah 1 teman yang terlahir dengan emosi dendam di dalamnya dikarenakan skripsi. Skripsi yang ditelantarkan oleh dosen, janjian yang kerap dibatalkan dan atau diundur yang tetap saja berujung pada dibatalkan, pesan yang tak kunjung diberi kepastian kapan sekiranya ia bisa melakukan bimbingan dan metode bimbingan yang justru semakin membuat dirinya merasa disulitkan.

Tentu ini sangatlah subjektif, namun Ucup tidaklah sendirian. Ucup bersama beberapa temannya pun merasakan hal yang sama. Beberapa kali Ucup sempat berpikir untuk meninggalkan tanggung jawabnya dan lebih memilih untuk bekerja saja. “Kebih baik mengerjakan hal yang pasti daripada yang tak pasti,” katanya.

Kemudian aku berpikir, apakah kata “semangat” dariku mampu mengubah pilihannya? Tentu saja sulit bahkan tidak mungkin. Seperti yang tlah kukatakan diawal bahwasannya setiap orang punya kualitas perjalanan dan standar nya masing-masing. Terlalu mudah rasanya jika semua bisa diselesaikan dengan kata “semangat” dari orang-orang yang mungkin bagi mereka, kita tak memiliki peran penting dalam penulisan skripsi mereka.

Sekuat-kuatnya kita sebagai “supporting system” seseorang, nyatanya kita tetaplah “supporter”. Sedangkan mereka, orang-orang yang sedang memelihara bibit-bibit dendam itu, mereka butuh bantuan dari “main system” mereka yakni diri mereka dan tentu dosen pembimbing mereka. Ketika “main system” malah membuat mereka down, lantas kepada siapa lagi mereka harus mengadu?.

Ucok, teman lain yang ceritanya sudah kudengarkan. Setiap hari Ucok bolak balik dari rumahnya menuju kampus yang jarak tempuhnya sekitar 2 jam. Iya, hanya untuk menyelesaikan urusan skripsi pasca ia sidang. Maklum, masa kostnya sudah habis dan ia sungkan untuk menginap di kost temannya yang lain.

Alhasil, bolak-balik tiap hari tanpa kepastian adalah pilihan terbaik yang bisa ia jalani saat ini. Lantas, apakah kata “jalanin aja” dariku mampu menopang optimisnya? Kurasa tidak.

Lelah fisik dan mentalnya tak sanggup aku pahami. Aku yang berlimpah dengan rasa cinta tak akan bisa menyentuk teman-temanku yang lahir bersama dendam dalam dada mereka. Mungkin benar apa yang dikatakan Arthur dalam film Joker, “penjahat adalah orang baik yang disakiti”.

Aku dan teman-temanku datang ibarat kertas putih yang siap untuk diisi dengan jutaan pengetahuan serta perasaan dari dosen kami tentang bagaimana cara mereka mendidik, membimbing kami dalam menuntaskan skripsi ini. Namun kami tak bisa terlahir sebagai kertas yang sama, kertas yang dipenuhi cinta. Beberapa harus rela dirinya memiliki dendam yang berkecamuk tentang skripsi dan dosen mereka sendiri.

Jikalau sudah begini, entah kita terlahir dengan cinta ataupun dendam, tetap menjadi manusia adalah apa yang bisa kita lakukan. Iya, manusia. Menangis dikala sedih, marah dikala kecewa, tertawa dikala bahagia. Manusia yang tetap bangkit dikala sulit, menolong dikala melihat ada yang kesulitan, berterimakasih kepada yang menolong dan memaafkan mereka yang salah.

Terlepas dari perlakuan orang lain kepada kita, tentang betapa berpengaruh nya mereka dalam jalan hidup kita, hidup yang kita jalani tetaplah tanggung jawab pribadi kita. Kita lah yang menentukan kemana kaki ini akan melangkah, baik atau buruk kedepannya. Teruntuk teman-teman yang sudah terlanjur bergelut dengan dendam di hati kalian, tak apa.

Lepaskanlah dendam itu kini. Marah dan menangislah kalian sekarang. Tak usah dipendam lagi, agar tak bahaya bagi tubuhmu. Diantara isak tangis kalian, selipkanlah kata-kata ini “Aku adalah manusia biasa yang sering berbuat salah. Aku adalah manusia biasa yang sudah sewajarnya belajar dari kesalahan”. Tetaplah jadi manusia, tetaplah berperasaan. Kalian layak bahagia! [T]

Tags: kampusmahasiswaSkripsi
Putu Nata Kusuma

Putu Nata Kusuma

Putu Nata Kusuma, S.Pd., Mahasiswa S2 Pascasarjana Program Ilmu Manajemen Undiksha. Hobi: menulis, menyanyi, membuat video, dan mencintai diam-diam.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Sketsa Nyoman Wirata
Puisi

Puisi-puisi Alit S Rini | Aku dan Pertiwi, Percakapan di Depan Api

by Alit S Rini
January 23, 2021
Warga banjar/warga subak membangun Rubuha, Rumah Burung Hantu (Foto: IG Made Jonita)
Esai

Pendidikan Ekologi yang Relevan untuk Bali

Gubernur Bali mengemukakan dua puluh dua misi Provinsi Bali. Misi nomor 4 pembangunan Bali tahun 2018-2028 adalah tersediannya pendidikan yang ...

February 24, 2020
Khas

Catatan Awal Tahun Teater Kalangan: Diri Sebagai Ulat dan Memorinya

Membayangkan diri, melihat kembali diri setahun yang lalu. Untuk mengukur sudah seberapa jauh tubuh ini berjalan. Menua melewati proses. Hidup ...

January 17, 2020
Foto-foto Nyoman Gde Suardana
Esai

Sekilas “Membaca” Arsitektur Kota Singaraja

Pada setiap 30 Maret merupakan hari ulang tahun Kota Singaraja. Sehubungan dengan hal itu, apa saja yang bisa disimak tentang ...

March 29, 2020
Foto: koleksi penulis
Esai

Meninggal saat Ceng Beng itu Berkah – Cerita Engkong tentang Hidup Setelah Mati

SAYA seorang warga keturunan, ketururnan Bali sekaligus keturunan Tionghoa. Dalam diri saya mengalir darah Tionghoa dari leluhur Tionghoa dan darah ...

February 2, 2018
Danau Tamblingan (Foto: FB/Sosiawan Putu)
Esai

Danau Tamblingan jadi Sumber Air Minum? Mari Belajar Bhakti dari Petani di Masa Lampau

Danau Tamblingan merupakan anugerah Dewata yang telah memberikan kehidupan bagi sebagian masyarakat Bali. Sejak masa lampau rembesan air Danau Tamblingan ...

March 5, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Pemandangan alam di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. [Foto oleh Made Swisen]
Khas

“Uba ngamah ko?” | Mari Belajar Bahasa Pedawa

by tatkala
January 22, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Ni Nyoman Sri Supadmi
Esai

Teknologi Berkembang, Budaya Bali Tetap Lestari

by Suara Perubahan
January 23, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (150) Dongeng (10) Esai (1355) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (310) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (97) Ulasan (328)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In